19. Sebuah Peringatan Aneh

80 19 13
                                    

Kelas hari itu selesai lebih cepat 15 menit, sehingga Seungmin dapat segera keluar untuk mengambil berkas yang tertinggal di apartemen Heejin setelah semalam bermalam di sana. Hanya tidur ... dan ciuman, entahlah. Lelaki itu hanya sedang berusaha untuk memenangkan perempuan itu dalam hatinya, menjauhkan Yeji jauh-jauh karena dia sudah terlalu lelah berharap. Atau sebenarnya dia yang takut untuk membenarkan Yeji yang akhir-akhir ini sepertinya cukup sering memperhatikan Seungmin, baik itu di kelas ataupun saat cowok itu sedang makan di kantin bersama ketiga sahabatnya dan Yeji ada di sana bersama Lia dan Chaewon. Cowok itu menggeleng cepat, menatap Heejin yang tersenyum memberikan beberapa lembar proposal untuk kegiatan orientasi mahasiswa baru dua bulan lagi.

"Kamu mau makan dulu? Kita makan—"

"Mian, tapi Sanha udah nunggu di ruang BEM," ucap cowok itu, sebelum sadar bahwa kali ini dia tidak bisa makan bersama kekasihnya, membuat Heejin berubah murung. Seungmin mendekat dan memberi ciuman singkat pada pipi perempuan itu, lantas berkata. "Besok, ya? Aku janji."

Heejin mengangguk. "Kamu semangat, jangan lupa istirahat! Aku gak mau kamu demam kayak minggu lalu."

"Iyaa."

"Aku serius loh, Kim Seungmin."

Seungmin tergelak, perempuan ini sangat menggemaskan. "Aku juga serius, Jeon Heejin," cowok itu mengusap puncak kepala Heejin untuk berpamitan sekali lagi, sebelum berlari kecil menuju ruangan BEM yang ada di gedung kemahasiswaan, untuk ruangan TU fakultas, ruangan dosen sampai ruangan organisasi mahasiswa itu.

Langkah cowok itu lebar dan gesit, sesekali menyapa beberapa temannya yang memanggil, atau juniornya yang dia kenal lewat BEM, hingga matanya menangkap potret pria yang sudah dua hari tidak muncul di depannya saat ada Yeji di samping Seungmin. Bukannya Seungmin mencari Yeonjun, namun cowok itu memang selalu mendekati Yeji dan di sana Seungmin selalu menyaksikannya.

Hingga membuat keputusan tidak bertanggung jawab ini.

Ia mencoba mengabaikan Yeonjun yang saat itu tengah mengobrol dengan dua temannya, sebelum cowok itu yang malah menahan Seungmin. Membuat pria Kim itu mendelik.

"Apa lagi, sunbae?"

Ia mencari seseorang di belakang Seungmin, meskipun tahu bahwa cowok itu tidak sedang bersama siapa-siapa sekarang. "Nggak sama Yeji, ya? Padahal mau ngajak makan bareng lagi," ucapnya santai. Memberi ruang pada Seungmin untuk dapat melanjutkan perjalanannya, namun sepertinya Yeonjun memang berniat mengulur waktu.

"Lo udah gak peduli sama Yeji, Kim Seungmin?"

Mendengar pertanyaan itu, langkah Seungmin berhenti. Cowok itu menoleh cepat. "Masih," katanya, sebelum melanjutkan dengan nada lirih. "Sebagai teman."

"Oh, iya. Punya pacar, ya, sekarang," cowok itu berkomentar, berdiri di samping pria Kim itu lantas berbisik. "Kalo gue nembak Yeji, berarti gak apa, apa, kan?"

Seungmin mendelik. "Itu bukan urusan gue. Itu urusan Yeji."

"Okay," lelaki itu tergelak pelan. "Gue besok bakal jadiin Yeji milik gue," ia kembali berujar, dengan nada berbisik dan tersirat peringatan membuat lelaki Kim itu mengatupkan bibirnya. Kedua tangannya terkepal.

Kenapa dia marah? Dia yang berkata ingin melupakan perempuan itu. Berpaling pada Heejin demi patah hatinya yang tidak kunjung usai.

"Silakan," Seungmin melepaskan diri dari rangkulan cowok itu. Menatap dengan jengkel. "Itu bukan urusan gue."

friend to loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang