6

2.6K 178 15
                                    

~~~

Jika raga tak mampu bicara
Telinga tak mampu mendengar, kaki tak mampu melangkah
Maka hatilah yang menuntun segalanya

~~~

Annabeth sekarang tengah berada dalam mobil. Ia segera mengemudikan mobil tersebut ke arah rumah sakit tempat ia bekerja. Tapi tanpa ia duga jalan menuju rumah sakit sangat ramai dan sesak.

Ia melihat orang-orang berlarian kesana kemari mencari pertolongan. Bahkan ada yang menjatuhkan dirinya ke jalanan sambil menghapus air mata yang masih menggenang dipelupuk.

Annabeth segera keluar dari mobil yang ia tunggangi. Ia berlari ke arah tempat orang-orang berkumpul. Tanpa ia duga ternyata telah terjadi kecelakaan yang memakan banyak korban.

Ia segera berlari secepet mungkin membelah lautan manusia. Membantu korban-korban yang belum mendapatkan pertolongan pertama. Setelah dirasa cukup lama akhirnya ambulan pun tiba.

Ia segera berlari ke ambulan tersebut ternyata info ini yang akan ia dapat ketika sampai di rumah sakit. Tanpa berpikir panjang ia segera ikut memindahkan korban-korban ke dalam ambulan.

Annabeth melihat siluet orang yang ia kenal, ternyata itu Kak Matthew. Ia pun segera berlari ke arahnya.

"Lah kok ada kamu Ann, ngapain disini?" Ujarnya

"Jalan-jalan." Ujarku membalasnya, ia segera menggaruk tengkuk lehernya yang tak kaku.

Setelah membalas perkataan Kak Matthew,  aku segera membantu anggota medis yang ada disini. Tanpa sengaja, aku melihat ke arah Kak Matthew. Ia tengah bengong sambil berdiri.

"Kak, bantu aku mengurusi korban yang lain, bengong mulu perasaan jadi orang. Sini bantuin ih!"

Ia segera berlari menghampiriku dan membantu korban yang lain. Tiba-tiba ponsel disaku ku bergetar.

Drtttt....drtttt....drtttt

"Halo? Dengan dr. Horisson disini."

"Dokter. Anda dimana sekarang? Kami membutuhkan anda disini." Suara orang disebrang sana

"Aku tengah berada dijalan. Disini terjadi kecelakaan. Aku akan sampai disana 20 menit lagi."

"Baiklah."

Aku segera menutup telponku untuk melanjutkan kegiatanku yang tertunda. Setelah semua korban sudah ditangani aku segera bangkit menuju mobilku.

Annabeth segera mengendarai mobilnya ke arah rumah sakit tempat ia bekerja. Ia sekarang tengah sampai ditempat parkir. Annabeth segera menutup pintu mobilnya dan tak lupa menyambar jas dokter miliknya.

Annabeth segera berlari menyusuri lorong demi lorong sambil sesekali melihat jam yang melingkar di tangannya. Dalam hatinya ia berdoa agar tak terlambat saat sampai disana. Deru napasnya terdengar keras tak lupa keringat yang menggenang di wajah cantiknya.

Ia melangkahkan kaki nya menuju meja informasi. Sambil menyeka keringat yang mengucur di dahi. Tak lupa menenangkan diri setelah kejadian tadi.

"dr. Horisson, selamat malam." Ujar gadis perawat itu.

"Apakah tadi ada korban kecelakaan beruntun. Apakah semua sudah ditangani?"

My Mate is a DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang