Berskenario

91 20 11
                                    

Kelas A Program Studi Ilmu Astronomy

Setiap kalimat yang keluar dari sang dosen tampak benar-benar menyatu dengan pikiran dan jiwa intelektualnya yang murni, dosen itu bahkan tak menyadari ada mahasiswa yang lengah dengan penuturan panjangnya saking khidmatnya suasana kelas. Farhan setengah-setengah menangkap ceramah dari sang juru mata kuliah. Ia tak bisa melupakan rasa cemas dengan bayang-bayang Fajri yang kini berada di gedung pengadilan universitas.

*****

Kelas B Jurusan Musik

Beberapa teman sejurusan Fenly juga melakukan latihan alat musik untuk persiapan orkestra di perhelatan dis natalies nanti, mereka berkumpul untuk memadukan harmoni bunyi permainan musik pegangan mereka sendiri-sendiri. Fenly menyisihkan diri, memilih duduk selonjor dengan satu kaki ditekuk dan matanya terpejam meresapi alunan dan jiwa permainannya.

"Heh, Alpin, punyamu nadanya rendahin dikit coba!" pinta seorang mahasiswa, setelah merasakan keganjalan pada suara musik gabungan dia dan teman-temannya.

Fenly secara tiba-tiba membuka mata dan menghentikan permainannnya, lebih tepatnya ketika mendengar suara intruksi mahasiswa tersebut, yang bagi Fenly, suara serak huskynya mirip suara Gilang. Sial, sekarang ia tertawa sendiri, sebuah desiran menggerayang menggelitik tubuhnya sesaat. Ia bisa bahagia hanya sekedar mengingat sesuatu hal di beberapa jam yang lalu, mulai dari Gilang mengajaknya berangkat bersama, berkali-kali menggandeng bahunya, menatapnya, tersenyum padanya, memuji terkait bakat biolanya dan ucapan penyemangat darinya sebelum berpisah arah untuk pergi ke fakultas masing-masing. Bagi orang-orang kebanyakan, itu merupakan perilaku yang biasa saja, tapi tidak untuk Fenly.

*****

Ruang Persidangan

"Kepada saudara Fajri, apakah benar anda telah melakukan tindakan kasus kerja sama kriminal pencurian pada tanggal dua puluh tujuh Agustus pukul tiga Sore di gang kantin kampus B Universitas Pemoeda 97?"

"Tidak, saya tidak terlibat sama sekali dalam melakukan tindakan tersebut," tanggap Fajri tegas.

Gilang di tempat duduknya tampak tersenyum. Ia lega, Fajri mengikuti pengarahan darinya, menanggapi setiap pertanyaan hakim dengan penuh keyakinan. Sampai kemudian, seseorang dari luar mengetuk ruangan persidangan dan petugas dari dalam membukakannya.

"Permisi, saksi dari saudara Fajri telah datang," izin petugas tersebut pada petugas ruangan.

Saksi tersebut juga ditemani seorang anggota keamanan tim F, Teddy. Alangkah terkejutnya dari pihak beberapa anggota keamanan yang mengenal siapakah saksi itu. Bahkan Fajri sendiri tak kalah terkejut.

*****

Ruang Serba Guna Fakultas Kesenian

Shandy mendapat aplause dari seluruh mahasiswa yang hadir di ruangan. Pidato telah disampaikan, kini giliran pertanyaan-pertanyaan yang harus ia jawab terkait pidatonya maupun tidak. Seorang mahasiswa yang duduk paling depan mengangkat tangan.

"Tadi dalam pidato saudara, saudara menyebutkan bahwa akan bekerja sama dengan ornanmawa. Kita semua tahu bahwa Ornanmawa sedang dalam kontroversi, lalu maksud seperti apakah yang saudara Shandy berusaha sampaikan terkait bekerja sama dengan Ornamawa, apa itu hanya sekedar unsur basa-basi? Atau untuk mencari aman?"

Shandy mengerti, pertanyaan yang seolah memprovokasi semacam itu bisa jadi mahasiswa itu sampaikan untuk mengetes kestabilan emosi dan penguasaan situasi.

"Ornanmawa, adalah organisasi yang bagus, jangan samakan organisasinya dengan orang-orang yang ada di dalamnya, itu beda! Beda!" tekan Shandy pada kata "beda".

Guardian in My RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang