With You [TERBIT]

WY - 38

Happy 38K followers 🎉

Maaf lama banget update, banyak drama tidak terduga belakangan ini 🤧😭

Habis ini Cici UTS, jadi maaf kalo gabisa sering update. Tapi akan sangat Cici usahakan.. Setelahnya akan full update terus.. Tenang saja 💜

1.700 kata! Tega kalo gak rame komen dan vote 🤧

Jangan lupa follow IG Cici untuk segala info terbaru @aloisiatherin

IG Haidar Dan Stella :
@samudera.haidar.ganteng
@stella.aziya

"Silahkan untuk para calon kandidat ketua RT untuk berdiri di depan podium yang telah tersedia." Ujar ketua RT kampung durian ambruk yang masih menjabat.

Debat calon ketua RT di kompleks kampung durian ambruk dilaksanakan di aula perumahan kompleks tersebut. Yang dihadiri oleh warga warga serta pendukung para calon kandidat tersebut.

Haidar merapikan kemejanya, baru kemudian berjalan menuju podium yang letaknya berada di tengah calon calon kandidat lain.

"Selamat pagi pak, Saykoni."
"Selamat pagi pak, Suprianto."

Haidar menyapa pada dua orang yang merupakan kandidat calon RT lainnya. Posisinya berdiri berada di tengah tengah antara dua pria yang terlihat sedang perang dingin tersebut.

"Selamat pagi, Mas Haidar." Sapa keduanya bersamaan.

Haidar tersenyum kecil. Ia bergegas untuk berdiri di belakang podium yang di depannya di beri kertas dengan nama,

Nomor 1
Haidar

Haidar tersenyum lebar, menatap ke arah warga yang bertepuk tangan riuh. Berbeda dengan dua lelaki di kanan dan kirinya yang saling lirik-lirikan sinis.

"Baik, mari kita mulai sesi perkenalan dan juga visi misi untuk kompleks durian ambruk, di mulai dari kandidat nomer Tiga."

Pak Saykoni, yang merupakan kandidat nomer tiga itu segera mengeluarkan suaranya untuk memberikan janji janji manis pada warga.

"Saya Saykoni, calon kandidat ketua RT nomor 3. Visi misi saya jelas ingin membuat kompleks Ambruk—"

"Nyebut nama kompleks saja keliru! Gimana mau jadi ketua RT!" Cetus pak Suprianto dengan sengit.

"Heh! Supra-x! Gak usah ikut campur ya!" Pak Saykoni menuding pak Suprianto.

"Say-iton.. Say-iton.. Jelas sekali kamu ingin lebih unggul dari saya."

"Wah! Wah! Wah! Ngajak gelut ini!" Pak Saykonu sudah menarik lengan baju ke atas.

Haidar yang berada di tengah mereka seketika panik. Ia mengecek sabuk di pinggangnya, agar tidak melorot sebelum melerai keduanya.