The honeymoon phase is over.
Ada kalimat yang mengatakan perasaan cinta hanya bertahan di tiga bulan pertama dalam sebuah hubungan. Maybe, it's true.
Memasuki bulan ke lima hubungan mereka, Safi mulai merasakan adanya perubahan dalam diri Tyler. Semenjak tanggal satu di bulan ini, pria itu seperti..
Entahlah.
Pria itu agak pendiam dan dingin. Memang, Tyler adalah orang yang lumayan tertutup tapi akhir-akhir ini, dia bahkan terkesan enggan untuk berbicara dengan Safi.
"Babe, kita minggu ini kemana ya?" tanya Safi dengan nada semangatnya. Saking semangatnya, suaranya agak melengking. Minggu lalu Tyler membatalkan kencan mereka di Senayan karena ada urusan mendadak. Oleh karena itu ia sangat menunggu-nunggu hari Sabtu ini karena sudah dua minggu ia tidak berjumpa dengan pria itu.
"Saf kayaknya minggu ini aku gak bisa deh. Sorry, I really have something to do."
Dan itu terjadi lagi. Untuk kesekian kalinya Safi menghela nafas berat. Ia mengerti kalau Tyler adalah orang sibuk yang waktunya bukan untuk dirinya saja. Dulu ia tidak masalah jika tidak bertemu Tyler, kenapa sekarang ia merasa kecewa?
"Okay gak apa-apa. Nanti kabarin ya kapan kita bisa kete–" Ucapan Safi terputus begitu mendengar nada bahwa telpon sudah dimatikan sepihak.
Helaan nafas berat bercampur kesal terdengar begitu Safi menjatuhkan tangan yang memegang handphone itu pelan. Pria itu berubah. Tyler bukanlah lagi pria yang hangat dan perhatian. Tidak ada lagi panggilan gorgeous, tidak ada lagi ungkapan manis. Kini Safi merasa dirinya lebih rendah dari klien Tyler sekalipun.
Demi apapun di dunia ini, she misses the old Tyler Candranata.
--
SKYE di Grand Indonesia terpantau cukup ramai sore hari itu. Gemerlap pencahayaan gedung pencakar langit yang mulai dinyalakan dan langit jingga menjadi pemanis pengeliatan mereka yang ada disana. Mungkin memang karena hari ini adalah hari Sabtu, banyak pasangan yang menghabiskan malam minggu berdua disana. Safi duduk di salah satu meja outdoor bersama dengan Amarylis dan Clausius. Semilir angin meniup helaian rambut Safi dan menyapa wajahnya dengan ramah. Suasana sore hari itu terasa begitu mirip dengan pertemuan kedua Safi dan Tyler di Henshin saat pernikahan Veneo.
"Ada masalah, Saf?" Clausius bertanya dengan nada seriusnya. Memang hanya dia pria peka yang menyadari perubahan kecil namun mencolok dari seorang Sapphire Ixora Ganendra.
Semenjak menikah, Clausius sangat membatasi waktu sosialisasi dengan teman-temannya. Dia mengatakan kalau ia sudah puas menghabiskan waktu dengan mereka di masa lajangnya, sehingga sekarang adalah saatnya mengabdikan diri sebagai suami dan kepala keluarga yang baik. Dia yang biasanya menjadi orang pertama yang mengetahui gosip terbaru, kini menjadi orang terakhir yang mengetahui apa-apa. Hal ini tentu membuat image nya sedikit banyak berubah. Dari playboy tukang gosip menjadi suami siaga. Sebuah transisi positif yang disyukuri semua orang.
Safi menghela nafas berat. Ibu jari dan telunjuknya meraih duck fat truffle fries yang mereka pesan lalu memakannya malas-malasan. "Gak ada."
"Oh c'mon. Lu kenapa sih? Dari kemarin kayaknya bad mood melulu. Mumpung ada Clausius cerita aja, Saf. Susah nih ngundang dia sekarang," keluh Amary frustasi sembari melirik ke arah pria berbaju polo putih itu.
Yang dilihat hanya mengalihkan pandangan tidak nyaman sambil menggaruk kepalanya. "Ya gimana ya. Istri gua lagi hamil. Gak enak lah kalo gua keluar sering-sering."
"Emang ya playboy kalo udah ketemu pawangnya itu jadi anak paling alim sedunia," ejek Amary yang dibalas dengan lirikan sebal dari Clausius.
Sebenarnya, Karina adalah sosok perempuan sangat mandiri. Ia bisa melakukan segalanya dan jarang sekali menyuruh Clausius untuk melakukan sesuatu untuknya. Karina juga tidak pernah membatasi lingkup pertemanan Clausius ataupun kegiatannya, namun pria itu memiliki kesadarannya sendiri. Bagaimana pun juga, kini ia sudah beristri dan sebentar lagi akan mempunyai anak. Sekali lagi, pertemanan bukanlah lagi prioritasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
aficionado
RomanceSiapa yang tidak mengenal Sapphire Ixora Ganendra? Perempuan berusia dua puluh tujuh tahun itu sudah dua tahun berturut-turut masuk ke dalam jajaran Forbes 30 Under 30 berkat kesuksesan perusahaan produsen makanan hewan miliknya. Ia juga seorang so...