Prahara rumah tangga si cowok spek malaikat dan cewek spek iblis.
PART MASIH LENGKAP! TIDAK DI HAPUS SAMA SEKALI ❣️
Novel tersedia di seluruh Gramedia 💖
....
Namanya Stella, cewek liar + bandel yang dinikahkan diam-diam oleh orang tuanya dengan cow...
JANGAN LUPA UNTUK SHARE CERITA INI DI IG/TIKTOK/ TWITTER KALIAN YUK!
Komen for typo!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jantung Haidar sontak berdetak sangat cepat. Mendengar kata malam pertama membuatnya merasa tersipu, mengingat ia seorang perjaka ting-ting 27 tahun.
"Eh, enak banget dong lo, kalo bisa malam pertama sama gue secara cuma-cuma. IPhone gue mana? Lo janji, ya, mau beliin gue."
Haidar bernafas lega, ketika Stella tidak lagi membahas perihal malam pertama yang belum ia persiapkan dengan matang.
"Nanti kita beli langsung, ya. Tapi saya membelikan kamu handphone bukan karena saya ingin malam pertama dengan kamu. Tapi karena kamu itu istri saya," Haidar mengucapkan apa yang ada di dalam hatinya.
Ia takut Stella berpikir bahwa seolah-olah ia membelikan Stella ponsel hanya demi malam pertama mereka.
"Dih, sans aja sama gue. Oh ya, air panas udah nih? Gue mau mandi, gerah."
"Air panas barusan saya tuang di kamar mandi belakang." Tutur Haidar, membuat senyum Stella mengembang lebar.
Stella senang. Ia lantas bergerak maju, menepuk pipi Haidar dua kali dengan pelan.
"Suami pinter." Kekehnya, kemudian berlari riang menuju kamar mandi tamu di dekat ruang keluarga.
***
Selesai mandi, Stella segera mengenakan baju tidur yang lebih mirip baju dinas suami istri.
Lengannya hanya berupa tali string mirip bra, dengan belahan dada yang pendek. Jangan lupakan bagian perutnya yang tembus pandang. Kainnya hanya sepanjang paha, membuat kulit kinclong Stella terekspos bebas.
"Cantik banget sih gue. Ya ampun." Gumam Stella, sembari menyemprot wajahnya dengan air penyegar wajah.
Dengan gesit, Stella menaikkan bando kelinci hingga poninya tersingkap ke belakang. Tak lupa, ia mengambil sandal bulu berwarna putih, sebagai alas kakinya.
Benar saja, ketika pintu dibuka, aroma harum dari rempah-rempah semakin pekat tercium. Perut Stella rasanya semakin keroncongan, mengingat, sepulang kuliah ia belum makan sama sekali.