8. Nyatanya Dia Terlihat Bahagia (atau Tidak)

108 19 1
                                    

Setelah malam itu, Seungmin tidak tahu bagaimana caranya bertemu Yeji dengan menutup mulut soal senior mereka yang belum dua minggu sudah berganti kekasih. Kali ini terbilang cepat, dan itu sempat membuat Seungmin sangsi dan ingin marah. Tetapi apa alasan Seungmin marah? Kenapa dia harus marah padahal urusan nya dengan Yeonjun sebatas perasaan pribadi yang tidak pernah terobati. Cowok itu turun dari mobilnya dan tak sengaja bersitatap dengan lelaki yang sejak semalam membuat Seungmin jadi memikirkan Yeji lebih sering akibat kekhawatiran berlebihannya.

Lelaki itu, Yeonjun, tersenyum simpul seraya menyapa. "Oh, Seungmin. Nanti lo ikut rapat, kan? Lo wakil ketua angkatan nggak, sih?" pria itu bertanya sambil menebak-tebak.

Seungmin hanya mengangguk. "Iya. Duluan, ya, sunbae."

"Eit, bentar!" Yeonjun menahannya sambil memegang tali tas Seungmin yang tidak tersampir di bahunya. Lelaki itu tersenyum kecil. "Semalem lo sama cewek lain. Yeji emang kemana? Kalian putus?" sunbae-nya itu seakan-akan tak menyadari raut wajah Seungmin yang sudah semerah cabai, pun tak menggubris meskipun Seungmin menepis tangan Yeonjun dengan kasar.

"Kayaknya itu bukan urusan sunbae," balasnya, kembali berpamitan dengan sopan. Terlebih salah satu sunbae-nya yang lain kalau tidak salah bernama Changbin datang mendekati temannya, Yeonjun, membuat nyali Seungmin untuk semakin bertindak tidak sopan pun langsung cepat-cepat pergi dari parkiran mobil.

Langkahnya terburu-buru sampai suara Yeji pagi itu yang sejujurnya sama berisiknya dengan suara Kakaknya di rumah, Seungmin baru menoleh saat Yeji menarik hoodie abu-abu yang pagi ini dia pakai. Tersentak atas prilaku bar bar gadis itu yang seharusnya sudah biasa bagi Seungmin.

Yeji tersenyum ceria. "Halo, Kim Seungmin. Gimana kencan lo sama Heejin? Pasti bahagia, ya?" tebak gadis itu asal.

Seungmin tersenyum tanggung. "Ya, lumayan."

"Waw, Kim Seungmin. Kayaknya lo udah kepincut sama Heejin, ya?" gadis itu mendorong bahu Seungmin untuk meledek cowok bermata kecil tersebut.

"Nggak juga," Seungmin membalas sambil mengedikkan bahu. "Lo udah ngerjain paper Mr. Cho?" cowok itu langsug mengalihkan topik pada tugas paper yang dikasih oleh dosen mereka dan memang dikumpul setelah ujian tengah semester—tepatnya hari ini.

Melihat gadis itu terdiam dengan mata melotot seperti hampir keluar, Seungmin tertawa kecil dan mengeluarkan print out-nya dari dalam tas seraya melemparkannya pada Yeji. "Tuh, liat punya gue. Tapi jangan disalin, cukup liat aja temanya kayak apa. Awas lo," cowok itu memberi peringatan pada gadis manis bermata seperti kucing itu yang kini tersenyum lebar sambil terkekeh.

"You're my angle, Seungmin. Gomawo, pasti gue nggak bakal nyontek, kok. Untung bates ngumpulinnya jam 6 sore."

Mereka pun langsung bergabung dengan teman sekelas mereka di ruang 24 untuk memulai mata kuliah pagi ini dengan Profesor Han di depan sana yang sudah berdiri bersama tablet di tangannya dan layar monitor menampilkan power point materi pagi ini.

***

Setelah kelas selesai, Yeji segera menarik Seungmin keluar dari ruang kuliah mereka dan mengajak lelaki itu ke perpustakaan fakultas sebagai tempat paling umum untuk mahasiswa fakultas Sosial mengerjakan tugas mereka. Selain banyak buku referensi meskipun tak selengkap milik perpustakaan umum kampus, tempat ini juga memiliki sofa dan meja-meja untuk mengerjakan tugas beserta stop contact dan mesin minuman jika mahasiswa mereka butuh minuman. Lelaki itu duduk di atas karpet beludru hijau terang, sedang Yeji sudah berjalan ke deretan buku demi mencari buku referensi untuk menyelesaikan papernya dalam kurang lebih 2 jam dari sekarang.

friend to loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang