Ch. 20 - Janji

11 4 10
                                    

Jika tadinya Ayla hanya menebak, sekarang ia sangat yakin Arslan pasti mendengar pembicaraannya dengan Tata!

Sejak dari Museum Göreme, Arslan jadi lebih diam - lebih tepatnya Arslan mendiaminya. Biasanya dia akan mengajak Ayla mengobrol setiap kali ada kesempatan. Tapi kali ini dia betul-betul mengambil jarak.

Pikiran Ayla semakin berkecamuk. Dia masih tidak mengerti dengan perubahan sikap Arslan. Sekalipun Arslan mendengar apa yang ia katakan, toh dia tidak menjelek-jelekannya. Kenapa pria itu harus bereaksi sampai sedemikian rupa?

Ayla mulai tidak nyaman dengan situasi ini. Untungnya nanti malam mereka akan makan malam di restoran hotel sehingga ia tak harus semeja dengan Arslan. Tapi bagaimana dengan besok? Mereka masih harus bekerja sama selama tiga hari ke depan dan memikirkan tiga hari seperti ini membuat semangat Ayla semakin surut.

"Bapak-bapak, Ibu-Ibu, Fairey chimneys ini adalah tempat wisata terakhir kita hari ini. Tempat ini juga dikenal dengan sebutan cerobong peri. Kenapa disebut cerobong peri? Karena pada musim dingin, batu-batu disini akan tertutup oleh salju sehingga terlihat seperti peri berbaju putih dengan topi kerucutnya. Berbatuan di sini terbentuk sejak....." Kali ini Arslan menjelaskan sambil mengajak mereka berjalan mengelilingi tempat wisata. Disampingnya ada Pak Adrian yang sesekali melontarkan pertanyaan.

"Nak Ayla penuh persiapan ya, ada bawa air," kata Bu Rosa saat melihat Ayla mengeluarkan botol minum dari ranselnya.

"Harus, Bu. Saya mudah haus," balas Ayla sambil membuka tutup botol air minumnya.

"Ngomong-ngomong kamu lagi ada masalah? Ibu perhatikan kamu jadi lebih diam sejak kita sampai di sini."

"Gak kok, Bu, mulai capek aja. Semalam kurang tidur," balas Ayla sekenanya sambil menegak airnya. Tak mungkin dia curhat dengan Bu Rosa kalau dia lagi pusing tujuh keliling dengan sikap Arslan. 

Bu Rosa manggut-manggut. "Kirain kamu lagi kesal karna Arslan di monopoli suami saya."

Untung saja Ayla telah menelan air sewaktu mendengar celutukan Bu Rosa. Kalau tidak, kemungkinan besar Bu Rosa sekarang basah kuyup dan sudah pasti dia akan berada dalam masalah besar!

"Oke, saya bawa kalian sampai di sini saja. Mungkin ada yang mau foto-foto sebentar? Saya beri waktu lima belas menit, setelah itu kita akan kembali ke depan sana."

Memang waktu sudah menjelang sore dan peserta juga terlihat lelah. Jadi Arslan sengaja mempersingkat tur mereka di Fairy Chimneys.

Ternyata tidak sampai lima belas menit, mereka sudah siap kembali ke bus. Tampaknya semua betul-betul kelelahan. Memang jadwal seharian ini lumayan padat dan mengharuskan mereka banyak berjalan di banding hari-hari sebelumnya.

Begitu mereka sampai ke depan, ternyata peserta yang sempat pisah untuk tur Jeep Safari belum kembali. Jadi mereka masih harus menunggu. Beberapa peserta yang kelelahan memilih untuk beristirahat di bus dan beberapa lagi memilih untuk cuci mata di toko souvenir, sekalian membeli sedikit cemilan.

Ayla sendiri tidak memilih keduanya. Yang dia perlukan saat ini adalah toilet. Dia memang tipe yang mudah haus dan perlu banyak minum, tapi itu berarti dia juga memerlukan toilet.

Ketika dia tengah mencuci tangan, samar-samar dia mendengar suara Teddy yang sedang berbicara dengan seseorang, sepertinya melalui telepon karna dia tidak mendengar suara lain.

Ayla mematikan keran air dan melangkah keluar dari toilet, dia tidak melihat siapa-siapa. Namun suara Teddy masih terdengar jelas dari sumber arah kirinya. Perlahan dia berjalan mendekat dan sewaktu semakin dekat, dia mendengar namanya di sebut.

"Aku ngaku. Aku memang tahu Ayla yang jadi tour leader kali ini tapi..." Teddy tidak melanjutkan kata-katanya karna yang di seberang menyela.

Ayla tertegun. Jadi apa yang di katakan Teddy benar? Bahwa dia sengaja ikut tur ini demi bertemu dengannya?

TOURITHJOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang