TUJUH

663 45 1
                                    

Habis riwayatmu Kayla.

"Eh, Pak Agus. Maafin saya pak, tadi saya memang nggak sengaja ketiduran. Tapi kalo bapak mau menghukum saya, silakan. Hukum saja pak, saya ikhlas kok. Asal jangan hukum saya agar jadi istri bapak deh." Kayla menangkupkan kedua telapak tangannya sembari meringis memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Pak Agus? Siapa Pak Agus?" Tanya Gus Hafizh, ia dibuat heran dengan tingkah gadis itu.

"Loh, nama bapak kan Agus. Jadi nggak ada salahnya dong kalo saya panggil bapak Pak Agus. Daripada manggil 'gus' kayak santri yang lain, nggak sopan dong namanya." Cerocos Kayla membuat semua santri yang mendengarnya tak bisa untuk menahan tawa.

Sedangkan Aqila, dia sudah beristighfar berkali-kali dengan sesekali menepuk jidat. Kelakuan sahabatnya itu memang tidak ada duanya.

Melihat tatapan aneh dari laki-laki didepannya membuat Kayla heran. Ia menghela napas, "kenapa, pak? Ada yang salah dengan saya?"

"Tolong kamu jelaskan tentang hubungan  antara mubtada, khobar, dan amil nawasih!" Titah Hafizh yang langsung mendapat acungan jempol dari Kayla sebagai jawaban.

"Jadi gini loh pak, mubtada dan khobar itu diibaratkan seperti kita, saya dan bapak. Jika bapak mubtada maka saya akan menjadi khobar sebagai pelengkap bapak. Dan jika kita sudah menjadi sebuah pasangan maka jangan biarkan amil nawasih merusaknya. Eaaa... "

Jawaban konyol Kayla membuat semua santri tertawa. Benar-benar sangat konyol.

"Keren kan? Keren kan?" Ucap Kayla bangga.

"Saya menyuruh kamu untuk menjelaskan hubungan antara mubtada, khobar dan amil nawasih, bukan malah menggombal seperti itu. Ulangi dan jelaskan dengan benar!" Geram gus Hafizh ketika melihat semua santrinya tertawa karena ulah konyol gadis itu.

Kayla berdecak, "jangan Ge-er ya, pak! Saya itu tidak berniat menggombali bapak. Saya hanya menjelaskan dengan cara mengibaratkan."

"Jadi gini Bapak Agus yang terhormat, susunan mubtada khobar itu sudah sempurna, tapi dengan adanya amil nawasih itu kesempurnaan hilang gitu loh. Tatanannya itu jadi berubah." Ucapnya diakhiri dengan senyuman yang membuat para santri tidak percaya dengan jawaban yang dilontarkan Kayla. Pasalnya sejak tadi gadis itu bahkan tidak memperhatikan sama sekali apa yang diterangkan oleh Gus Hafizh. Lalu bagaimana dia bisa menjawab pertanyaan dari Gus Hafizh hanya dengan tidur?

°°°°°

"Hahahaha... " Tawa Aqila pecah tatkala dirinya telah sampai di depan kamar Kayla.

Gadis yang menjadi bahan tertawaan itu menatap heran sahabatnya, "kenapa sih? Kesambet lo?"

"Lo keren sekaligus konyol hahaha."

"Keren? Iya lah, baru nyadar emang?"

"Bukan gitu, lo parah banget asli, Kay. Masa iya manggil Gus Hafizh Pak Agus. Gila lo yah!"

"Loh emang bener kan namanya Agus, Agus Hafizh. Terus apa salahnya gue manggil Pak Agus, coba? Justru yang salah dan nggak sopan itu, kalian yang udah manggil gus." Bela Kayla tak terima.

"Enak aja! Sok tau lo! Di dalam pesantren itu, gus adalah sebutan untuk putra kyai, pengasuh pondok pesantren. Jadi emang seharusnya kita sebagai santri memanggil putra-putra beliau dengan panggilan 'gus'."

Kayla tertawa mendengarnya, "gus? Apa-apaan coba? Gusruk Kali. Hahaha."

"Serah gue deh mau manggil apa. Males pake embel-embel gus." Lanjutnya lalu masuk ke dalam kamar tanpa membiarkan Aqila ikut masuk kedalamnya.

°°°°°

-TBC-

After With You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang