prolog

25K 1.1K 4
                                    

Tangan lentik itu mengapit sepotong Hotaru Ika menggunakan sumpit ke mulutnya. Safi dengan santainya menonton sebuah serial Netflix sembari ditemani sepiring cumi-cumi yang diimpor langsung dari Jepang. Sebelah tangannya memegang sekaleng bir dingin yang cocok sekali dimakan bersama camilan langka itu.

Malam ini adalah malam minggu, atau yang biasa disebut 'Malam Kesengsaraan Para Jomblo ' oleh Safi. Di usianya yang sebentar lagi berkepala tiga, ia tidak punya pacar—apalagi suami yang menemaninya malam mingguan. Di penthouse seluas seribu meter persegi itu, ia hanya tinggal ditemani dengan dua ekor anjing Dalmantian yang kini senantiasa tidur di sisi kanan dan kirinya.

"Mako!" Safi menyodorkan sepotong cuminya ke arah anjing yang menatapnya enggan di sebelah kanan. Hewan berkaki empat itu menggigit cuminya dan mengunyahnya malas-malasan sebelum kembali tertidur.

"Camo!" Dalmantian bertompel besar di matanya itu hanya terbangun dan bengong melihat satu cumi di hadapannya tanpa ada niat untuk menggigitnya.

Melihat reaksi Mako dan Camo, Safi buru-buru menambahkan notes di handphonenya.

Hotaru Ika: Mako malas-malasan. Camo bengong.

Selagi ia memegang handphone, sebuah panggilan masuk di benda pipih berukuran tujuh inci itu. Caller ID nya tertulis Amary. Tanpa berpikir panjang ia menekan tombol hijau dan menyalakan fitur speaker.

"Kesambet apa nih seorang Amarylis nelfon gue di malam minggu? Berantem sama Randy?" Safi memulai panggilan itu ringan.

Terdengar suara isakan di seberang sana. Safi meletakkan piring Hotaru Ika nya di atas meja dan meraih handphone untuk mematikan speaker lalu menempelkan handphone nya di telinga.

"Lu kenapa?" tanya Safi khawatir.

"Saf.. Gue putus sama Randy. Dia bilang dia masih cinta sama mantannya. Pernikahan gue batal!"

Safi mengurut pangkal hidungnya pelan. Dua minggu lagi Amary dan Randy akan menikah, dan pria itu baru mengatakan kalau ia cinta sama mantannya sekarang?

Amary melanjutkan berceloteh diselingi isakan. Safi kembali mengaktifkan mode speaker dan meletakkan handphone nya di atas meja.

"Jadi gitu loh Saf. Dia kan bisa bilang ke gue kalo emang gak sreg. Bukannya asal mutusin lewat telfon," gerutu Amary tiga puluh menit kemudian.

Safi mengangguk-angguk dalam diam. Mulutnya sibuk mengunyah Hotaru Ika yang sempat dilupakannya.

"Masih nyambung. Saf? Lu gak tidur kan dengerin curhatan gue?" tanya Amary begitu menyadari Safi belum merespon apapun.

Safi menarik handphone nya cepat. "Nggak kok, tenang aja. Gue masih setia dengerin cerita lu."

"Oh, lu lagi ngapain nih sekarang?"

"Me-time. Sambil ngemil hotaru ika yang dikasih sama Vella," jawab Safi santai.

"Gue ke rumah lu ya?" Safi membalas dengan deheman mengiyakan kemudian mematikan panggilan itu.

Ia melihat ke kanan dan kirinya. "Guys, kayaknya kita gak bakal tidur semaleman buat dengerin curhatan tante Amary yang ditinggal jodoh. Kalian tadi denger kan, seberapa mirisnya punya pacar. Makanya mami gak mau punya cowok, kalian aja udah cukup buat mami," ujarnya sambil mengelus Mako dan Camo lembut.

aficionadoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang