Bima sama Alvaro lagi di kantin, duduk di satu kursi panjang yang dihadapannya meja panjang dan dua mangkok baso.
Bima yang lagi duduk dihadapan Alvaro itu mengernyit heran.
Si Alvaro dari tadi bukannya makan malah ngeliatin sesuatu.
Bima melihat apa yang Alvaro lihat, lalu menyipitkan mata melihat 4 orang yang lagi makan di satu meja kantin.
Yaitu para anggota OSIS, dan yang pasti ada si Rio.
Bima mengangguk mengerti,"marahan lo bro?"
Alvaro berdecak lalu menatap Bima,"lu udah gak nemu kan berita tentang bokapnya Rio?"
Bima berfikir sebentar lalu mengangguk,"udah gak ada si, kek nya udah ilang juga."
Bima tahu berita itu juga, yang beberapa hari yang lalu sempat memanas di karangan netizen.
Alvaro mengangguk,"bokapnya Rio nyuruh Rio jangan deket-deket sama gua."
Bima memakan baso nya dulu lalu mengangguk lagi,"kenapa?"
"Ceritanya panjang, gua harus gimana?"
"Mana bapaknya ngancem kalo Rio deket-deket sama gua bakal di bawa ke luar negeri."
"Kan goblok, bapaknya yang punya masalah malah pacar gua yang kena imbasnya." Varo mengusap wajahnya kasar.
Matanya kembali menatap meja yang dimana ada Rio, dan itu Rio juga menatapnya membuat keduanya kontak mata sebelum Rio mengalihkan pandangannya.
Varo senyum tipis,"gua harus gimana bro?"
Bima ngangkat bahu acuh,"kata gua si lu harus ngomong sama bokapnya Rio dulu."
"Ngomong apa?"
"Ck, coba jelasin dulu apa masalahnya geblek."
Alvaro menceritakan semuanya dari awal, awal dia punya ide buat bikin berita kayak gitu, sampe jadi seperti sekarang. Dan Bima hanya mendengarkannya dalam diam.
Varo menarik nafas panjang setelah dia berbicara panjang lebar, meminum es teh manis nya dulu,"begitu."
Bima mengangguk mengerti,"lagian lu sok bikin kek gituan."
Alvaro menggaruk kepalanya,"ya.. pikiran gua kan langsung kepikir ke situ, jadi.. ya kayak gini."
"Lo harus temuin bokapnya Rio dulu, tapi jangan sekarang, tunggu beberapa hari kedepan dulu."
Dahi Alvaro mengerut,"kenapa?"
"Ya.. biar bokapnya Rio tau kalo Anaknya gak bandel."
Tak!
"Anjing!" Bima meringis saat sendok besi itu terlempar dan mengenai jidatnya.
Alvaro sang pelaku cuma rolling eyes,"gak ada kaitannya dongo."
"Ya terserah lah, kata gue nih ya, lu bener-bener buat jauh dulu sama Rio."
╏ ” ⊚ ͟ʖ ⊚ ” ╏
Rio diam melipat kedua tangannya diatas meja kantin, dia hanya diam sambil menatap makanan yang ia pesan.
Senja yang duduk disebelah Rio itu menatap lelaki manis,"gak dimakan?"
Rio menoleh lalu menggeleng.
"Makan, udah dibeli juga."
"Gak mood."
"Makan dulu dikit juga gak papa, lu belum makan dari tadi." Sambung Dafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] ⁽⁽ଘALVAROଓ⁾⁾[END]
Historia Corta[SEKUEL DARI 'MAS AKSA'] ❝Lo milik gua gak ada yang boleh ngedeketin lo siapapun orang nya.❞-Alvaro satria Pratama. Yang satu goblok nya gak ketulungan. Yang satunya tsundere gak ketulungan. Alvaro siswa pindahan, yang dikeluarkan dari sekolah laman...