DUAPULUH DUA

601 32 1
                                    

"Darren?"

Cowok pemilik nama Darren itu tak menoleh sedikitpun. Ia masih diam dalam posisinya.

Melihat anaknya yang tak seperti biasanya, wanita paruh baya itu menghampirinya. "Sayang, ada apa hm? Kamu butuh cerita, nak? Sini cerita sama mama!"

"Darren mau pindah agama, ma."

Bagai disambar petir, wanita itu kaget bukan main. Ia tak pernah menyangka kalimat itu akan keluar dari putranya.

"A-apa maksud kamu?"

"Darren mau masuk Islam, ma."

"Kamu bercanda kan, nak?"

"Darren nggak pernah bercanda soal agama, ma."

Meera menatap tajam anak tunggalnya itu, "Karna Kayla? Iya?"

"Sudah mama duga pasti gara-gara anak itu!"

"Kamu tuh harusnya sadar, Darren! Kayla sudah menikah, jadi buat apa kamu pindah agama? Apa Kayla akan berpaling dari suaminya ketika kamu sudah masuk islam?"

"Jangan pernah mengorbankan keyakinan hanya demi cinta. Agama nggak bisa dipermainkan seperti itu, nak!" Lanjut Meera. Wanita paruh baya itu benar-benar sudah tak bisa menahan emosinya lagi.

Sedangkan Darren, sedari tadi tak berani sedikitpun mengangkat wajahnya. Ia takut melukai hati wanita yang ia cintai.

"Jangan sampai papa kamu tahu soal ini kalo kamu masih ingin dianggap anak olehnya! Dan, kalo kamu masih manyayangi kami, batalkan keputusanmu itu!"

Setelah mengucapkan perkataan yang menusuk bagi Darren, Meera lantas keluar dengan amarah yang belum mereda. Tak disangka bahwa anak tunggalnya berani mengatakan kalimat yang membuat hatinya terluka.

°°°°°


"Kayla... "

Tok tok tok...

Naufal terus saja mengetuk pintu kamar Kayla, namun gadis itu tak kunjung membukanya.

Astaghfirullah, ni anak ngebonya kebangetan!

"Kayl-"

"Ngapain sih teriak-teriak?! Kayak orang lagi demo aja."

Naufal sontak membelalakan matanya tatkala melihat Kayla keluar hanya memakai kaos dan hotpans. Sungguh tidak aman bagi jantung Naufal, bestie. Detik selanjutnya ia menelan salivanya.

"Lagian dari tadi gue panggil lo nggak nyahut-nyahut."

"Emm, Kay, lo nggak lagi haid, kan?" Tanya Naufal yang langsung dihadiahi tatapan tajam oleh Kayla.

"Kenapa? Jangan macem-macem ya gus!"

Naufal menghela nafas, "Udah sholat shubuh? Pasti belum kan?"

Gadis itu menyengir sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Su'udzan mulu lu, Kay.

"Lo wudhu gih! Kita sholat bareng, gue tunggu disini."

________

Naufal kini tengah bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit. Hari ini adalah hari terakhirnya dia coass setelah melalui begitu banyak stase. Ia tahu, untuk menjadi seorang dokter, jalan pendidikan yang harus ditempuh memang tidaklah sebentar. Namun jika bukan karena abahnya, dia tidak akan mengambil jurusan yang masa pendidikannya terbilang cukup lama itu. Yaps, dia masuk di jurusan kedokteran karena Husayn yang memintanya.

Buseeet, pagi bener berangkatnya. Gue aja belum selesai masak. Bagus deh, biar gue bisa bebas disini.

Manik mata Kayla menangkap sosok Naufal yang tengah berjalan menuruni anak tangga. Ia lantas menghampirinya.

"Berangkat sekarang, gus?"

Naufal mengangguk. Tangan kanannya terulur untuk mengusap kepala istrinya itu.

"Baik-baik ya di rumah. Jangan lupa kalo mau keluar pake hijab."

"Iya iyaa, sekalian nanti gue pake cadar."

Naufal terkikik mendengar jawaban ketus Kayla, "serius mau pake cadar?"

"Tapi boong! hayuk... palpalepalpale~" Kayla langsung joget heboh sambil mengangkat dua tangannya keatas lalu muter-muter nggak jelas.

Naufal yang menyaksikan itu sontak menggeleng-gelengkan kepala. Tingkah istrinya sukses membuatnya tersenyum geli. Ah, jadi makin gemas.

"Udah, ah, ntar gus keenakan liat gue joget gini. Yang ada malah nggak jadi berangkat."

"Lo aneh, tapi lucu. Bikin gue gemes!"

Keluar dari situasi kocak, Kayla langsung meraih tangan Naufal yang terulur sejak tadi. Gadis itu menyalami tangan suaminya.

Saat langkah Naufal hendak mencapai pintu utama, tiba-tiba Kayla teringat sesuatu.

"Gus, tunggu!"

Naufal berbalik, "iya, Kayla?"

"Gus nggak mau sarapan dulu? Atau mau gue siapin bekal buat gus bawa?" Tanya Kayla yang membuat Naufal menatapnya heran.

Ada apa dengannya? Kadang dia jutek, kadang galak. Lalu kenapa sekarang jadi manis gini?

"Gue siapin bekal aja deh, ya! Gus duduk dulu, gue mau siapin bekal buat gus."

Tanpa menunggu jawaban dari Naufal, Kayla lantas berjalan menuju dapur, menyiapkan bekal untuk sang suami.

"Gus, kotak makan dimana ya?"

Kayla teringat bahwa ia belum membeli berbagai perlengkapan rumah tangga, termasuk benda kecil seperti kotak makan. Tanpa berpikir panjang, Kayla membuka lemari, didalamnya terdapat beberapa lembar kertas minyak.

Untung ada ini.

Gadis itu lalu membungkus nasi menggunakan kertas minyak. Untuk lauknya, ia gunakan plastik agar tidak tercampur dengan nasi.

Setelah selesai, Kayla menghampiri Naufal yang tengah duduk di sofa ruang tamu.

"Nih,"

"Jangan lupa dimakan!"

Kayla menyodorkan bekal yang telah dia buat kepada Naufal. Dilihatnya kantung kresek putih itu berisi nasi bungkus yang di karetin warna merah. Sungguh, istrinya benar-benar unik.

"Terimakasih, istriku."

----------

-TBC-

After With You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang