Semua murid yang kembali dari perburuan mendapat izin dua hari untuk beristirahat. Setelah sarapan dari kantin, aku kembali mengurung diri di kamar dan tidak melakukan apapun. Entahlah, tenaga seperti tidak akan pulih meskipun sudah beristirahat cukup. Tubuhku seperti magnet yang tidak mau melepaskan diri dari ranjang. Aku juga mengabaikan Orias setiap kali dia mengajakku bermain didalam kamar. Saat ini aku benar-benar tidak ingin melakukan apapun.
Tok tok
Ada suara ketukan pintu dari luar. Aku pura-pura tidak mendengarnya dan membiarkan siapapun itu akan pergi dengan sendirinya jika diabaikan.
Tok tok
Tok tok tok
"KIM, AKU TAHU KAU DIDALAM!!!" bentak perempuan itu. Emosinya naik saat dia mulai tidak sabar. Sebelum pintuku hancur olehnya, aku menunjukkan kepalaku keluar pintu dan mataku menatap anting bintang biru nya alih-alih melihat wajah kesalnya.
"Apa sih?"
"Ada senior yang nyari kau tuh." ucap Echa dan menunjuk kearah ruang tamu.
Aku melirik orang yang duduk di ruang tamu dan menandainya dari punggung dan rambut coklat-nya.
"Oh ya udah. Aku siap-siap dulu."
Setelah Echa pergi masuk ke kamarnya, aku masuk lagi ke kamar dan bersiap untuk pergi keluar. Aku membawa coat-ku untuk jaga-jaga jika udara diluar dingin. Meskipun sekarang sudah masuk peralihan musim dingin ke musim semi, tetap saja tubuhku mudah menggigil.
Aku keluar kamar dan memastikan kamar terkunci agar Orias tidak sembarangan keluar kamar. Lalu aku menghampiri senior berambut coklat yang sudah menungguku dari tadi.
"Maaf, kak Sanha. Aku baru keluar." kataku.
Sanha langsung bangun dan melihat kearahku. Dia membalasku dengan senyum hangatnya dan menggeleng. "Gapapa, kok. Aku juga gak nunggu lama kali."
"Ayo kita jalan-jalan.", kata kak Sanha. Aku sudah paham maksud beliau dengan jalan-jalan. Pasti Dylan dan Dyego sudah menungguku dan ingin membahas sesuatu tentang kutukan.
"Bagus tuh." balasku dan langsung menggandeng tangan kak Sanha sambil bersemangat. Tentu saja, itu semua adalah akting karena kami masih ada didalam kamarku.
"Oh iya, kau belum bawa kartu izin keluar akademi, kan? Ambil dari kamarmu dan bawa itu."
Aku agak keheranan karena tiba-tiba Sanha memintaku membawa kartu izin, tetapi aku tetap kembali ke kamar tidur dan membawanya lalu beranjak meninggalkan kamar.
🍃🍃🍃
Sanha dan aku mengurus surat izin keluar akademi dan dalam setengah jam, Sanha dan aku sudah menginjakkan kaki diluar kampus. Kami berjalan menuju halte bus dengan pikiranku yang masih kacau balau.
"Ehm ... kak." panggilku. Sanha menoleh.
"Bukannya kita mau ketemu Dylan sama Dyego ya, kak? Terus kenapa kita mesti keluar akademi segala? Biasa kan juga di rumah kaca."
"Hei, aku ketua klub yang bertanggungjawab. Aku tidak mau menyalahgunakan jabatanku dan rumah kaca tidak selalu menjadi tempat yang aman."
Aku sudah merepotkan Sanha dengan membuatnya terlibat dalam masalahku. Bagaimanapun, ini adalah kutukanku dan seharusnya Sanha...
" 'Seharusnya aku tidak ikut campur', itu kan yang kau pikirkan, Kim?" tanya balik Sanha. "Dengar, ya. Aku membantumu karena aku temanmu. Tidak ada hubungannya dengan merepotkan atau lainnya. Aku salah karena kata-kataku tadi terdengar tidak enak bagimu."
"Engga kak! Engga kok!! Justru aku yang minta maaf karena selalu ngerepotin kakak!" Aku langsung membantah keras. Sanha tampak terkejut.
"Okee ... tapi simpan dulu semangatmu. Soalnya perjalanan kita masih jauh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimberly Academy 2 : Lost And Found
FantasiDianjurkan membaca terlebih dahulu Kimberly Academy pertama. UPDATE based on life's schedule ^^ 🍃🍃🍃 KIMBERLY ACADEMY SERIES : LOST AND FOUND Kimberly berusaha untuk hidup senormal mungkin diantara teman-temannya, sembari menyembunyikan fakta tent...