Ch. 24 - Komitmen

17 3 1
                                        

How a presence of someone could change our life!

Itu yang Ayla rasakan. Baru seminggu yang lalu dia duduk sendirian untuk sarapan dan ia baik-baik saja. Bukannya tiap kali membawa tur juga begitu? Tapi kebiasaan itu berubah sejak ia bertemu dengan Arslan. 

Pria itu selalu ada untuk Ayla, entah pagi, siang atau malam. Jika sekarang Ayla sudah merasa kehilangan, bagaimana nanti ketika ia kembali ke Indonesia? Dengan cepat ia mengeleng-gelengkan kepalanya dengan ngeri, berusaha mengusir pikiran gila yang baru saja melintas dibenaknya.

"Lu kenapa, Ay? Ada yang gak enak di kepala?"

Ayla menengadah, Teddy sedang menatap khawatir padanya.

"Oh, gak papa."

"Yakin?"

Ayla mengangguk.

"Uhmm... is it ok if I sit with you? Gue emang udah janji kasih lu ruang dan waktu tapi lu juga tahu gue gak suka makan sendirian. Jadi....."

Ayla tahu soal itu. Dulu setiap kali orang tua Teddy ke luar kota, Teddy pasti akan meminta Ayla menemaninya dari sarapan hingga makan malam. Katanya makanan jadi hambar kalau makan sendirian. Jadi ia mengiyakan permintaan Teddy.

Teddy tersenyum senang dan segera duduk di seberang Ayla. Tapi baru saja ia duduk, ia kembali bangkit berdiri dan beranjak ke salah satu mini counter minuman - dikhususkan bagi yang ingin memesan minuman di luar yang disajikan pihak hotel untuk sarapan.

Tak lama kemudian, Teddy kembali dengan secangkir kopi Turki dan semangkok kecil baby roma ditangannya.

"Ini, sengaja gue pesanin buat lu. Seingat gue, lu selalu perlu kopi tiap pagi dan paling suka baby roma."

Ayla sedikit terkejut, tak menduga Teddy masih mengingat kebiasaannya. Ia ingat, dulu Teddy selalu membelikan kopi untuknya setiap pagi. Dia tahu Ayla sangat memerlukan asupan kafein agar tidak ketiduran sewaktu mengikuti kuliah.

"Dicoba dulu kopinya," Teddy menunggu dengan penuh harap hingga Ayla jadi sungkan jika ia tidak meminumnya. Perlahan dia mulai menyesap kopi itu.

"Kalau gak salah, kapan lalu pas kita ke toko Turkish delight itu, staff di sana ada bilang efek kopi turki sangat kuat. Dijamin abis minum bisa tahan seharian gak nguap. Gue yakin sepan..." jelas Teddy.

Ayla mengernyit, setengah karna kopinya lumayan pahit, setengah lagi karna dia ingat penjelasan itu. Penjelasan yang sama dengan yang disampaikan Arslan. Tanpa di cegah, rindu itu kembali menyelinap dalam hatinya.

Teddy terus melanjutkan celotehannya yang telah beralih ke baby roma dan kenangan-kenangan mereka di masa lalu. Ayla tahu Teddy sedang berusaha memperbaiki hubungan mereka, berusaha membuatnya terkesan, tapi ia tidak dapat menyambut semua itu dengan sepenuh hati. Hati kecilnya terus mengingatkan bahwa sekalipun Teddy belum menikah, dia masih tetap berstatus sebagai tunangan Bella! 

🎈🎈🎈

Beberapa kali Ayla harus menghitung ulang peserta yang sedang berkumpul di depan Gate of Felicity - salah satu gate terakhir di Topkapı Palace - karna peserta yang gantian meninggalkan kumpulan untuk pergi ke toilet.

"Jumlah peserta sudah lengkap?" tanya Arslan.

"Masih ada tiga orang yang ke toilet."

Tak lama kemudian, peserta yang ditunggu kembali.

"Oke, Bapak-bapak, Ibu-ibu, sekarang kita sudah berada di gerbang terakhir, namanya Gate of Felicity. Di dalam sana adalah bagian utama dari Istana Topkapı dan terdapat bangunan-bangunan yang menyimpan harta kerajaan seperti emas, koleksi senjata pada masa perang dulu, juga baju zirah sultan. Sekarang silakan ikuti saya."

TOURITHJOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang