SEPULUH

730 42 0
                                    

---- Flashback ----

"Cowok yang tadi siapa, ummi? Kok ummi kelihatannya akrab banget sama cowok itu?" Tanya Kayla kepada Farah. Ia penasaran dengan cowok yang beberapa menit lalu tak sengaja ia temui.

"Ouh itu... " Farah menggantungkan perkataanya, sengaja membuat anak gadisnya agar tambah penasaran.

Kayla menatap Farah serius, menunggu jawaban darinya.

"Ganteng kan?"

Namun, bukan jawaban yang Kayla dapat melainkan sebuah pertanyaan.

"Ish ummi, kok malah nanya gitu?"

"Ya gantenglah orang dia cowok." Ungkap Kayla spontan membuat Farah terkekeh pelan.

"Ciee... Ceritanya naksir nih... " Goda Farah sembari menyenggol lengan Kayla.

Wanita berkepala empat itu memang sangat gemar menggoda anak gadisnya.

"Nggak ada ummi, Kayla bukan naksir, Kayla cuma penasaran aja dia siapa. Udah."

"Ouh gitu... Okay."

"Jadi, dia siapa Mi?" Kayla kembali bertanya.

Farhan berdeham, "biar abi yang kasih tahu."

"Namanya Naufal, salah satu gus di pondok pesantren terkenal di kota kita. Saat ini, dia tengah menempuh pendidikan Coasnya di rumah sakit ini."

Kayla mengangguk-anggukan kepala sembari ber-oh ria.

"Dan Abi, telah menjodohkan kamu dengan dia, nak."

Pernyataan Farhan barusan sontak membuat Kayla terkejut bukan main. Rasanya ia benar-benar tidak menyangka jika dirinya akan dijodohkan. Terlebih dengan laki-laki yang bahkan belum ia kenal sama sekali. Ini diluar ekspektasinya.

"Nggak terlalu buru-buru kok, lagian dia masih coas, kamu juga baru lulus SMA, kan. Paling setelah selesai coas, baru abis itu kalian nikah."

Kayla menatap Farhan tidak percaya, "abi becanda, kan?"

"Abi serius nak,"

"T-tapi bi... "

"Naufal itu laki-laki yang baik, cocok buat jadi imam kamu. Dan abi yakin, dia mampu membimbing putri abi ini dengan sangat baik." Ucap Farhan sembari menatap Kayla dengan senyum tulusnya.

Farhan memang sangat menyayangi putri satu-satunya itu. Dia khawatir Kayla akan mendapatkan imam yang tidak sesuai dengan kriterianya. Apalagi jika laki-laki itu tidak seiman dengannya. Itulah sebabnya, Farhan menjauhkan Kayla dengan Darren. Karena jika mereka tetap dibiarkan dekat, maka tidak menutup kemungkinan mereka saling menyimpan rasa sehingga untuk memisahkannya akan menjadi lebih sulit.

Farhan beralih mengelus pucuk kepala Kayla yang terbalut dengan hijab. "Abi juga percaya, putri abi ini bisa menjadi makmum yang baik, istri yang sholehah."

"Aamiin... " Sahut Farah yang sejak tadi diam menyimak.

"Abi udah titip kamu sama Naufal,"

"Ma-maksudnya, bi?" Tanya Kayla bingung.

"Jadi begini sayang, kamu mau abi pondokkan di pesantren milik orang tua Naufal, calon mertua kamu."

"Abi baru tahu kalau ternyata Naufal itu adalah anak dari temen lama abi. Dulu, saat kamu masih dalam kandungan ummi, sedangkan Naufal waktu itu sudah berumur empat tahun, abi dan abahnya Naufal punya rencana untuk menjodohkan Naufal dengan anak abi jika itu perempuan."

"Dan alhamdulillahnya, anak abi lahir seorang perempuan yaitu kamu, Kayla. Abi sangat bersyukur banget waktu itu." Ucap Farhan disertai senyuman.

"Nggak adil dong bi, masa main jodoh-jodohin Kayla segala. Mana dari sebelum Kayla lahir lagi." Protes Kayla, ia merasa tidak terima dengan keputusan abinya.

"Kenapa emang? Abi kan hanya ingin yang terbaik buat putri abi."

"Tapi kan Kayla punya pilihan sendiri, bi."

"Siapa? Darren?" Tebak Farhan. Ia tahu jika putrinya sangat dekat dengan cowok itu.

"Sudah abi bilang, nyari suami itu yang seiman dengan kita, Kayla. Bukan yang beda keyakinan."

"Abi emang nggak ngelarang kamu buat berteman dengan siapapun, tapi itu bukan berarti abi membolehkan kamu buat menikah dengan laki-laki yang beda agama, Kayla." Lanjut Farhan dengan suara yang meningkat satu oktaf.

Kali ini, air mata yang Kayla tahan mati-matian sejak tadi akhirnya tumpah. Ia terisak, bahkan dengan dada yang terasa sesak.

Melihat anak semata wayangnya menangis, membuat Farhan merasa sangat sedih. Ia lantas mengusap pipi Kayla, menghapus air mata gadis itu.

"Udah jangan nangis, suatu hari nanti kamu pasti akan sangat berterimakasih kepada abi karena telah menjodohkan kamu dengan laki-laki sebaik Naufal. Abi yakin itu."

"Baik-baik ya, di pesantren. Jangan nakal, jangan petakilan, apalagi sampai bikin ulah. Abi udah menyuruh Naufal untuk menjaga dan mengawasi kamu."

---- Flashback off ----

°°°°°°

-TBC-

After With You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang