LIMA

780 46 0
                                    

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih satu jam, akhirnya mobil yang Farhan kendarai tiba di tempat tujuan. Ia segera memarkirkan mobilnya, lalu keluar diikuti oleh Farah. Sedangkan Kayla, ia sudah tertidur pulas entah sejak kapan.

Farhan menghampiri Kayla yang berada di jok belakang. Membangunkannya dengan hati-hati. "Kayla... Bangun nak, kita udah sampai."

"Kayla masih ngantuk, Bi..." Ucap Kayla dengan mata yang masih terpejam.

"Hey, kita udah sampai, ayo turun!"

"Gak mau Abi, Kayla disini aja ya."

"Ya udah, jangan salahin Abi kalo nanti pas bangun udah pindah tempat."

Gadis itu tidak menanggapi ucapan Farhan lagi, ia sudah terlelap dan masuk ke dalam dunia mimpi.

*****

Mata Kayla sedikit terbuka, dan membulat sempurna tatkala melihat sekelilingnya. Bagaimana ia tidak terkejut, saat ini dirinya telah berada di tempat yang sangat asing. Sudah tidak ada Farhan dan juga Farah.

"Tempat apaan ini? Perasaan tadi gue tidur di mobil, kenapa jadi disini?" Tanyanya pada diri sendiri, karena seingatnya tempat terakhir dimana ia tidur adalah di mobil. Kayla tidak tahu kenapa saat bangun malah berada di tempat yang sama sekali tidak ia ketahui.

"Rupanya lo udah bangun, Kay." Seorang perempuan menghampiri Kayla yang tengah kebingungan. Usianya sepantaran dengan Kayla.

Gadis itu lantas duduk disamping Kayla. "Gimana? Lo suka tempat ini?"

"Siapa lo? Kenal gue?" Tanya Kayla dengan nada tak suka.

"Yaelah, main lupa ingatan segala. Gue temen lo, masa lo gak inget."

"Temen yang mana? Gue gak punya temen yang penampilannya tertutup kayak orang arab. Lo salah orang kali." Sinis Kayla, membuat gadis dihadapannya tertawa.

"Kenapa malah tertawa? Lo sebenernya siapa, sih?"

"Gue Aqila, Kay. Temen lo SMP."

"Aqila," Kayla terlihat berfikir sejenak, "ah iya, gue punya temen yang namanya Aqila. Tapi masa iya lo Aqila temen gue?"

Gadis itu berdecak, sangat sulit untuk meyakinkan Kayla, "Partner lo bolos sekolah dulu, yang hobinya sama kayak lo, bikin onar."

"Qila... Ini beneran lo?"

Gadis bernama Aqila itu mengangguk, ia merentangkan kedua tangannya, bersiap menerima pelukan dari Kayla. Dan tanpa menunggu lama untuk menerima pelukan dari temannya.

"Ya ampun gue seneng banget bisa ketemu lo lagi, Qil. Tapi sejak kapan penampilan lo jadi berubah kayak gini?" Tanya Kayla setelah melepas pelukannya, ia mengamati penampilan Aqila dari bawah sampai atas.

"Eumm, jadi gini--"

"Udah nanti aja ceritanya. Sekarang katakan dimana gue sekarang, dan dimana nyokap sama bokap gue?"

Aqila tertawa, "lo bertanya seakan-akan gue adalah seorang pelaku penculikan."

"Ish, gue serius, Qil!" Kayla menatap Aqila kesal.

"Jadi lo gak tahu tempat ini?"

"Gimana gue bisa tahu, gue aja baru bangun."

"Ikut gue!"

Aqila menarik tangan Kayla, membawanya menuju keluar. Karena mereka berada di gedung lantai dua, perlu waktu beberapa menit untuk sampai di tempat yang Aqila maksud.

"Qil, lo mau bawa gue kemana, sih?" Tanya Kayla saat menyadari beberapa pasang mata tengah memperhatikan dirinya.

Aqila melepas genggaman tangannya dari Kayla, "udah sampai, noh baca!"

Arah pandang Kayla mengikuti jari telunjuk Aqila, ia membaca sebuah tulisan yang terdapat pada gapura.

"Pondok Pesantren Raudlatul Ulum,"

Raut wajah Kayla seketika berubah tatkala menyadari dimana keberadaan dirinya sekarang. Terkejut, kecewa, dan juga sedih mendominasi perasaannya saat ini. Tempat yang sangat ia benci akan menjadi tempat tinggalnya sekarang dan seterusnya. Bahkan sampai kapan dia akan tinggal ditempat itu dia juga tidak tahu. Entahlah, hanya tuhan yang maha tahu.

*******

-TBC-

After With You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang