1. Kejadian di Hari Ujian

422 49 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi itu, seperti hari-hari biasanya. Gadis bermarga Hwang tersebut datang ke kampus dengan menaiki bus di tengah kesibukan kota Seoul. Matahari pagi pukul 8 terasa hangat menyentuh kulit tangannya yang terbuka. Hari ini dia memang memakai kaus berlengan pendek beserta celana levis biru yang agak longgar. Hari ini merupakan hari terakhir ujian tengah semester di kampus, dan Yeji datang terlalu pagi hanya untuk meminta seorang untuk mengajarkan materi yang menjadi ujian hari ini.

Dia memencet bel untuk memberhentikan bus sebelum turun bersamaan dengan mahasiswa lain. Dengan rambut yang tergerai, sapuan pelan angin sedikit membawa rambutnya. Membuat gadis itu jadi lebih menarik untuk diperhatikan. Bagaimana tidak jika dia merupakan salah satu mahasiswi cantik di kampus dan banyak sekali laki-laki yang suka menggodanya hingga mendekatinya. Tetapi sayang, gadis Hwang tersebut hanya mencintai satu laki-laki yang sangat jauh dari jangkauannya.

Hingga dia sendiri tidak sadar ada laki-laki lain yang selalu berada di sampingnya. Kapan pun dan di mana pun.

"Seungmin!" panggil gadis itu saat menemukan sosok cowok yang hari ini memakai kacamata berbingkai hitamnya bersama dengan sebuah buku yang terbuka. Seungmin bukan tipe laki-laki kutu buku yang doyan belajar, dia hanya lelaki biasa yang akan belajar saat telah mendekati ujian. Namun anehnya, sosok ini termasuk mahasiswa pintar meskipun belajarnya tidak serajin itu. Makanya Yeji sangat bersyukur Seungmin telah menjadi temannya sejak semester 1 kuliah.

"Lo udah dari tadi, ya?" tanya gadis itu sembari mengeluarkan bindernya serta sebuah pulpen. Dia menatap lelaki bersurai hitam di depannya sembari menyengir lebar. "Sorry, tadi gue agak telat gitu bangunnya," ucap gadis itu pada Seungmin yang hanya menatapnya datar.

Cowok itu mendengkus. "Makanya kurangin ke barnya!"

"Hidup itu harus dinikmati dengan baik, Kim Seungmin," Yeji mengambil sebuah sandwich yang sengaja dia beli sebelum menaiki bus di minimarket dekat apartemennya. "Nih, sandwich strawberry kesukaan Seungmin yang manis dan tampan," dia meletakkan sandwich yang masih tersegel itu pada Seungmin yang amarahnya mulai mencari. Bagaimana pun, Yeji juga tahu bahwa Seungmin tidak akan bisa marah terlalu lama padanya. Lelaki Kim ini tidak akan pernah bisa.

Seungmin mengambilnya. "Hm, thank's. Udah lah, ayo belajar. Gue tahu semalam lo abis nge bar lagi bareng anak-anak, kan?" lantas pria Kim tersebut mulai mengajarkan Yeji tentang materi-materi yang mungkin akan keluar dari soal yang dia miliki--hasil dari meminta pada kakak tingkat di klub fotografinya yang juga merupakan mahasiswa jurusan Sosiologi.

Dengan semangat yang kembali membara, Yeji memperhatikan Seungmin penuh keseriusan. Tidak menyadari bagaimana lelaki di depannya ini terus menerus berusaha untuk tidak menatap si gadis dengan detak jantung yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

Kim Seungmin tahu, bahwa Yeji tidak akan pernah menyadari dirinya sebagai sosok laki-laki. Dia hanyalah sosok sahabat, tempat berkeluh kesah, tempat untuk berbagi materi, tempat untuk bersandar bila tidak ada orang lain lagi yang dapat menjadi tempatnya bersandar.

friend to loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang