Ch. 31 - The Savior

248 32 1
                                    

"Sebenarnya, kita gak akan ngelakuin apapun."

Aku terkejut dengan pernyataan Dylan dan berharap aku salah dengar. Tapi Dylan justru semakin meyakinkan aku.

"Begitulah teknis nya disini, kita tidak melakukan apapun. Kalaupun ada, mungkin kita akan mencari tanaman atau berburu hewan non magis didalam hutan ini untuk dimakan."

"Jadi, kita hanya berkemah biasa saja?"

"Hmm ... jika itu istilah yang kau pakai di bumi, berarti iya." jawab Dylan. "Kita hanya berkemah."

"Tu-tu-tunggu bentar." Kepalaku makin pusing. Jadi ini hanya perkemahan biasa selama dua hari satu malam? Tapi kenapa namanya perburuan?

"Ini disebut perburuan karena tujuan kita kan untuk mencari hewan sihir."

Benar yang dikatakan Dylan. Karena TUJUAN kita adalah mencari hewan sihir, makanya kegiatan ini disebut PERBURUAN.

"Berarti? Setelah ini kita bebas ngapain aja?"

"Kita udah bangun tenda dan makan malam masih lama. Kita hanya menunggu dan lebih baik tidak pamer jika ingin ada hewan sihir yang mau menghampiri kita." jelas Dylan.

"Ehm ... oke deh. Kalo gitu, aku jalan-jalan aja."

"Hah? Sendirian?" tanya Dylan.

"Kau mau bareng?"

"Ehm enggak juga sih, aku mau mancing disini."

"Ya udah, aku pergi dulu. Gak jauh-jauh kok."

Aku menikmati jalan-jalan siangku ditengah hutan. Sayang sekali aku tidak membawa kamera atau mungkin aku sudah banyak mengambil foto di hutan ini. Lumayan juga buat kenang-kenangan. Kapan lagi aku bisa masuk ke hutan sihir Castadele ini?

Setelah merasa puas, aku kembali ke tenda dan mendapati pertempuran didepan mata. Aku mulai berlari dan mengecek situasi.

"A-a-apaan ini?!"

Air di sungai berbentuk seperti manusia raksasa dan menyerang Jessi dan Ben. Masing-masing dari mereka melawan manusia air raksasa itu dengan kekuatan mereka.

"Jangan, Kim!"

Dylan menarikku mundur dari arena pertarungan. "Mereka sedang berburu."

Hah? Berburu? Maksudnya, manusia air raksasa ini juga bagian dari creature sihir?

"Mereka ini apa!"

"Golem air!"

Hah? Emang Golem air itu beneran ada, ya?

Gruaaaarrr

Suara golem air mengagetkanku. Jessi dan Ben masih bertarung tapi keduanya menunjukkan tanda-tanda kewalahan. Aku berdiri kesal dan hanya bisa menonton.

"Apa kita gak bisa lakuin sesuatu?"

"Bisa!! Kita jauhkan barang-barang dalam tenda dari mereka agar tidak basah!!!."

Dylan dan aku langsung bergerak masuk ke tenda dan bergilir membawa barang ke tempat yang kering dan tidak akan terkena serangan mereka.

Bola air dari golem air melesat kearah Jessi. Aku hendak berteriak untuk menyingkir tapi Jessi sudah bertindak duluan. Yang parah adalah bola air itu mengarah lurus kearahku. Aku spontan melompat menghindar dan bola air pecah menghantam tanah dan air nya menyiprat kesekelilingnya, termasuk aku. Tas yang kubawa jadi basah, untung bukan makanan isinya.
Dylan menanyai keadaanku dan aku jawab cepat aku baik-baik saja.

"Barangnya sudah semua?"

"Belum, masih ada satu lagi."

Aku mendekati tenda sambil berhati-hati tidak mengganggu pertempuran mereka. Kugendong tas milikku dan barang terakhir didalam tenda. Kupastikan tidak ada lagi persediaan didalam, kemudian aku segera keluar. Aku keluar dari tenda dan melirik sedikit pertempuran mereka.

Kimberly Academy 2 : Lost And FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang