DUAPULUH LIMA

479 27 6
                                    

"Shobahul khoir, sayang."

Kayla yang tengah berkutat di dapur tersenyum mendengar sapaan hangat dari suaminya. "Shobahul khoir juga."

Jawaban Kayla sukses membuat Naufal tertawa, ia menyentil dahi Kayla gemas.

"Jail banget ih, gus!"

"Lagian jawabannya aneh, masa shobahul khoir kamu jawab shobahul khoir juga. Jangan bilang kamu nggak tahu arti shobahul khoir?"

"Tahu lah, selamat pagi, kan?"

"Iya itu artinya, tapi jawabannya bukan shobahul khoir juga, sayang."

"Terus apa, dong?"

"Shobahunnur."

"Ouh, ya mangap."

Naufal terkekeh pelan, "belajar bahasa Arab lagi, ya."

"Aku sekolah lagi, gitu? Nggak mau ah, kan ada suami aku yang jago bahasa Arab." Jawab Kayla, lantas duduk didepan Naufal

"Bisa aja kamu ini. Ya sudah nanti aku yang ajarin, okay?"

Kayla mengangguk mantap. Ia mengambil nasi dan beberapa lauk yang telah ia buat untuk suaminya.

"Loh, kamu gak makan?" Tanya Naufal melihat Kayla yang hanya mengambil satu piring saja.

"Berdua, biar romantis."

"Mau aku suapin biar lebih romantis?" Ucap Naufal tak kalah pintar dari istrinya.

"Mau dong, siapa coba yang nggak mau diperlakukan manis oleh suaminya?"

"Yaudah sini mas suapin."

Naufal mengambil sendok, lalu ia suapkan makanannya ke dalam mulut istrinya.

"Gus... " Ucap Kayla ditengah makannya.

"Hm? Ada apa sayang?"

"Aku ijin ke rumah sakit boleh?"

Naufal mendongak menatap sang istri sembari mengamati wajahnya yang ia rasa tak terlihat pucat sama sekali.

"Ngapain ke rumah sakit? Kamu nggak lagi sakit kan?"

"Ish, ya enggak lah! Aku mau jenguk Aqila sekalian check- "

Hadeh, mulut kagak bisa banget dikontrol. Hampir aja kelepasan.

"Check apa sayang?"

Pertanyaan Naufal membuat Kayla gelagapan. Ia segera memutar otak untuk menutupi kecerobohannya.

"Cek asam urat. Iya, haha, cek asam urat. Badan aku banyak yang kaku dan nyeri sendi, curiga asam uratan hahaha." Jawab Kayla disertai tawa ringannya.

Naufal yang melihatnya pun heran. "Coba sayang sini tangannya!"

Kayla memperlihatkan kedua tangannya. Diraihnya tangan mungil itu oleh Naufal. Pria itu lantas mengamati tangan Kayla.

"Sakit sayang?" Tanya Naufal sembari menekan pergelangan dan jari-jari tangan Kayla, sedangkan Kayla, ia hanya mengangguk saja.

"Sekarang kakinya!"

Kini Naufal beralih mengamati kaki Kayla. Ia menekan bagian lutut, pergelangan kaki, dan jempol kaki.

"Sakit?"

Lagi-lagi Kayla mengangguk.

"Bagaimana dokter? Apakah saya baik-baik saja?" Tanya Kayla persis pasien yang sedang menghawatirkan keadaannya.

After With You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang