Ch. 8 - Verrilya Academy

285 36 0
                                    

Para senior, Yuri, dan aku sudah masuk ke dalam mobil. Kami hanya memakai seragam Kimberly Academy dan sekarang Kami siap berangkat ke Verrilya Academy. Banyak siswa dan guru yang melambaikan tangan pada kami didepan gerbang, Theo dan yang lain contohnya. Yuri dan aku tersenyum selebar mungkin membalas senyuman mereka. Oh, aku akan merindukan mereka selama seminggu.

Tempat duduk mobil didesain agar kami berlima bisa duduk berhadapan. Yuri dan aku duduk bersampigan sedangkan para senior duduk didepan kami.

Setelah mobil mulai menjauh dari akademi, suasana didalam mobil mulai canggung. Yuri dan aku tidak terlalu kenal dekat dengan para senior. Mereka juga tidak banyak bicara sejak kami bertemu pertama kali. Yang membuka percakapan di mobil pertama kali adalah senior Allan selaku ketua tim.

"Kita belum perkenalan secara resmi kan?" Senior Allan yang duduk ditengah mengangkat tangannya untuk berjabat tangan dengan ku. "Aku Allan, peri cahaya."

"Panggil saja Kim, peri Angin." Jawabku menerima jabatan tangannya.

Hal yang sama juga kulakukan dengan senior Tobias dan senior Oscar.

"Oscar, peri petir."

"Tobias, peri tanah."

"Yuri, peri gravitasi." Yuri mengenalkan diri didepan senior.

"Mmm... senior Oscar, kudengar senior berasal bumi, ya? Lebih tepatnya dari mana?" tanya ku mencari topik. Setidaknya aku berusaha mencairkan suasana.

"Hmm... kalo tempat tinggal sih, aku tinggal di Denmark tapi kewarganegaraanku mengikuti ibu, dari Perancis." jawab senior Oscar.

"Oh ya, Kim. Kau jangan kaku dengan kami, ya. Rasanya lucu jika kau pakai embel-embel senior didepan nama kami." Tobias memberi saran.

"Ba, baik..."

"Ngomong-ngomong, kau pakai kalung ya?" Senior Allan melihat kearah kalungku. Yang lain juga melihat begitu juga denganku.

"Ini dari temanku."

"Teman atau... 'teman'?" Yuri menyindir. Aku langsung menyikutnya. Para senior tidak paham.

"Maksudnya?"

"Kalian tahu? Kalung itu dari pacarnya. Ini kan hari valentine!" Yuri mengatakannya seraya terkikik. Mukaku kan jadi blushing. "Lihatlah! Dia malu!" Dan dia malah menyebut-nyebutnya. Kurasa Yuri sudah bosan hidup sekarang.

"Waahh.... masih tingkat pertama sudah punya gandengan..." senior Allan menggeleng kecewa. "Inikah calon senior yang pantas?"

"Kayak kau gak sadar diri sendiri aja, Allan. Berapa kali kau nembak cewek dan ditolak?" Senior Tobias meledek dan tertawa. Senior Oscar juga tertawa.

"Hei, urus saja urusanmu!" Senior Allan terdengar tidak suka.

"Bagaimana aku bisa diam? Bukannya yang terakhir kau tembak minggu lalu itu adik ku?" Senior Tobias semakin tertawa lebar.

"Adik senior Tobias... bukannya Pia si pianis?" tanya ku memastikan.

"Kau kenal dia? Dia dari kelas 2-Garanyum dan dia mewarisi kepintaran ibuku dalam bermain musik."

Tentu saja aku tahu. Dia sangat cantik saat bermain piano minggu lalu. Aku diam-diam melihatnya.

"Ternyata tipe senior Allan yang seperti itu..." Aku manggut-manggut paham. Senior Allan semakin blushing dan kami terus mengejeknya.

Kami cepat saling mengakrabkan diri selama perjalanan. Perjalanan panjang didalam mobil terasa sangat singkat bahkan kurang memuaskan bagiku. Aku masih ingin bercerita banyak dengan mereka.

Kimberly Academy 2 : Lost And FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang