Tepat satu bulan setelah pengumuman pernikahannya, Clausius Ardisoewarno resmi mempersunting Karina Ekawijaya di salah satu resor terkenal di Bali. Pernikahan Clausius adalah wedding of the year dengan tema floral garden yang mewah dan modern.
Setelah beberapa minggu menolak berbicara dengan Clausius karena merasa dikhianati, Safi akhirnya melembut dan memutuskan untuk menghadiri pesta tersebut. Bagaimana pun juga Clausius adalah teman seperjuangannya dan ia berhutang budi terhadap pria itu.
"How do I look today, babe?" tanya Safi memperlihatkan dirinya yang mengenakan strapless gown berwarna biru ombre. Dengan rambut diatur up-do dan makeup peach sederhana yang membuat aura kecantikan Safi keluar secara alami, perempuan itu tampak anggun dan menawan.
Tyler tampak salah tingkah melihat Safi yang dressed-up sedemikian rupa. Kalau dipikir lagi, ini adalah kali pertama Tyler melihatnya mengenakan gaun seterbuka ini. Tatapan Tyler tampak begitu dalam memandang Safi, seakan ia baru saja melihat sebuah permata berharga yang tak ternilai harganya. Hal ini membuat Safi merasa diinginkan dan dicintai. "You look gorgeous, Saf," pujinya sungguh-sungguh.
"But perhaps you'll need this." Tyler melepaskan jasnya yang berwarna abu-abu gelap lalu menyampirkannya di bahu Safi. Cuaca sore hari itu tampak berangin meskipun cerah.
Sejujurnya, ini adalah salah satu sifat Tyler yang disukai oleh Safi. Pria itu tidak pernah mengkritik seleranya dalam memilih sesuatu, termasuk pakaian. Pernah sekali Safi bertanya kepada Tyler mengenai hal ini ketika membahas larangan-larangan saat berpacaran. Pria itu hanya menjawab. "Well if you're comfortable wearing it, why not. It's your body Saf. Be proud of it."
"Yuk." Safi menggapit lengan Tyler dan mereka turun bersama ke venue pernikahan itu. Tamu-tamu sudah banyak yang berdatangan. Seorang waiter mengarahkan sepasang kekasih itu untuk duduk satu meja dengan Amary.
"Akhirnya lu berdua dateng. Hi Tyler!" ujar Amary senang kemudian memeluk Safi cepat. Dia datang terlalu cepat dan duduk sendirian tanpa date di meja berkursi lima itu.
Tyler menganggukkan kepala ramah. "Sendirian aja?" tanyanya.
Amary mengangguk kemudian mengalihkan perhatiannya kepada Safi. "Untung ada lu berdua. Garing kalo enggak gue." Safi tertawa pelan.
Tidak lama kemudian meja yang mereka tempati pun penuh dengan teman-teman satu circle Safi. Ada Vella Nirmala–pemilik restoran sushi yang kerap memberikan Safi makanan-makanan aneh. Kemudian ada pula Veneo Biratama dengan istrinya Astoria. Oleh karena itu, berita bahwa Tyler Candranata menghadiri pernikahan Clausius pun menjadi santer dibicarakan.
"Sorry," gumam Safi pelan ketika teman-temannya mulai ramai membicarakan Tyler. Kadang ini yang membuat Safi kurang nyaman dengan circle-nya yang heboh.
Tyler menengok ke samping. Menatap wanitanya dengan pandangan bingung. "And you're sorry for?"
"Kamu kan gak mau kalau privasinya diganggu. Sorry temen-temen aku–."
Tangan Tyler menggenggam tangan Safi. Pria itu menatap lembut dan sebelah tangannya merapikan rambut Safi yang tertiup angin. "Hey, listen to me. I'm happy, Saf. Mereka jadi tahu sekarang kalau kita berdua in a relationship. Gak apa-apa." Mendengar nada menenangkan dari Tyler membuat Safi mau tidak mau tersenyum.
Acara pernikahan itu dimulai. Dari tempatnya duduk, Safi dapat melihat ekspresi bahagia Clausius ketika dirinya dinyatakan resmi menjadi suami dari Karina. Sebagai seorang teman yang melihat jatuh-bangun kehidupan percintaan Clausius, Safi merasa terharu dan senang melihat pria itu akhirnya menemukan pendamping hidup yang selalu ia diidam-idamkan. Apalagi sebentar lagi mereka akan dikaruniai buah hati yang kini sedang tumbuh dalam kandungan Karina.
"Congratulations, Clau, Kar. Gosh, I'm such a crybaby, sorry, tapi gue beneran seneng banget akhirnya kalian berdua married. Aduh kalian baik-baik ya, apalagi bentar lagi gue punya keponakan," ucap Safi lalu mengusap air matanya ketika mengucapkan selamat kepada pasangan baru itu.
Clausius dan Karina terkekeh. "Thank you Saf. Udah dong nangisnya. Kasian tuh Tyler bengong liatin lu," ujar Karina setelah selesai tertawa.
