Na'at Man'ut

3.3K 190 9
                                    

Happy Reading:)

Jangan lupa vote!

Kritik dan saran dipersilahkan :)

–––🌹🌹🌹–––

وانا معاك دايمًا كداه و احشني،
وببقى مش عايز أنا امشي،
و أسيبك هو ده اسمه كلام

Lagu wana maak mengalun dari bibir Kia yang sedang menjemur pakaian. Hatinya terlampau bahagia. Dia bersyukur atas limpahan kebahagiaan yang diberikan Allah padanya.

Usai menjemur pakaiannya, Kia kembali masuk ke rumahnya hendak melanjutkan pekerjaan yang lain.

Rumahnya sedang sepi. Suaminya sedang rapat dengan para asatidz untuk persiapan ujian.

Tok tok tok

Suara pintu yang diketuk membuat Kia menghentikan aktivitas nya. Dia bergegas keluar untuk membuka pintu. Ternyata mertuanya.

"Umi, mari masuk," ajak Kia pada Bu Nyai Salamah.

"Umi mau dibuatkan minum apa?"

"Sudah nduk jangan repot, Umi cuma sebentar kok," ucap mertuanya.

"Tidak Umi, Kia tidak repot,"

Dan Kia pun langsung pergi ke dapur membuat teh hangat untuk mertuanya. Bu Nyai Salamah bersyukur memiliki menantu yang bisa mengurus anaknya.

Tak cukup lama Kia berkutat di dapur untuk membuat minuman. Sekarang dia sudah berada di ruang tamu bersama mertuanya.

"Umi kesini mau ngasih ini nduk,"

Sebuah undangan dengan motif yang begitu elegan disodorkan dihadapan Kia.

"Sebenarnya, itu undangan buat Abah tapi, Abah tidak bisa datang jadi, beliau ngutus Tsaqib buat ke acara itu,"

"Baik Umi, nanti biar Kia sampaikan undangannya,"

Kia menyimpan dengan rapi undangan yang diberikan mertuanya karena itu merupakan sebuah amanah.

Usai menyimpan undangan, Kia kembali ke ruang tamu menemani mertuanya kembali. Mereka mengobrol santai layaknya anak dan ibu kandung.

Mengobrol dengan mertuanya bisa mengobati kerinduannya pada Sang Bunda.

---🌹🌹🌹---

Dilain tempat Tsaqib tengah fokus menerangkan materi pada para santriwati. Semua santriwati mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh Gus mereka. Tidak ada suara berisik sedikitpun yang keluar dari para santri. Tsaqib terkenal begitu tegas dan disiplin dalam mengajar. Santriwati menyebutnya sebagai Gus Killer.

"Wallahu 'alam bishowab, cukup sampai sini saja materi hari ini, tutup dengan doa kafaratul majlis!"

"سبحٰنك اللّم وبحمدك أشهد ان لا اله الا انت استغفرك و اتوب اليك"

"Wassalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh,"

"Wa 'Alaikumussalaam warahmatullahi wabarakaatuh," jawab santriwati serentak.

Tsaqib keluar lebih dulu kemudian diikuti para santriwati.

Sorot matanya yang tajam membuat para santri menunduk takut saat berpapasan dengannya. Berbeda jika hanya berdua dengan Kia atau orang-orang terdekatnya, Tsaqib akan berlaku sangat lembut pada mereka.

AmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang