⚠️ Warning! Cringe Alert!⚠️
Libur musim panas sudah hampir di mulai, semua orang beramai-ramai berjalan sambil membawa koper dan kandang burung hantu mereka menuju ke stasiun kereta api hogwarts.
Di tengah perjalanan charlotte meringis saat seseorang melemparkan bola-bola kertas kecil, ia melirik ke sana kemari dan melihat draco yang tengah mengintipnya di balik semak-semak.
Saat di rasa pandangan mereka bertemu. Draco mengisyaratkannya untuk mengikutinya sebentar, charlotte mengangguk, ia lalu meletakkan 2 kopernya pada sebuah gerobak khusus mengangkut koper-koper siswa2 yang sedang berjalan tak jauh dari tempat ia berdiri.
"Luna kau pergi duluan, aku akan segera menyusulmu"
Luna membalikkan badannya, ia menoleh ke arah semak-semak.
"Malfoy?" ucapnya.
Charlotte menggaruk tenguknya yang tak gatal, ia mengangguk dengan wajah malu-malu yang ia tahan.
"baiklah" charlotte tersenyum.
Ia pun melambai pada luna dan pergi menghampiri draco yang tengah menunggunya di bawah pohon.
"ada apa?"
Draco menatapnya malas, ia menyilangkan tangannya saat gadis itu dengan entengnya hanya berkata ada apa?. Padahal ia sedari tadi menunggu gadis itu untuk mengucapkan salam perpisahan padanya.
"kau tidak menghampiriku sejak tadi, apa kau sudah lupa jika aku ini adalah kekasihmu?" ucapnya sambil mendengus kesal.
Charlotte terkekeh gemas.
Ia pun melompat dan memeluk leher draco, sampai yang dipeluk sedikit terhuyung karnanya.
"aku akan sangaaaatttt merindukanmu, apa aku boleh mengirimkan surat?" draco membalas pelukannya dengan tak kalah erat. sambil menempelkan hidungnya pada leher charlotte dan mencuri aroma tubuh kekasihnya.
Draco mengangguk sebagai tanda persetujuannya.
"hei sampai kapan kau akan sepert ini, kita akan tertinggal kereta" charlotte tertawa saat ia mulai ingin melepaskan pelukannya namun dengan cepat draco menariknya lagi sampai tubuh mereka bersentuhan.
"Sebentar lagi"
Draco melonggarkan pelukannya. Ia menatap wajah charlotte dan menyelipkan rambut kekasihnya itu ke belakang telinganya, mereka bertatapan selama beberapa detik lalu mulai mendekatkan wajah mereka sambil memejamkan mata.
Srekkk
Mereka berdua terkejut, charlotte melepaskan pelukan mereka dengan tiba-tiba. Lalu memandangi ke arah asal suara itu, ia hanya takut jika saja ada seseorang yang tak sengaja melihat mereka berdua.
"tak apa itu hanya angin" ucap draco saat ia melihat daun-daun berwarna kuning ke coklatan itu terbang dan menimbulkan suara karna terkena angin.
Charlotte menghela napasnya lega.
"aku pikir tadi ada seseora—mphh"
Draco yang sudah tidak sabaran dengan cepat langsung menangkup wajah gadis di depannya itu dan menempelkan kedua bibir mereka, ia juga sesekali menggerakan bibirnya saat charlotte mengalungkan kedua tangannya pada lehernya.
Ciumannya memang masih sedikit kaku karna ini memang sebuah hal baru untuk mereka namun draco juga sempat hampir kehilangan akalnya saat tak sengaja mulai menurunkan wajahnya mencium leher kekasihnya itu.
Tentu saja ia langsung tersadar dan kembali ke tempat semula.
Di rasa mulai kehabisan charlotte menangkup wajah draco dan memundurkan kepalanya. Mereka terlihat ngos-ngosan karna ciuman mereka yang memang berlangsung lama.
"ekhem, maaf yg itu tadi aku tidak sengaja" ujung telinganya memerah, draco mengusap tenguknya menahan malu merutuki dirinya sendiri yang hampir hilang kendali sesaat.
"dasar kau ini! Lain kali jangan asal menarik wajahku seperti itu, a-aku sangat kaget" charlotte memukul pelan dada draco dan membenamkan wajahnya di sana, menahan malu.
Ia juga sadar jika sesaat tadi draco sempat mengecup lehernya namun entah mengapa ia malah membiarkannya dan itu membuat rasa malunya semakin menjadi-jadi, maka dari itu ia berusaha tidak menghiraukan ucapan draco tadi.
Draco menangkup wajahnya dan mengecup sekilas bibir gadisnya lagi.
"pftt apa kau masih malu?" draco tersenyum miring dengan tatapan meledek dan terkekeh saat melihat wajah kekasihnya itu yang masih merah karna malu.
"bukan berati karna kita sudah melakukannya 2 kalinya itu akan membuatku menjadi terbiasa!"
"jadi maksudmu kau ingin melakukannya terus sampai kau terbiasa?"
"Aku anggap aku tidak mendengarnya" ucap Charlotte dan membuat draco tertawa.
"Bagaimana ini aku sudah merindukanmu padahal kau belum pergi" ucap draco sambil tersenyum manis.
"Kita bisa menginap di sini sepanjang liburan jika kau mau, seperti potter yang tidak memiliki rumah" ucap draco.
Charlotte memutar bola matanya malas.
"Berhenti mengejeknya, aku tau kau semakin membencinya setelah kejadian saat itu. Lagipula itu juga termasuk kesalahan ku"
Draco tersenyum miring.
"Jika aku bisa membenci si potter kenapa aku harus repot-repot ikut membencimu hm?" Ucapnya sambil kembali mendekatkan wajahnya bersiap untuk menyerang kembali.
"ayo pergi, keretanya akan berangkat sebentar lagi" ucap Charlotte dengan cepat melepaskan pelukan mereka berdua.
Draco tertawa keras terlebih saat gadis itu tidak menghiraukan ucapnya dan menariknya untuk meninggalkan tempat mereka menuju ke arah stasiun.
draco berhenti saat mereka sudah sampai di stasiun yg mulai sepi karna semua orang sudah duduk di d dalam kereta.
"tangan" perintahnya.
Charlotte menyodorkan tangan kanannya pada draco dan melihat draco menaruh gelang pemberian luna yang saat itu di curi olehnya.
Charlotte tersenyum senang, lalu setelah ia menyimpan gelangnya itu di sakunya draco menyuruhnya untuk memberikan tangannya lagi.
Charlotte menurut dan bisa ia lihat sebuah cincin berbentuk ular berwarna perak dengan mata hitam yang berkilau yang draco taruh di telapak tangaannya.
"keren" ucap charlotte sambil memandangi cincin pemberian draco itu. Draco tersenyum, ia menepuk-nepuk kepala charlotte dan mengacak-acak rambutnya.
"jangan sampai hilang atau kau akan menerima akibatnya" charlotte terkekeh mendengar ucapan draco dan Ia menyimpan cincin itu di sakunya agar tidak hilang.
Draco memeluk charlotte sebentar sebagai tanda perpisahan sambil mengusap rambutnya dengan lembut.
"sampai bertemu setelah liburan.."
"...Honey"
*set time (H.P and the order of the phoenix) END