"Congratulations kalian berdua," ucap Tyler dengan nada penuh wibawa sambil menyodorkan tangannya kepada Clausius.
Clausius menjabat tangannya mantap. "Thank you udah sempetin diri buat dateng. Sorry kalo selama ini ada perilaku gue yang kurang berkenan. She's like my little sister and I truly wish her the best for her partner."
"No worries." Tyler melepaskan jabatan tangan itu dan tersenyum penuh pengertian.
--
"They're such a perfect couple," komentar Safi mengenai Clausius kepada Tyler yang berjalan di sampingnya. Acara pernikahan itu sudah selesai semenjak satu jam yang lalu. Karena takut Karina terlalu lelah, Clausius tidak mengadakan acara resepsi sehingga para tamu dipersilahkan untuk beristirahat.
Merasa belum lelah, Safi mengajak Tyler untuk berjalan menyusuri resor ditemani deburan ombak yang menenangkan jiwa. Sepanjang garis pantai itu diberikan penerangan berupa lampu temaram yang membuat suasana menjadi lebih hangat dan romantis.
"They are," balas Tyler setuju.
Lengan Tyler memeluk pinggang Safi dan mengajaknya duduk di salah satu gazebo tanpa atap. Tyler merebahkan dirinya kemudian menginstruksikan Safi untuk ikut merebahkan diri dengan berbantal pada lengannya. "Tell me your dream wedding, gorgeous."
Safi menatap langit-langit yang penuh bintang malam itu. "I don't know, babe. Sejak kecil aku bukan orang yang suka princess things. They are all deceivers. Mana ada di dunia ini yang happily ever after. Makanya aku gak pernah mikirin what is my dream wedding."
"Hey babe." Panggilan Tyler membuat Safi menoleh dan seketika wajahnya hanya berjarak beberapa sentimeter dari wajah rupawan itu.
"There is no happily ever after in this world. There are always ups and downs. But we'll find happiness while having those experiences." Tyler mengecup singkat bibir Safi. "I love you," ucapnya lalu mencecap bibir ranum itu untuk waktu yang lebih lama.
--
Safi tidak bisa tidur. Memang kalau dihitung, sudah dua bulan dia menjalin kasih dengan Tyler Candranata. Dua bulan itu pula ia belum berhasil beradaptasi dengan sentuhan dan kasih sayang pria itu.
Jemari Safi menyentuh bibirnya lagi. Wangi khas Tyler bersatu dengan hembusan nafas hangat yang membuat otaknya berhenti bekerja. Itu adalah kali pertamanya melakukan proper kiss dengan Tyler. Astaga membayangkan ciuman yang beberapa jam lalu diterimanya berhasil membuat pipinya memanas.
Tyler Candranata and his charms memang tidak ada duanya. Safi mencibir dalam hati.
Meraih remote televisi, Safi menggonta-ganti saluran TV yang ada di hotel itu namun tidak menemukan yang cocok. Membuka akun sosial medianya, sudah pasti dipenuhi dengan berita pernikahan Clausius.
Pernah tidak sih kalian bosan, tapi tidak tahu juga mau melakukan apa.
Sempat terbesit di pikirannya untuk menghubungi Tyler. Tapi jam sudah menunjukkan pukul tiga subuh. Pria itu pasti sudah tidur nyenyak mengingat jadwalnya yang padat sebelum mereka ke Bali bersama.
Pandangan Safi jatuh kepada jas yang tergeletak miris di atas sofa kamarnya. Jas berwarna abu-abu tua yang dipinjamkan Tyler sebagai outer untuk menutupi bahu terbukanya. Dengan langkah mantap, Safi menghampiri jas itu dan tercium lagi wangi yang mengingatkannya pada ciuman panas tadi. Jantung Safi rasanya akan meledak!
Ternyata ini rasanya kasmaran. Akhirnya ia tahu kenapa orang suka perasaan jatuh cinta.
Saat dirinya sedang asik memeluk jas itu, sebuah foto terselip keluar dari saku jas. Ada dua orang di foto itu. Laki-laki dan perempuan yang saling merangkul layaknya saudara. Safi dapat mengidentifikasi langsung si laki-laki. Itu adalah Tyler, meskipun wajahnya jauh lebih muda dari sekarang.
Seingatnya, Sandra hanya pernah menceritakan bahwa Tyler memiliki kakak laki-laki. Lalu, siapa perempuan itu? Rahasia apa lagi yang disembunyikan Tyler?
--
Okay guys sampe sini dulu ya update minggu ini! See you next week! MAKASI YANG UDAH BACA!
KAMU SEDANG MEMBACA
aficionado
RomanceSiapa yang tidak mengenal Sapphire Ixora Ganendra? Perempuan berusia dua puluh tujuh tahun itu sudah dua tahun berturut-turut masuk ke dalam jajaran Forbes 30 Under 30 berkat kesuksesan perusahaan produsen makanan hewan miliknya. Ia juga seorang so...