chapter 16

6.2K 524 7
                                    

Sapphire memulai hari Sabtu nya dengan menerima kabar gembira dari Tyler. Perusahaannya, Candranata Industries berhasil mengakuisisi pabrik kimia terbesar di Jerman sehingga membuat perusahaan itu menjadi perusahaan bahan kimia terbesar di Asia dan Eropa Barat. Untuk merayakan kesuksesannya, Tyler mengajaknya kencan di sebuah restoran fine-dining di daerah Gunawarman.

Setelah memandikan kedua anak bulunya, Safi beranjak ke walk-in closet untuk memilih pakaian yang akan ia gunakan nanti malam. Waktu menunjukkan tepat pukul sepuluh pagi, masih tersisa banyak waktu untuk memutuskan apakah ia harus memakai baju yang ada atau beringsut ke pusat perbelanjaan terdekat untuk membeli pakaian baru. Memilah satu persatu dress yang ada di dalam lemari sepanjang tiga meter itu, Safi akhirnya menarik dua buah pakaian mahal yang menurutnya cocok.

Sleeveless dress anggun berwarna hitam dari Prada yang ia beli saat liburan ke Perancis enam bulan yang lalu, dan sebuah playsuit monokrom dari brand YSL. Dua-duanya belum pernah ia pakai kemanapun.

Untuk memantapkan pilihan, Safi akhirnya meraih ponselnya dan mencari kontak Amarylis.

"Yang mana?" Safi mengubah panggilan itu menjadi panggilan video dan memperlihatkan dua pakaian yang tergeletak di benchbeige beludru di tengah wardrobe nya.

"Gua biased, Saf. I love YSL so much, pasti gua pilih playsuit nya." Amary berujar langsung sebelum melanjutkan, "And I assume you already know what you want. Makanya nyari gua."

Mendengar perkataan terakhir Amary membuat Safi tersenyum kecut. Perempuan itu benar. "I'm going on a date with him."

Amary mengernyitkan alis. "Terus? Lu kan bukan sekali dua kali date sama Tyler."

"Malam ini beda. Dia abis menang tender besar. Katanya sekarang Candranata Industries jadi penguasa pasar bahan kimia di Asia dan Eropa Barat. Gua jadi minder."

Tawa perempuan di seberang sana pecah. "Hello? Are you still the old Safi that I know? Come on, Saf. Lu juga bukan orang sembarangan. Lu itu pemilik perusahaan makanan anjing terbesar di Indonesia. Gak semua orang bisa melakukan itu. Just be yourself."

"Gue tau," lirih Safi tidak yakin.

"Then what are you waiting for? Dress well, wear makeup, and jangan lupa attitude dijaga. Kalo bisa get laid sekalian. Tapi inget pake pengaman. Berabe urusannya kalo lu punya anak."

Safi melirik galak. "Ngaco lu. I'm a self-loving woman yang lebih mengutamakan keselamatan diri daripada gairah. Udah ah," ujarnya mematikan sambungan itu.

Memang circle nya gila semua. Untung berkurang satu karena sudah menikah jadi ada pawangnya. Sedikit update mengenai Clausius, semejak menikah pria itu masuk ke dalam golongan suami-suami takut istri. Karina tidak galak sebetulnya terhadap pria itu, entah pria itu yang mendramatisir atau bagaimana namun Clausius sering kali terlihat teraniaya.

Safi menghela nafasnya lelah kemudian berjalan ke shoes closet untuk mengambil heels Loubutin nya.

--

Dingg..

Bunyi gema dua gelas wine yang bertabrakan masuk ke dalam indra pendengaran Safi. Harum asam anggur menyeruak ke penciumannya begitu gelas wine itu bersentuhan dengan bibir peach nya. Perlahan Safi mencicipi cairan berwarna ruby pucat itu dan seketika asam dan pahit bersatu padu menciptakan rasa tak biasa di lidah Indonesia nya. Tidak terhitung sudah berapa kali Safi mencecap minuman fermentasi anggur sepanjang hidupnya, namun dirinya tidak juga terbiasa dan hal itu membuatnya mengernyit singkat.

"I'm so happy for you. So I am dating one of the Chemical Kings in the world?" tanya Safi sembari menyipitkan mata setelah meletakkan gelas wine nya kembali di atas meja sebelah kanannya.

aficionadoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang