Menghindar?

4.4K 206 16
                                    

Happy Reading :)

Jangan lupa vote!

Kritik dan Saran dipersilahkan :)

******

Pagi- pagi buta, Tsaqib dan Ning Zira harus pamit pada Bi Sukma.

"Bibi, kita harus pulang, kapan-kapan kalau ada kesempatan insyaaAllah Zi mampir lagi,"

"Yah, padahal Bibi masih mau bareng sama Ning Zira,"

"Maaf Bi, ada tanggung jawab yang tidak bisa kita tinggalkan di pondok," jawab Tsaqib halus.

Bi Sukma tersenyum maklum, "Iya Gus, Bibi paham, kalian hati-hati ya," pesannya pada Gus Tsaqib dan Ning Zira.

"Terimakasih untuk penginapan nya, Bibi,"

"Justru Bibi yang harusnya makasih Ning, karena Ning sama Gus berkenan nginap,"

Ning Zira kembali memeluk Bi Sukma yang seperti orang tua kedua baginya, "Zi pamit, Assalamu'alaikum,"

"Wa 'Alaikumussalaam,"

Mobil Tsaqib mulai melaju, melanjutkan perjalan menuju pondok.

*****

"Loh Ning, kok pagi-pagi ada disini?"

"Gapapa Syil, pengen main aja."

Syila memandang heran Kia, pasalnya tidak biasa Ning nya itu pagi-pagi ke pondok kecuali jika ada jadwal ta'lim.

"Daripada disini, gimana kalo Ning Kia ikut Syila ngerjain mading?"

"Boleh, hayuk, dimana?"

"Di perpustakaan Ning,"

Kia yang menyukai dunia tulis menulis begitu antusias. Mungkin dengan menyibukkan diri dengan para santri dia bisa melupakan kekesalannya.

"Oke, ayo. Nanti aku bantuin,"

Dengan senang hati Syila menerima bantuan itu. Dia yang cukup akrab dengan Kia mengetahui apa yang disukai Ning nya itu. Syila tau hobi istri Gus nya.

Keduanya berjalan menuju perpustakaan bersama. Tak sedikit santri yang yang menyapa Kia saat berpapasan dengannya. Perangai Kia yang mudah bergaul membuat para santri tak sungkan menyapa walaupun hanya sekedar senyum simpul.

"Ning, nanti juga kasih usul untuk desain madingnya, ya?"

"Siap,"

Keduanya sampai di perpustakaan. Disana sudah ada beberapa santri yang sudah datang lebih dulu mengerjakan bagian tugas masing-masing.

Ada yang menulis artikel-artikel, membuat cerpen, puisi, dan hiasan-hiasan untuk mading.

Sesekali, Kia memberi saran untuk hiasan mading. Dan dia juga memberi arahan untuk artikel-artikel yang dimuat. Mading diperbarui setiap bulan dengan tema berbeda-beda. Dan untuk kali ini madingnya mengangkat tema hari santri. Yang kebetulan diperingati di bulan oktober.

Seharian penuh Kia menyibukkan diri dengan santri-santri di perpustakaan. Dia benar-benar tidak menghiraukan kedatangan suaminya.

"Ning, semuanya sudah selesai, ayo balik pondok,"

"Engga Syil, aku mau disini aja dulu,"

"Perlu ditemani?"

"Engga, kamu balik aja. Masih ada kegiatan kan?"

"Iya Ning,"

Dengan berat hati Syila terpaksa meninggalkan Kia sendiri di perpustakaan. Dia tau Kia sedang menyembunyikan masalah. Dia ingin menemani Kia tapi, Kia menolaknya.

AmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang