20. Berhenti dan Kembali

83 19 25
                                    

Noted: Bagian ini mungkin agak sensitif, terlebih buat kalian yang pernah terjebak dalam hubungan satu arah ;) selamat membaca!

Setelah sarapan sebentar bersama Hyunjin karena cowok itu tiba-tiba menariknya ke toko sandwich, mereka membeli roti isi daging dan beberapa sayuran tersebut, memakannya dengan lahap dan Seungmin tidak bertanya kenapa Hyunjin ada di depan apartemennya saat pria Kim itu membuka pintu. Dia membiarkan lelaki Hwang itu mengunyah, sebelum makanannya habis dan minumannya dia sedot sampai tersisa beberapa bongkah es batu, lantas dia berkata.

"Lo emang brengsek," Hyunjin berdiri, membayar makanannya bersama Seungmin sebelum berjalan keluar diikuti pria Kim itu yang memasukkan kembali dompetnya ke dalam saku celana akibat dia baru saja ditraktir.

Bahkan setelah disebut brengsek sekalipun.

Seungmin melirik Hyunjin yang masuk ke dalam mobilnya, memasang seatbelt. "Gue emang brengsek, tapi ada apa lo bilang gitu sekarang?"

Lelaki berbibir tebal itu mendelik, jengkel. "Kim Seungmin, kenapa lo hebat banget?"

"Apaan sih, geli."

"Gue serius! Lo tahu kalo masa depan lo cerah kalo lo kasih tips gue buat menaklukan wanita," kemudian dia berhenti. "Anie, anie, Ryujin udah jadi cewek terakhir gue dan gue pengin nikah sama dia. Tapi lo," ia menunjuk sahabatnya, lantas mendengkus. "Beneran brengsek."

Pria Kim itu menggeleng tak paham, membiarkan Hyunjin berkomentar soal kemejanya yang kusut atau rambut hitamnya yang masih sedikit lepek karena dia baru keramas tadi pagi dan malas mengeringkannya. Mereka berhenti di parkiran mahasiswa Fisip, lantas cowok di sampingnya turun lebih dulu disusul Seungmin yang mengambil ranselnya di kursi belakang lantas mengenakannya sembari keluar dari mobil.

Dia menaikkan sebelah alisnya, menatap dua sahabatnya yang lain dimana Felix dan Han pagi ini ikutan aneh seperti Hyunjin.

Apa Seungmin melakukan kesalahan? Tapi apa?

"Parah lo, pabo," Han langsung mengomel. "Semalem cewek-cewek ribut ternyata."

Cowok itu berjalan mengikuti Felix yang diam saja, seakan sedang menimbang-timbang sebuah kalimat yang ingin pria Lee itu katakan.

Seungmin melirik Han. "Ribut kenapa? Cewek-cewek ... maksud lo Heejin dan teman, temannya?"

"Iyalah! Kumpulan cewek mana lagi yang deket sama kita," Han kembali mengomel, wajahnya sudah jengkel. "Sumpah ya Seungmin, gue sebenarnya udah santai aja pas lo mutusin buat pacaran sama Heejin. Artinya lo udah move on dari si Yeji. Tapi," ia berhenti.

Lantas Felix yang menjelaskan. "Tapi lo ternyata brengsek," ia melirik sahabatnya, wajahnya tampak dingin. "Lo belum jujur, kan, soal waktu itu?"

"Waktu itu yang mana?"

"Soal lo ciuman sama Hwang Yeji, bodoh!"

Kalimat Hyunjin seakan mengantarkan ultimatum mematikan untuk Kim Seungmin yang terlalu santai. Dia pikir, hal itu tidak perlu dibicarakan karena bagaimana pun dia telah memutuskan untuk menerima Heejin dan melupakan pujaan hatinya selama 2 setengah tahun terakhir. Tapi ternyata tidak. Karena itu sama saja dia menyimpan bom besar yang kapan saja bisa meledak jika bukan dia yang mengeluarkannya.

Bukan dia yang berbicara tapi semua orang yang membicarakannya.

Lelaki Kim itu terdiam.

friend to loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang