WY - 11

145K 22.2K 6.7K
                                    

Target 2K vote yok!

Aku akan kasih chapter chit-chat, tapi cuman sehari doang ya.. Jadi yg mau baca harus langsung. Karena stelah itu akan aku unpub..

JANGAN LUPA SHARE CERITA INI KEK SOSMED KALIAN YA!

Semakin rame, Cici akan semakin semangat update 🥰

Terimakasih yang sudah bertahan sampai sejauh chapter ini yaa 🥰

Terimakasih yang sudah bertahan sampai sejauh chapter ini yaa 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah drama kemarin, kecanggungan tiba-tiba terjadi. Ah, lebih tepatnya Haidar yang jadi malu-malu jika bertatapan dengan stella yang sering kali menatapnya dengan delikan tajam.

"Saya masak capcay ayam pagi ini." Haidar menghidangkan satu mangkok besar berisi capcay ayam dengan asap mengepul di atas meja makan.

Tangan Stella bersedekap di dada, ketika Haidar mencuri lirik ke arahnya.

"Lo ngapain?" Tanya Stella ketus.

"Sa-saya?" Telunjuk Haidar teracung untuk dirinya sendiri.

Stella memutar bola matanya malas. "Setan! Ya lo lah! Prik!"

Haidar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia berdiri canggung.

"Saya malu." Ucap Haidar jujur.

Alis Stella terangkat satu. Semakin bingung dengan kelakuan suami priknya itu.

"Ngapain lo malu?"

Kepala Haidar tertunduk. Sesekali ekor matanya melirik kecil Stella yang selalu menampilkan ekspresi galak, sejak awal mereka menikah.

"Saya baru pertama kali melihat tubuh wanita. Saya merasa berdosa sekarang." Tutur Haidar.

Mulut Stella menganga. Bingung dengan jalan pikir otak Haidar.

"Eh! Gue istri lo! Kucing noh, bukan istri lo, tapi udah lo mandiin, lo cebokin!" Ketus Stella.

Haidar mendongak, menatap wajah Stella yang semakin garang.

"Saya sama kucing itu tidak ada hubungan apa-apa Stella. Ini— ini tidak seperti yang kamu kira." Ujar Haidar panik sendiri.

"Hah?!"

Haidar beranjak mendekat pada Stella. Rautnya nampak panik. Sangat panik.

"Saya bersumpah, saya dengan kucing betina itu tidak ada perasaan apa-apa.  Jangan cemburu, Stella. Saya dan si Stelli hanya sebatas—"

"Stelli siapa?" Kini Stella semakin dibuat terheran-heran.

"Saya akan menjelaskan semuanya pada kamu, Stella. Saya hanya menceboki kucing dan memandikan. Saya tidak mungkin menyukai kucing betina centil itu."

Haidar berkata dengan cepat.

"WHAT?! Maksud lo, nama kucing sialan itu Stelli?!" Stella sampai bangkit dari duduknya. Suaranya melengking. 

With You [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang