Ch. 29 - Malam Terakhir

265 35 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir aku berada di akademi sebelum pergi ke hutan sihir Castadele.

"Akhirnya besok aku pergi ya." kataku pada diri sendiri.

Mungkin bukan 'untuk diri sendiri' karena aku sedang bersama Orias sekarang. Tapi dia kan hanya seekor kucing jadi dia tidak akan memahami semua perkataanku.

Kami keluar untuk jalan-jalan sore. Aku membawanya ke taman belakang akademi yang sudah tidak terpakai. Orias terlihat sangat bersemangat, dia terus saja berlari kesana kemari sedangkan aku hanya berdiri mengawasinya juga keadaan sekitar, siaga terhadap penghuni akademi yang bisa lewat kapan saja.

Perburuan akan berlangsung selama dua hari. Tidak ada yang bisa menebak apa yang akan terjadi nanti tapi aku mulai gelisah untuk menyambut hari esok. Salah satunya adalah tentang Orias. Tidak ada yang akan menjaganya selama aku pergi. Aku tidak bisa meminta tolong pada Danielle begitu saja untuk merawatnya. Tidak ada yang tahu keberadaan Orias di Kimberly Academy. Aku bisa saja menyiapkan makanan untuk Orias tetapi tidak ada yang mengawasi hal-hal yang dia lakukan disini. Aku tidak mau terjadi apa-apa pada Orias selama aku pergi.

"Apa Orias kubawa saja, yaa?"

Kemudian aku cepat-cepat menggeleng.

"Gak, gak, gak Dylan dan anggota lain bisa heboh saat melihat Orias."

Sepertinya tidak ada pilihan lain selain meninggalkannya. Semoga saja Orias tidak suntuk ditinggal sendirian di kamar nanti.

Orias yang bersemangat perlahan menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Gerakan larinya melambat dan aku menghampiri Orias lalu mengelus punggungnya. Orias menyukainya dan berbalik, membiarkanku mengelus perutnya juga.

"Kau senang kan, Orias? Kalo gitu baik-baik yaa selama dua hari kedepan." kataku.

Orias tidak menjawab, dia terlalu menikmati belaianku.

Aku menggendong nya dan membawanya kembali kedalam kamar dengan teleportasi.

🍃🍃🍃

Aku tidur lebih cepat untuk mengumpulkan tenaga untuk hari besok. Namun entah mengapa alam bawah sadarku membawaku kembali ke tempat itu. Apalagi kalau bukan tempat Kimberly dan yang lainnya.

"Haii." sapa Elis yang hampir selalu menyambutku setiap datang kemari.

Aku mulai membuka diri pada mereka seiring berjalannya waktu meskipun aku sempat berdebat dengan diriku sendiri dari masa lalu. Hah, aku lucu ketika mengatakannya sendiri.

"Apa sekolahmu menyenangkan?" tanya Elis basa-basi.

"Lumayan, setidaknya banyak hal lain yang bisa kukerjakan untuk mengalihkan pikiran dari stress berkepanjangan akibat kutukan." jawabku dengan nada gurau. Meskipun isi kalimatku bukanlah lelucon, Elis terkekeh kecil menghargai candaku.

"Aku iri padamu. Di zamanku, aku terlalu stress memikirkan bagaimana merawat Grim hingga akhirnya kami tetap tidak bisa bersama."

"Oh ya, aku jadi penasaran." ucapku, "Aku tidak tahu banyak tentangmu, Elis. Padahal kau-lah reinkarnasi sebelum aku, tapi kenapa aku tidak ingat banyak?"

"Ah, aku sih tidak heran kau tidak mengingatnya sebab aku juga sama."

Aku terus diam tetapi wajahku tidak bisa menyembunyikan kekagetanku.

Elis hanya melanjutkan ceritanya, "Aku dan keempat temanku adalah peri pertama yang membuat ikatan dengan hewan sihir. Kami menjadi peri paling hebat di masa itu namun kehebatan kami membuat beberapa pihak tidak senang. Grim dan aku paling senang jalan-jalan disaat malam dan orang-orang memanfaatkan kegiatan kami untuk membuat kepanikan di kota. Ada tempat umum yang hancur dalam satu malam atau pembunuhan mencurigakan dan ketakutan itu menjadi pemecah diantara kami."

Kimberly Academy 2 : Lost And FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang