26

573 50 10
                                    

- - -

Annabeth terbangun dari tidurnya namun dia sudah tidak menemukan Aldrich disamping dirinya padahal semalam pria itu memeluknya erat bahkan sampai mnyembunyikan wajahnya diceruk leher milik Annabeth. Tidak mau membuang waktu untuk memikirkan kejadian tersebut ia segera bangkit dari tempat tidurnya. Pintu terbuka perlahan menampilkan sosok yang dia kenal.

"Selamat pagi, sweety." Annabeth tersenyum ke arah pria tersebut.

"Selamat pagi, Aldrich. Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Kau terlihat cantik meskipun baru bangun tidur. Segeralah mandi lalu kita sarapan bersama."

"Kau kemari hanya ingin mengatakan itu?"

"Aku menginginkan sesuatu sebenarnya." Annabeth berjalan mendekati Aldrich. Kini keduanya sudah berhadapan.

"Apa yang kau inginkan kali ini, Alpha?" Seringaian milik Aldrich terlihat kala Annabeth memanggilnya dengan sebutan Alpha.

"Morning kiss darimu." Aldrich segera mencium bibir ranum milik Annabeth.

Ciuman terjadi beberapa detik hingga Annabeth memutuskan untuk menghentikan kegiatan mereka sebelum ciuman itu berubah menjadi ciuman panas. Aldrich tersenyum ia mencium pipi milik Annabeth kemudian memeluknya erat menghirup aroma yang membuat dirinya seperti terbang melayang. Annabeth tersenyum mendapat perlakuan manis dari Aldrich. Ia juga memeluk pria itu dengan erat.

"Mandilah, aku akan menunggumu diruang makan." Annabeth mengangguk.

Dia segera menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri. Annabeth mengenakan pakaian yang sudah dibelikan oleh Aldrich. Ia hanya menguncir rambutnya ke belakang dengan rapi. Saat sudah siap dia segera menemui Aldrich diruang makan dibantu oleh maid yang ada disana. Annabeth mengambil duduk dihadapan Aldrich membuat pria itu tersenyum senang karena bisa memandang matenya sesuka hati.

"Makanlah yang banyak, Anna. Aku tidak ingin kau sakit." Annabeth tersenyum.

"Baiklah." Sahutnya lembut.

Para maid yang ada disana tersenyum tipis melihat kegiatan keduanya. Mereka senang jika Alpha milik mereka menjadi orang yang lebih memiliki perasaan seperti ini. Beberapa menit berlalu, seorang maid berlari menuju ke arah Aldrich. Aldrich yang melihat hanya menikkan satu alisnya bingung sambil menunggu apa yang ingin maid tersebut katakan. Annabeth sudah melepas alat makan dan mengusap mulutnya dengan kasa bersiap untuk melakukan sesuatu jika terjadi hal-hal yang tidak seperti dugaan.

"Alpha, nona Azura sudah mampu membuka matanya namun dia tidak bicara sama sekali."

"Benarkah?"

"Ya, Alpha." Annabeth menatap Aldrich dengan pandangan aneh.

"Aku harus memeriksanya jika begitu. Anna, ikutlah denganku." Annabeth mengangguk. Dia hanya diam saja sambil terus membuntuti Aldrich.

"Alpha." Sapa Roberto.

"Kau sudah mengeceknya?" Roberto mengangguk.

"Saya baru saja mengeceknya, Alpha. Nona Azura terlihat sangatlah aneh, Alpha. Sepertinya lebih baik menyuruh Annabeth masuk untuk memeriksanya." Aldrich menatap ke arah Roberto dengan bingung.

"Kau bilang dia aneh kenapa malah menyuruh mate ku masuk, Roberto?" Suara geraman marah terdengar.

"Tenanglah, Al. Aku sudah terbiasa mengurus hal seperti ini. Kau tunggu saja diluar biar aku yang masuk memeriksa keadaannya."

"Biar aku ikut denganmu, love." Annabeth menggeleng.

"Kau tunggu saja disini. Aku akan mengeceknya untukmu. Kau bilang kemarin padaku jika aku harus merawatnya bukan. Ini sudah menjadi tugasku untuk merawatnya, Aldrich." Annabeth mulai melangkah masuk. Pintu tertutup kembali. Aldrich mengacak rambut frustasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Mate is a DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang