Prahara rumah tangga si cowok spek malaikat dan cewek spek iblis.
PART MASIH LENGKAP! TIDAK DI HAPUS SAMA SEKALI ❣️
Novel tersedia di seluruh Gramedia 💖
....
Namanya Stella, cewek liar + bandel yang dinikahkan diam-diam oleh orang tuanya dengan cow...
Kalo followers 18,5K Cici bakal DOUBLE up! (Dalam 2 hari ya!)
Chapter ini gak panjang sih, cuman buat nemenin malming kalian aja🥰
Makasih udah yang bertahan sama ke prikan Haidar 😎
Adegan malam pertama mereka cici publish di apk karya karsa ya, akunnya @aloisiatherin
Adegan 21+ jadi harap was was..
Link : https://karyakarsa.com/AloisiaTherin/with-you-extra-part-malam-pertama-21
Follow dlu ig cici, karena akan cici jadiin story doang. @aloisiatherin
Malmingan kemana nih?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haidar menatap langit-langit kamar dengan deru nafas bersahutan. Tangannya memegang selimut dengan erat.
Sedangkan di sebelahnya, Stella tak kalah menderukan nafas lelah. Dengan tubuh atas polos, Stella merubah posisinya menghadap Haidar yang seolah baru menghadapi badai tornado.
"Lo, gapapa?" Tanya Stelli, memastikan keadaan suaminya setelah untuk pertama kalinya melepas keperjakaan.
Jangan tanyakan se berantakan apa kamar mereka saat ini. Bahkan beberapa barang di atas nakas sudah berserakan, pun dengan kasur yang spreinya lepas setengah.
"Jangan hadap saya, Stella."
Stella tertawa, mendengar ucapan Haidar yang setengah gemetar.
Stella lantas ikut memposisikan dirinya sama seperti Haidar. Menatap langit-langit kamar dengan selimut yang membalut tubuh polosnya.
"Gue udah jujur, perihal gue udah gak perawan—"
"Saya tidak masalah, Stella. Saya tidak peduli akan hal itu."
Stella hanya mengangguk. "Lo gak kecewa? Secara lo adalah yang kesekian, bagi gue?"
"Tidak. Untuk apa saya kecewa? Mungkin memang saya bukan yang pertama. Tapi akan saya pastikan, kalau saya adalah yang terakhir."
Stella tersenyum. "Aba sama Uma aja gatau. Dan gue terkejut sih, lo dengan semudah itu nerima gue."
Haidar menoleh ke Stella. "Cukup saya saja yang tau ya, Stella. Jangan biarkan orang lain tau hal ini."
Stella terkekeh pelan. Ia kembali menoleh pada Haidar.
"Untuk pemula, lo hebat sih. Tahan lama, kuat—"
"Cukup Stella, cukup. Saya malu." Ujar Haidar dengan wajah memerah. Bahkan telinganya turut memerah.
Stella tertawa. Ia mendekat ke Haidar lagi, berniat menggoda pria itu.
"Lagi yuk, lagi!"
"Sudah Stella. Sudah. Jangan! Jangan pegang-pegang saya!" Haidar mulai panik.
Pria itu ingin turun dari kasur. Tapi ia bingung sendiri. Tidak mungkin ia turun dengan keadaan tanpa busana.