24. Permintaan Maaf dan Perpisahan

93 12 2
                                    

Kegiatan Ujian Akhir Semester sudah berjalan selama 2 hari, dan selama itu Hwang Yeji merasa bahwa Kim Seungmin berubah menjadi monster galak yang membantunya belajar lebih dari apa yang biasanya mereka lakukan. Kalau dulu, Yeji mungkin hanya meminta salinan catatan cowok itu untuk menjadi bagian sontekannya, atau untuk dia baca selama beberapa menit sebelum ujian dimulai. Tetapi sejak dua hari UAS, Hwang Yeji yang biasanya akan pulang pukul 10 malam dari perpustakaan. Kini bertahan sampai pukul 1 pagi hanya untuk belajar lebih keras lagi, meningkatkan IP-nya di semester 6 ini bersama Seungmin yang memberikan beberapa pengetahuan melalui catatan yang cowok itu punya. Lagi-lagi dia mengantuk. Sudah cukup belajar malam ini dan dia harus istirahat atau tidak sama sekali!

"Nih, kopi," Seungmin kembali dari minimarket bersama Han, menempelkan kopi kaleng dingin di pipi perempuan itu hingga membuat Yeji mendongak dari wajahnya yang sempat menempel di atas meja.

Yeji tersenyum, kedua bola matanya sudah menyipit sempurna karena terlalu ngantuk untuk lanjut belajar. Mungkin karena dia terlalu bodo amat soal kuliah dan hanya mengandalkan Salinan catatan Seungmin sebagai sontekannya pada saat ujian, gadis itu mulai merasa pengap. "Istirahat, ya?"

"Kita udahan aja," sahut Lia, menguap dari catatan yang sejak tadi. "Gue beneran udah capek, serius. Meskipun nilai semester 6 berpengaruh dengan masa depan gue buat semester 7, tapi tetap. Tidur paling utama," ucapnya setengah parau akibat terlalu ngantuk. Gadis itu sudah dua hari tidur hanya 2 sampai 3 jam. Dia cukup serius mengejar peningkatan IP tapi ternyata meningkatkan IP terlalu sulit, jadi lebih baik dia mempertahankannya saja.

Seungmin mengangguk pelan. "Oke. Udah jam setengah 1 juga. Rekor pulang lebih cepet," sahut cowok itu seraya membereskan kertas bindernya yang berantakan, menjadi Salinan untuk Chaewon yang selama 1 semester membiarkan bukunya diisi oleh coretan abstrak yang tak terbaca alih-alih tulisan Seungmin yang rapih.

"Lagian gue masih heran, catatan lo rapih dan dikit. Kok bisa?" Chaewon lagi-lagi bertanya, menyamakan langkah pendeknya pada lelaki Kim itu.

Seungmin melirik. "Ya, catat intinya aja."

"Tapi inti yang lo maksud tuh, apa? Kim Seungmin!" ia mengomel, berdecak sebal karena berbicara dengan cowok yang tampak santai tapi rajin itu jelas berbeda dengan dirinya si tong kosong nyaring bunyinya. Dia mendesah panjang. "Udahlah. Syukur-syukur kalo ngepas tiga. Tapi penginnya 3,1 kayak kemarin, sih.."

"Udah, udah, Daripada bahas IP mending buru-buru jalan ke parkiran, gue mau tidur!" Ryujin berjalan cepat menarik Hyunjin untuk buru-buru ke motornya. Gadis itu sebenarnya sudah sering begadang—bagaimana pun, sebagai anak Teknik yang bahkan pernah tidak tidur dalam menyelesaikan tugas perhitungannya, membuat perempuan itu cukup kebal begadang. Namun tetap saja, untuk urursan UAS, dia lebih suka tidur cepat alih-alih kembali mati-matian belajar sampai pagi di perpustakaan kampus. Mau dia belajar sampai mampus, mendapatkan IP 3 saja itu sudah lebih dari cukup baginya.

Anak Teknik dapat IP 3 merupakan prestasi yang sangat luar biasa, terlebih di kampusnya yang sulit mendapatkan nilai tinggi jika sudah masuk ke dalamnya.

Di mobil, Yeji kembali menyambungkan akun pemutar musiknya pada radio Seungmin, mulai mendengarkan lagu dari playlist perempuan itu dimana suara Taeyeon dengan lagunya berjudul Playlist mengisi ruang di antara mereka yang cukup dingin karena AC hangat. Mengingat bahwa sekarang sudah mulai memasuki musim dingin. "Nanti, pas wamil lo pasti kedingininan dong? Pasti capek," ucap Yeji pelan.

Seungmin fokus menyetir, tersenyum. "Ya, semua kegiatan mau di musim semi pun pasti capek. Hwang Yeji," balasnya, melirik sedikit ke arah perempuan itu. "Kenapa? Mau ikut?"

friend to loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang