Happy Reading :)
Jangan lupa Vomment!
Kritik dan Saran dipersilahkan:)
Sudah dua jam lamanya Tsaqib masih belum kembali lagi ke kamarnya setelah menerima undangan. Rasa khawatir dan cemas terlihat jelas di raut wajah Kia.
Sedang dilain tempat, Tsaqib berdiam diri dengan undangan yang sudah tak berbentuk di tangannya karena diremat begitu kuat.
Langit tampak begitu gelap, bulan dan bintang juga tidak menampakkan wajahnya. Mereka tengah asyik bersembunyi dibalik awan hitam.
Setetes demi tetes air dari langit turun, hingga menjadi hujan yang lebat. Tsaqib membiarkan dirinya berada dibawah guyuran derasnya air hujan.
Dadanya bergemuruh merasakan sesak. Dia marah. Dia benci. Dan dia kecewa. Semua rasa itu meluap dan melebur menjadi satu dalam dirinya.
Kilatan dilangit menyambar- nyambar sangat mendukung suasana hati Tsaqib saat ini.Saat hujan sudah sedikit reda, barulah Tsaqib kembali ke rumahnya dengan keadaan kacau.
"Kakak.."
Sambut Kia yang sedari tadi menunggu suaminya dengan risau. Namun Tsaqib tak menggubris sedikitpun panggilan Kia.
Dia melenggang pergi begitu saja dari hadapan Kia. Tidak ada senyum, tidak ada tatapan lembut. Yang ada hanyalah raut wajah datar dan dingin.
Kia dibuat mematung dengan perubahan sikap suaminya yang sangat drastis. Dia seperti tidak mengenal sosok Tsaqib. Kia menyentuh dadanya yang mendadak merasa nyeri.
"Astaghfirullah," lirihnya menahan sesak.
Biarlah, Kia merasa suaminya masih perlu waktu untuk menenangkan masalah yang dihadapi yang tidak diketahui oleh Kia.
Sedetik kemudian, Kia bergegas ke kamar berniat menyusul suaminya. Namun, yang dia dapati hanya keheningan saat berada dalam kamar. Suaminya sudah terlelap usai membersihkan diri. Helaan napas berat terdengar dari bibir Kia.
"Kenapa? Apa Kia ada salah sama kakak? Kia takut kalau kakak dingin," ucap Kia pelan.
Setelah berucap demikian, Kia beranjak untuk tidur juga, berharap esok pagi, Tsaqib akan kembali seperti semula.
–––🌹🌹🌹–––
Suara adzan shubuh membangunkan Kia dari tidur nyenyaknya. Meskipun dia sedang berhalangan, dia selalu mengistiqomahkan untuk bangun subuh. Kebiasaan itu sudah diajarkan bundanya sejak dia naik dibangku SMP. Bundanya dulu juga sering berpesan agar setelah sholat Kia tidak melanjutkan tidur lagi.
"Habis sholat jangan tidur lagi, nanti rezeqinya dipatuk ayam," begitu pesan bundanya.
Jadilah sekarang Kia terbangun dan siap membersihkan diri. Saat akan ke kamar mandi, tak sengaja matanya menangkap koper yang sudah berisi beberapa pakaian suaminya tergeletak di depan almari.
Ceklek.
Suara pintu terbuka membuat Kia menoleh. Tsaqib baru saja datang dari sholat shubuh berjamaah di pondok.
Kia memberanikan diri untuk bertanya, "kakak, mau kemana?"
"Keluar kota."
Mata Kia terbelalak kaget. Kenapa suaminya tiba- tiba mendadak akan keluar kota.
"Kemana, kak?" cicit Kia takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor
Roman pour AdolescentsBukan tentang memiliki atau dimiliki. Tapi, tentang ketetapan hati. ⚠ PLAGIAT GAUSAH MAMPIR! Highest Rank : 2 Kia ---- 12/ 06/ 2022 2 Ning -- 22/ 11/ 2022 1 Ning -- 26/ 11/ 2022 6 Poligami -- 02/ 12/ 2022 4 Poligami -- 05/ 12/ 2022 3 Poligami -- 06...