chapter 20

6.1K 559 15
                                    

🎵: Ghost (Acoustic) - Ben Woodward

--

Tyler's Birthday - Tyler's POV

Kelopak berwarna merah lembayung melayang bertebaran hingga terjatuh di atas rumput tipis yang amat asri. Semerbak wangi bunga yang amat khas menguar dari tempat itu. Sebuah tangan kekar menyentuh dinding nisan dengan hati-hati, seolah takut apabila tindakan kecilnya akan melukai seseorang. Langit jingga sore hari tampak sedikit mendung, seakan mengetahui bahwa ada seseorang  mengalami sukacita dan duka luar biasa di waktu yang sama.

Mata coklat lembut itu menatap foto kecil yang ada di tengah nisan dengan sendu. Masih tersimpan dengan jelas bagaimana cara perempuan itu tersenyum kepadanya. Sebuah senyum anggun yang tidak akan bisa ia temui lagi. Senyuman yang mustahil hilang dari ingatannya selama ia masih bernapas di dunia ini.

Ia beralih membuka sebuah kotak berukuran sedang yang ia bawa bersamaan dengan satu buket bunga tulip berwarna kuning. Di dalam kotak itu terdapat sebuah kue sederhana dengan hiasan kirm kocok dan stroberi, ditambah dengan lilin bertuliskan angka 32.

Dengan mata berkaca-kaca, ia meletakkan kue itu di atas pusara kesayangannya. Menyalakan lilin dan bernyanyi dengan lirih.

"Ha..ppy birth..day to.. you.." Tepukan tangan menyedihkan mengiringi lagu itu. "Hap..py bir..thday to.. you.."

Air mata yang ia tahan mati-matian akhirnya tidak tertampung lagi. Pria itu terisak kuat sembari mengusap air matanya kasar. Penyesalan tak berujung membelenggu hatinya pelan-pelan. Ratusan pertanyaan dengan awalan 'kalau saja' bermunculan, menghakiminya tanpa ampun. Ingatannya kembali pada peristiwa delapan tahun yang lalu. Apa yang terjadi sehingga ia jatuh ke dalam lubang gelap tak berdasar itu.

–Flashback, 8 tahun yang lalu

"Tyler, please. Jangan marah dulu. Aku sama Erik gak sengaja. Please kamu jangan ngomong ke siapa-siapa." Sebuah kalimat memohon dari Marina menggema di telinga Tyler.

"For God's sake, ini udah ketiga kalinya dan kamu bilang gak sengaja? Na, dia kakak tiri kamu!" komentar Tyler ketus. Bayangan perempuan kesayangannya berciuman dengan kakak tirinya–yang juga adalah teman dekatnya–pada saat mereka berpisah di parkiran kantor membuat Tyler kehilangan kendali. Ia juga tahu kalau Marina tidak pernah mencintainya karena hati perempuan itu hanya milik Erik Hartono seorang.

"Harus ya Na, kamu lakuin ini di hari ulang tahun aku?" tanyanya kecewa.

Mulai terdengar isakan di seberang sana, yang membuat Tyler mencengkram rambutnya frustasi. Dengan sangat terpaksa, ia harus mengalah. Memangnya apa lagi yang bisa ia lakukan? "Okay, aku gak akan bilang siapa-siapa. Na, please. Today's also your birthday. Jangan nangis."

"Abis kamu sih.. Hiks.."

Tyler menghembuskan nafas panjang. Ketukan pintu membuat fokusnya beralih. Sang personal assistant masuk dan mengingatkan bahwa ia harus segera menghadiri rapat.

"Na. Aku harus masuk rapat. See you di restoran nanti malem ya."

Terdengar gumaman dan Tyler menganggap itu adalah tanda bahwa Marina mengerti. Yang tidak pernah ia bayangkan sama sekali, itu adalah kali terakhirnya ia berbicara dengan perempuan itu..

–Flashback End

"Hap..py birthday, Na," lirihnya pelan mengakhiri lagu. Ia menatap kue dan nisan itu bergantian, sebulir air mata kembali mengalir dari maniknya. Dulu, hanya Nana yang rela bersusah payah membelikan kue pada hari ulang tahunnya. Betapa cerianya wajah perempuan itu setiap kali mereka merayakan ulang tahun bersama kembali terputar di otaknya.

aficionadoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang