Happy Reading :)
Jangan lupa Vote dan Komen.
Kritik dan saran dipersilahkan :)
*****
Ngidam, kata yang tidak asing bagi masyarakat +62. Permintaan yang biasa, aneh, bahkan sulit sekalipun pasti pernah dirasakan oleh setiap wanita yang tengah mengandung. Begitupun Ning Zira. Semenjak kehamilannya hampir memasuki usia tujuh bulan, dia sering sekali mengidam. Kadang Tsaqib sampe kebingungan.
Pernah satu hari, Ning Zira sangat ingin memakan makanan khas jawa timur, rujak cingur di tengah malam. Tsaqib yang baru pertama kali mendengar nama makanan seperti itu kebingungan mencari dimana hingga, dia teringat Kia yang memiliki paman dan bibi disana.
Dengan tak tega dia membangunkan Kia di tengah malam.
"Ada apa kak?" tanya Kia yang kebetulan masih belum tidur.
Bukannya menjawab pertanyaan istrinya, Tsaqib justru malah balik bertanya, "Jam 1 dini hari, kamu belum tidur Ki?"
"Belum," jawab Kia jujur. Semalaman dia memang tidak bisa tidur. Dia mengedit beberapa naskah tulisan anak-anak redaksi.
"Kakak ada perlu?"
Tsaqib menggaruk kepalanya yang tak gatal, bingung mau berbicara apa. "Kamu, tau rujak cingur?"
Kia mengangguk "tau, kenapa? Kakak pengen?"
Tsaqib menggelengkan kepala lemah, "bukan Kakak, tapi Ning Zira,"
"Yasudah, besok Kia bikin kan, sekarang Kakak istirahat," ucap Kia pelan.
Tidak mungkin tidak terbesit rasa iri dalam diri Kia, jelas dia iri tapi, apa pantas dia iri dengan takdir yang memang telah di tetapkan?
"Kamu? Kapan istirahat?"
"Sebentar lagi Kak, Kia belum ngantuk,"
Kia masuk kedalam kamarnya meninggalkan Tsaqib yang berdiri didepan kamar.
"Engga. Kamu sekarang harus istirahat, pekerjaan itu lanjut besok." Ucap Tsaqib yang tiba-tiba sudah berada di kamar Kia.
Mulut Kia menganga hendak membantah. "Sudah, ayo tidur. Kakak akan tidur disini malam ini."
Selalu kalah. Kia selalu tidak bisa membantah ucapan suaminya. "Hmm," gumamnya mengalah.
*****
Pagi- pagi sekali, Kia sudah berpakaian rapi meski hanya memakai daster panjang dengan jaket. Dia memakai jilbab instan agar tidak ribet.
"Ki, mau kemana? Pagi-pagi udah rapi," tanya Tsaqib bingung melihat istrinya.
Kia mendengus geli. Sepertinya suaminya mesti diingatkan jika dia penyebab Kia harus rapi.
"Kia mau ke pasar Kak," tekannya.
Tsaqib menepuk jidat nya ingat, "Tunggu Kakak, Kakak mau siap-siap."
"Ngga usah, biar Kia sama Syila aja, dia udah nunggu kok,"
"Tunggu atau tidak berangkat?"
Dengan sedikit jengkel, Kia akhirnya mau menunggu Tsaqib. Lima menit dia menunggu, akhirnya Tsaqib keluar dengan pakaian yang tidak kalah santai.
Tsaqib memakai celana levis dengan kaos putih polos. "Yok berangkat!"
Keduanya bergandengan keluar dari ndalem. Mereka berpapasan dengan Syila yang rupanya akan menyusul Kia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Amor
Genç KurguBukan tentang memiliki atau dimiliki. Tapi, tentang ketetapan hati. ⚠ PLAGIAT GAUSAH MAMPIR! Highest Rank : 2 Kia ---- 12/ 06/ 2022 2 Ning -- 22/ 11/ 2022 1 Ning -- 26/ 11/ 2022 6 Poligami -- 02/ 12/ 2022 4 Poligami -- 05/ 12/ 2022 3 Poligami -- 06...