Adzkia Samha Saufa

5.8K 297 1
                                    

Happy Reading :)

Jangan lupa Vote.

Komen Kritik dan Saran di persilahkan :)

——🌹🌹🌹——

Adzkia Samha Saufa. Gadis berusia 20 tahun yang kerap disapa Kia. Tingginya semampai, kulitnya kuning langsat, matanya bulat dengan bola mata kecoklatan, bibirnya mungil berwarna pink kemerahan.

"Kia, tolong kamu bawakan ini, ya!"

"Oke, Kak Ara," jawab Kia mengedipkan sebelah matanya.

Ara tertawa renyah mendengar jawaban Kia dengan nada di genit- genit kan.

"Dasar genit," canda nya.

"Kak Ara, besok aku pengen libur, apa boleh?"

Besok adalah weekend. Kia ingin mengistirahatkan pikirannya. Anak muda sekarang menyebutnya self healing.

Selama ini Kia bekerja di toko buku milik Ara yang berada di pusat kota dan tidak jauh dari rumahnya.

Ara dan Kia usianya hanya terpaut tiga tahun, tentunya Ara yang lebih tua. Ara sudah menganggap Kia seperti adiknya sendiri.

"Emang kamu mau kemana, Ki? Kencan?"

"Kak Ara gausah ngeledek gitu deh. Mentang- mentang udah sold out sekarang ngeledekin aku terus," rajuk Kia.

Ara pengantin baru. Dia baru saja menikah tiga minggu yang lalu.

"Lagian kamu sih, ga nikah- nikah. Kamu mau cari suami yang kaya apa?"

Menikah. Satu kata yang belum pernah terpikirkan di benak Kia. Dia memang ingin menikah, dia kadang juga iri sama teman- teman yang sudah menikah tapi, tidak untuk sekarang.

Kia tidak pernah memikirkan nikah, bukan berarti tidak ingin karena, daripada memikirkan menikah ada satu hal yang lebih pasti dari itu. Sesuatu yang akan datang kapan saja tanpa harus diminta dan tanpa bisa di cegah, kematian.

Nikah dan kematian bagi Kia adalah dua hal yang masih menjadi rahasia. Keduanya sama- sama pasti, tidak ada yang tau kapan datangnya. Tidak ada yang tau apa yang akan berkibar lebih dulu, janur kuning ataukah bendera kuning. Dan untuk menunggu keduanya, Kia ingin memperbaiki diri dengan memperbanyak ibadah.

"Kak Ara, aku pengen cari suami yang paham agama. Yang bisa ngebimbing aku nantinya, sefrekuensi, dan satu lagi, ganteng. Buat bonusnya, hehe".

"Aih, kamu mah aya- aya wae,"

"Biasa, kan aku mau memperbaiki keturunan,"

"Yasudah, kakak cuma doain kamu dapat jodoh yang terbaik,"

"Aamiin. Ayo pulang, Kak," ajak Kia.

Sekarang jam 8 malam, waktunya toko Ara tutup. Hari ini pengunjung biasa saja, tidak rame juga tidak sepi. Jika pengunjung rame, toko bisa ditutup sampai jam 9 malam.

Usai menutup toko, Kia dan Ara sama- sama menuju parkiran bedanya, Ara ke tempat parkir karena sudah di tunggu suaminya dan Kia ke tempat parkir untuk mengambil motornya.

"Ki, hati- hati ya," ucap Ara pada Kia saat menghidupkan mesin motornya.

"Siap, Kak," jawab Kia tersenyum simpul.

Perlahan motor Kia keluar dari parkiran toko dan mulai membelah jalanan yang sedikit lengang.

Suasana malam di kota Istimewa menjadi pemandangan yang sudah biasa namun, Kia tetap menyukainya.

AmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang