Apa parah?" ucapnya dengan masih sesegukan lalu mencoba melihat bekas lukanya namun draco dengan cepat menghalanginya dan memberitaukan padanya agar tidak usah melihatnya.
ia menaikkan rok charlotte lebih tinggi dari sebelumnya dan sbelum itu ia sudah terlebih dahulu menaruh sebuah bantal di pangkuan gadis itu.
"agar aku tidak mengintip" ucapnya dan membuat charlotte memalingkan wajahnya karna malu.
Draco mengobrak abrik lemari kecil miliknya yang berada di ujung ruangan. Lalu kembali dan duduk di lantai, ia dengan telaten mengobati bekas memar pada kaki charlotte.
"aku akan langsung pergi mendatanginya jika kau menyuruhku untuk membunuhnya sekarang" ucapnya dengan pandangan yang masih fokus pada pergelangan kaki gadis di depannya.
Charlotte tidak bisa menyembunyikan senyumnya, entah mengapa melihat raut wajah khawatir draco membuatnya merasakan gejolak aneh di dadanya yg membuatnya terus menerus memandangi draco dengan senyum kecilnya.
"Hey apa kau pingsan?" ucap draco saat menyadari charlotte tak kunjung membalas ucapannya.
Charlotte mengerjapkan matanya.
"Hm apa salah jika aku menginginkan kakinya ikut merasakan sakit sepertiku?"
"Cih, lebih bagus melenyapkannya saja sekalian"
Selama beberapa menit mereka berdua diam, fokus pada kegiatan mereka masing-masing. Draco yang sibuk mengobati dan Charlotte yang sibuk memperhatikan draco.
"maaf" draco membuka suara
"maaf?"
Draco menghela nafasnya. "maafkan aku karna telah menyakitimu dengan ucapanku"
Charlotte diam, menyimak ucapan draco.
"entah mengapa saat itu aku merasa sangat marah, saat—". Ia menjeda ucapannya dan masih sibuk dengan kegiatannya tanpa menoleh pada charlotte.
"Diggory menyatakan perasaanya dan dengan beraninya mencium mu" ucap draco dengan menghela nafas kasar tidak suka.
Charlotte masih diam mendengarkan, ia sebenarnya terkejut mengetahui fakta jika selain teman cho chang yg duduk di sampingnya saat itu ternyata ada orang lain yang melihat kejadian itu.
"Aku sangat benci melihat kalian berdua bersama, karna aku merasa diggory seperti merebutmu dariku yang seharusnya selalu bersamaku. Padahal aku tau jika kau bukan siapa-siapa ku dan aku berpikir kenapa aku jadi sangat marah hanya karna hal sepert itu" draco terkekeh dengan ucapannya sendiri, sejujurnya saat ini ia sangat amat malu saat mulai menceritakan isi hatinya yang sebenarnya pada gadis di depannya tapi entah kenapa sisi hatinya mengatakan ia harus melanjutkan kembali ucapan dari isi hatinya yang sebenarnya.
"setelah aku menyakitimu hari itu, bayang-bayang wajahmu yang melihatku dengan tatapan kecewa, marah dan sedih seperti itu semakin membuatku gila di rumah. Aku bahkan tidak bisa merasa tenang sama sekali saat sedang berlibur" draco mendengus kesal lalu tersenyum kecil saat mendengar charlotte terkekeh kecil karna mendengar ucapannya.
"Ibu yang melihat perubahan sikapku mulai bertanya kepadaku dan karna aku juga saat itu sedang kebingungan apa yang sebenarnya terjadi padaku akhirnya menceritakan semuanya pada ibu."
"Lalu? Apa kata ibumu?" charlotte bertanya, ia mulai terlihat penasaran dengan kelanjutan cerita draco.
Draco tersenyum, ia lalu meniup-niup olesan obat yang sudah ia taruh lalu mennurunkan kembali rok charlotte dengan hati-hati.
"Ia bilang aku sedang jatuh cinta pada seseorang" ucap draco sambil menatap charlotte.
Mendengar itu jantung charlotte berdegup kencang, ia mengeratkan genggaman tangannya pada bantal di pangkuannya. Berusaha menahan sensasi aneh yang rasanya seperti ingin meledak dari dadanya karna ucapan draco.