"Kayla tidak mungkin kabur, bi. Barusan juga Kayla sama ummi." Ucap Farah sembari terisak. Ia terkejut bukan main saat Naufal mengatakan bahwa Kayla tidak ada di kamarnya.
"Abi yakin mi, pasti ada seseorang yang berani menculik Kayla." Sahut Farhan.
Husayn yang mendengar itu angkat suara, "Farhan, istighfar! Tenangkan dirimu, kita tidak boleh su'udzon."
"Maksud kamu anak saya yang kabur, gitu?!"
"Bukan begitu, Farhan."
"Bi, Mi, Bah, biar Naufal yang akan mencari Kayla." Naufal yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara.
"Gue ikut, Fal!" Sahut Hafizh.
"Biar gue aja, bang. Lo disini saja jagain mereka."
"Gue yang khawatir kalo lo sendiri."
"Tapi bang-- "
"Naufal, sudah, kamu ikutin aja apa yang dikatakan abangmu!" Timpal Husayn menengahi.
Akhirnya Naufal setuju dengan perkataan Hafizh yang meminta untuk ikut bersamanya mencari Kayla. Sungguh, perasaan Naufal saat ini tengah kalut memikirkan keberadaan istrinya. Ditambah lagi rasa cemas dan khawatir akan keadaan gadis itu.
Kayla, lo dimana?
"Di pesantren. Siapa tahu aja Kayla ada disana sekarang." Ucap Hafizh tiba-tiba seolah menjawab pertanyaan dalam benak Naufal.
Naufal yang ketika itu tengah menyetir menoleh kearah abangnya sekilas, "bang, untuk apa Kayla ke pesantren?"
"Terus lo mau nyari dimana? Lo tahu tempat yang biasa Kayla kunjungi? Lo tahu tempat yang disukai Kayla?"
Naufal menggeleng, tidak tahu.
"Fal, lo punya nomor handphone Kayla?"
Naufal menggeleng untuk yang kedua kalinya. Sampai sekarang, dia memang belum sempat meminta nomor handphone Kayla, terlebih menyimpannya.
"Oh iya, gue ada."
Hafizh teringat jika dia memiliki nomor gadis itu. Ia akan melacak keberadaan Kayla lewat nomor handphonenya.
"Loh, ini kan dirumah?" Ucap Hafizh setelah berhasil melacaknya.
Naufal sontak kaget, "cek lagi coba, bang!"
"Iya, gue bener."
Hafizh langsung menelepon nomor itu. Panggilan berdering, tak lama setelah itu terdengar suara seseorang menjawab panggilan darinya.
"Hallo?"
Bukan, itu bukan suara Kayla.
"Ummi?"
"Hallo Fiz, gimana nak? Kayla udah ketemu? Kamu kok nelepon ke HP Kayla? Bukannya kamu punya nomor ummi?"
"Kayla belum ketemu Mi. Tadinya Hafizh mau lacak keberadaan Kayla lewat nomor handphonenya. Gak taunya handphone Kayla ada di ummi. Maaf, ya, Mi."
"Ya udah gapapa, kalian hati-hati, ya. Kabarin ummi kalo Kayla udah ketemu!"
"Baik, ummi. Ummi jangan khawatir ya. Kita akan berusaha menemukan Kayla secepatnya."
Sambungan telepon terputus.
Naufal tampak menghela napas kasar, dia mengusap wajahnya dan memijat pelipisnya.
***
Sementara disamping itu, perempuan yang masih mengenakan gaun pengantin tampak berlari kecil menuju sebuah danau. Ia berniat menemui seseorang disana.
"Darren?" Ucap perempuan itu.
Seseorang bernama Darren itu menoleh, ia terkejut melihat kedatangan gadis itu. Saat Darren mendekat kearahnya, tubuh gadis itu langsung berhambur memeluk dirinya.
Perlahan, Darren membalas pelukan gadis itu. Jujur, ia sangat merindukannya. Gadis yang selama ini mengganggu pikirannya, kini tengah berada dalam dekapannya.
"Kayla?"
Gadis itu melepas pelukannya sejenak, lalu menangis terisak.
"Kayla? Hey? Ada apa? Kenapa menangis?"
Darren kembali memeluk Kayla. Ia mengusap kepala gadis itu yang dibalut oleh hijab. Betapa terkejutnya dirinya ketika melihat gadis itu menangis bahkan sampai terisak. Terlebih, ini baru pertama kalinya bertemu setelah sekian lama berpisah.
Sebentar, mengapa dia memakai gaun pengantin? Apakah dia menangis karena itu?
"Kay, lo tuh dari dulu emang gak pernah berubah, ya. Masih aja suka bikin drama. Ngapain coba pake gaun pengantin segala. Dasar ratu drama!"
Darren terkekeh pelan, ia lantas melepas pelukannya, "gue tebak, lo abis main drama-- "
"Ren, gue gak lagi bercanda!" Kesal Kayla.
Sebenarnya ia tahu bahwa cowok itu hanya bermaksud untuk menghiburnya. Akan tetapi, ini bukan saatnya. Ada hal yang jauh lebih penting dari itu.
"Ssttt.. udah, kamu tenangin diri kamu dulu, ya! Abis tuh baru cerita."
Kayla menggeleng, "gue gak bakalan bisa tenang sebelum gue cerita semuanya ke lo, Ren."
"Jadi, ada apa? Apa yang membuat kamu menangis sampai seperti ini?"
Kayla menarik nafas sejenak sebelum mengatakan hal yang mungkin akan membuat Darren terkejut.
"Gue... "
"Gue..."
Sungguh, Kayla tidak sanggup untuk mengatakannya.
"Lo kenapa, Kay?"
"Gu-gue... " Ucap Kayla terbata-bata.
"Gue hamil, Ren."
Deg.
Betapa sangat terkejutnya Darren saat mendengar tiga kata itu. Bagai disambar petir di siang bolong, ucapan Kayla barusan seolah membuat jantung pria itu berhenti berdetak.
"Ap-apa? Ha-hamil?"
°°°°°
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
After With You (On Going)
RomanceTerimakasih telah hadir dihidupku. Senang dipertemukan denganmu, Kayla Anandira. -Naufal Khalif Al-Husayn- Kisah kita masih belum usai, itulah sebabnya semesta mempertemukan kita (lagi). -Darren Aliandra Putra- Dear my future gus, Aku ikhlaskan kepe...