23. Berdamai dengan Masa Lalu

87 13 1
                                    

Setelah menyelesaikan rapatnya di siang hari, karena entah mengapa Karina memilih waktu saat matahari baru saja berada di puncak untuk memulai rapat alih-alih di pukul 5 sore atau 8 malam. Gadis itu hanya berkata bahwa dia akan pergi menonton konser musik, tetapi Seungmin tidak tahu bahwa konser yang dimaksud Karina adalah acara yang ditawarkan Yeji tadi pagi. Cowok itu memutar-putar pulpenya, dengan manik mata menatap layar proyektor sedikit jengah lantas kelas sore itu diakhiri oleh Profesor Lim yang memberikan selembar kisi-kisi untuk UAS minggu depan agar segera difotocopy lalu dibagikan ke teman sekelasnya. Lelaki Kim itu keluar bersama dengan Junkyu serta Chaewon. Untuk satu mata kuliah ini dia memang tidak sekelas dengan Yeji sehingga cowok itu menemukan gadis kesayangannya di dekat loker untuk menyimpan barang tiap mahasiswa yang dibagi  per angkatan, lantas cowok itu menepuk puncak kepala Yeji yang sejak tadi merunduk menatap ponsel.

"Oh, udah kelar?" gadis itu memasukkan ponselnya ke saku hoodie, menatap cowok di depannya sembari tersenyum tipis. "Ayo, jalan."

"Kita nonton band Heejin?" Seungmin mengintrupsi, dengan suara yang pelan namun cukup mampu menyita pandangan Chaewon yang sebelumnya baru selesia memasukkan bindernya ke dalam loker. Perempuan berambut pendek itu mendelik.

"Kenapa lo? Gak mau ketemu mantan?" ia menebak, agak jengkel.

Seungmin mengela napas pelan. "Bukan gitu, Chaewon," balasnya. "Gue cuma nanya."

"Iya," Yeji menjawab dengan tenang. "Santai, sih. Kalian ... putus baik, baik, kan?" mana ada putus baik-baik sih, Ji. Ia membatin, dengan gerutuan dan rasa bersalahnya saat menatap wajah Seungmin yang kaku sebelum tersenyum simpul,

"Ya, gitu," nggak. Seungmin menambahkan, hanya berani dia ucapkan dalam hati. Dia tidak bisa menceritakannya di sini, tidak dengan adanya Chaewon beserta Karina yang datang bersama seorang cowok tinggi dan berwajah kalem.

Perempuan berambut hitam legam yang lurus sepinggang itu berhenti di depan Yeji. "Eh, gue ajak Soobin gak apa, apa, kan?" tanya perempuan itu pada Yeji yang tergelak seraya mengangguk.

Mendengar nama itu, Seungmin membulatkan matanya untuk melihat kembali sosok Soobin yang pernah terlibat dalam kencan buta bersama dengan Yeji. Mulutnya terbuka, ingin berbicara namun dia mengurungkan niatnya dengan berusaha akrab layaknya sobat sehati dengan Yeji. Memiting leher gadis itu pelan. "Oh, ini yang namanya Soobin?" tanya cowok itu, membuat Yeji menoleh heran lalu melepaskan diri.

"Astaga sakit, sialan," omelnya. Ia mendengkus. "Iyaa, Seungmin. Ini Choi Soobin, teman sejurusannya Hyunjin," ia mengenalkan Soobin yang langsung menoleh pada Yeji sebelum melirik sosok cowok yang sempat dia kenal melalui percakapannya dengan perempuan Hwang itu.

Soobin tersenyum, menjulurkan tangannya. "Choi Soobin."

"Kim Seungmin."

"Kalian berdua setipe, dah. Muka-muka kalem terus rajin. Pasti Soobin IP semester lalu 3,5 ke atas," Chaewon berkomentar. Sedangkan lelaki Choi itu tergelak tanpa menjawab pertanyaan perempuan itu. Mereka segera pergi meninggalkan loker, terlebih beberapa mahasiswa juga sedikit terganggu karena perkumpulan itu sehingga Yeji membawa teman seangkatannya yang ikut menonton untuk bertemu dengan para sahabatnya yang menunggu di parkiran Filkom.

"Seungmin, nebeng," Renjun mendekati cowok itu, begitu pula Chaewon yang memasang wajah memelas.

Seungmin hanya mengela napas, cukup terganggu. "Iya, masuk."

"Yes, gue di depan, ya!" cowok Huang itu langsung masuk saja di kursi samping supir, sehingga Yeji melirik Seungmin dengan senyum kecil sembari berjalan ke pintu untuk masuk ke kursi belakang bersama Chaewon. Lelaki Kim itu mengela napas, masuk ke dalam mobilnya dan mulai menyalakan mesinnya. Mengeluarkan mobil hitam itu keluar dari parkiran lantas bergerak ke parkiran Filkom untuk menemui Hyunjin dan para sahabatnya, begitu pula sahabat-sahabat Yeji. Mereka akhirnya berangkat menuju panggung festival di salah satu lapangan luas di kota Seoul, yang selalu digunakan untuk membuat festival musik. Baik itu band sampai pertunjukan dance yang meng-cover beberapa lagu serta tarian dari grup-grup terkenal. Mobil Seungmin terparkir sempurna di samping mobil Felix, lantas mereka berjalan beriringan menuju padatnya kerumunan di sore hari menjelang malam dengan langit yang mulai berubah merah muda dan sebagiannya lagi sudah mulai keunguan.

friend to loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang