Ch. 5.1 - First Ball, First Dance

305 38 0
                                    

Kemarin malam adalah malam yang menyenangkan. Kami semua menikmati pemandangan malam yang super menakjubkan itu. Meskipun aku tidak melihatnya bersama Theo, tapi aku bersyukur aku bisa melihat nya bersama teman-temanku.

Pagi ini, kami semua menikmati sarapan bersama di ruang makan istana. Aku tidak terlalu bernafsu untuk sarapan dan hanya mengambil beberapa crossiant dan pergi meninggalkan meja.

"Kim, kau mau kemana?" Sanha yang lebih dulu menanyaiku saat melihat aku hendak meninggalkan ruang makan.

"Cari angin, kak. Lagian aku gak terlalu lapar." Jawabku melontarkan senyumanku pada kak Sanha lalu pergi.

Aku menyelusuri lorong istana sambil menghabiskan crossiant ku. Aku tidak sengaja melihat bu Rinn ada didekat perapian di ruang istirahat pelayan yang pintunya sedikit terbuka. Aku asal masuk dan menyapa bu Rinn. Beliau sedang duduk bersantai dan merajut sesuatu.

"Ibu sedang apa?" tanya ku penasaran.

"Saya hanya merajut sweater untuk keponakan di desa." Jawab bu Rinn. Entah memang hanya perasaan ku saja, tapi bu Rinn menatap sweater yang tengah dirajutnya dengan tatapan sedih.

"Bu, apa boleh saya ikut merajut?" tanyaku. Bu Rinn agak kaget mendengar ucapanku.

"Apa kamu tahu caranya?"

"Tahu sedikit. Mamah sering merajut sewaktu aku SD. Aku juga pernah buat topi rajut sekali." Jawabku.

Aku meminta alat dan benang wol milik bu Rinn. Beliau menyimpan banyak pilihan warna benang wol tapi aku hanya memilih satu warna yaitu hijau.

Aku duduk disamping bu Rinn dan menemani nya merajut sweater hingga selesai. Beruntung kami menyelesaikan sweater dan topi rajutnya di waktu yang bersamaan.

"Bu, apa ini sudah rapi?" Aku meminta pendapat bu Rinn.

Bu Rinn mengambil topi rajut buatanku dan memeriksa nya. "Ini bagus. Dhea pandai mengajarimu."

"Mamah itu selalu hebat dalam segala hal."

"Bagaimana kabar Dhea? Setelah tuan muda dan saya kembali kesini untuk belajar di akademi, saya tidak pernah menemui nya lagi."

Topik ini membuatku merindukan mamah. Aku belum pernah bertatap muka lagi dengan mamah setelah sekolah di K' Academy. "Mamah.... tidak ikut ke Castadele."

"Ha? Kenapa?" Bu Rinn heran. Wajar sih bu Rinn bingung karena bu Rinn tidak tahu hubungan asliku dengan mamah.

"Mamah itu hanya seorang manusia... dan aku anak angkatnya." Jawab ku.

Bu Rinn menundukkan pandangannya. Dia merasa bersalah karena menyinggung hal yang seharusnya tidak perlu dia ungkit. Itulah ekspresi nya sekarang.

"Tapi guruku yang dekat dengan mamah bilang dia baik-baik saja kok." Aku berusaha mencairkan kembali suasana dan berhasil. Bu Rinn tidak murung lagi dan kami mengorbol banyak hal didekat perapian yang hangat dan nyaman. Semuanya tenang-tenang saja sampai Martha datang ke ruang istirahat pelayan dan mencari ku.

"Sedang apa kau disini?" katanya.

"Memangnya ada apa?" tanya ku balik.

"Apa kau sudah bersiap untuk pesta dansa tahun baru besok malam?" tanya Martha.

Aku menggeleng.

"Terus kenapa kau malah bersantai?". Martha menarik tanganku. "Ayo, kita harus bersiap!"

Martha menarikku tanpa alasan. Aku bahkan tidak sempat pamit secara resmi dengan bu Rinn. "Bu Rinn, aku pergi dulu!" Ucapanku direspon oleh lambaian tangan bu Rinn.

Kimberly Academy 2 : Lost And FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang