Amor

Prolog

Jangan lupa Vote + Komen.

Happy Reading :)

——❤❤❤——

"Ya Achmad Rosyiqul Abid Tsaqib bin Musthofa, ankahtuka wa zawwajtuka mahtubataka binti Adzkia Samha Saufa bil mahri milyuunu rubbiyatin, haalan."

"Qabiltu Nikahaha wa Tazwijaha alal Mahri Madzkur wa Radhitu bihi, Wallahu Waliyut Taufiq," jawab Tsaqib tanpa ragu hanya dengan satu tarikan napas.

Air mata luruh dari mata lentiknya, mendengarnya membuat Kia menangis bahagia, dia begitu terharu. Dirinya bukan lagi milik kedua orang tuanya. Surganya sudah berpindah beralih pada seorang Gus Tsaqib yang sudah sah menjadi suaminya dimata agama dan hukum.

——❤❤❤——

"Kia, kenapa pipimu?"

Refleks Kia memegang kedua pipinya. Membersihkan pipinya takut ada sesuatu yang kotor.

"Apa masih ada, Kak?" tanyanya bingung

Tsaqib mengangguk. "Belum bersih Ki," jawabnya.

"Sini!" Kia melangkah ke arah Tsaqib yang meminta dia mendekat.

Cup.

"Sudah bersih," ucap Tsaqib santai.

Kia mengerjapkan matanya polos.

Tubuhnya menegang mendapat ciuman yang tiba- tiba. Pipinya bersemu merah seperti jambu. Manis.

"Loh, pipinya kok merah, hm?" goda Tsaqib membuat pipi Kia semakin merah.

——❤❤❤——

"Kakak tau, dulu aku mengira kita akan tetap menjadi mubtada' dan khabar yang saling melengkapi satu sama lain. Tapi aku lupa, jika 'amil nawasikh bisa datang kapan saja."

Kia menangis sesenggukan menatap nanar suaminya. Dia ingin berkata 'lelah' tapi, mulutnya tidak pernah bisa. Hatinya selalu memberontak.

Tsaqib melangkah mendekati Kia. Tangan Kia terangkat menghentikan langkah suaminya, "jangan mendekat, biarkan aku pergi, Kak."

Kia rapuh. Nahkodanya mulai kehilangan kendali. Pasak yang dikira cukup kuat kini mulai melemah. Kapal nya terombang- ambing karena badai.

Tsaqib benar- benar sedih melihat istrinya menangis karena dia.

"Kia.."

"Pergi!" bentak Kia marah.

Mau tidak mau Tsaqib pun pergi menuruti perintah Kia. Mungkin dengan sendiri, Kia akan menjadi lebih baik.

——❤❤❤——

Haiii Kawan.
Aku bikin cerita baru nih!

Semoga aja kalian suka.

See You Next Part yaw