HAPPY
—READING—.
.
.
Kiano baru saja selesai menyeteam gitarnya. Aquila duduk di sampingnya, sambil sesekali tes suara dengan petikan gitar dari Kiano. Sedangkan yang lainnya, terlihat tak jelas.
"Mereka emang suka gak jelas gitu?" tanya Aquila pada Kiano sambil melihat Jaeden dan Altair yang lagi main lempar botol ke atas meja. Barusan Altair melempar botol, dan botolnya berdiri di atas meja. Cowok itu tertawa, lalu menyentil keras jidat Jaeden yang kalah. Begitu terus, dan Aquila baru melihat sekali kalau Altair disentil Jaeden.
Sedangkan Gilang, cowok itu main alat musiknya Jeremy, yaitu drum. Sungguh, akan lebih baik kalau Gilang bermain gitar saja. Dan Jeremy? Cowok itu terlihat gila bagi siapapun yang tak tahu bakatnya. Jeremy lagi berbincang dengan Marsmelo, dan dia bilang kalau Marsmelo mengajak sodara laki-lakinya yang bernama Selemo.
"Bukannya gak jelas sih, kita-kita emang suka random sebelum latihan," kata Kiano.
"Lo sendiri? Kenapa gak ikutan gak jelas kayak mereka?"
"Gue biasanya baca buku," sahut Kiano membuat Aquila sedikit terkagum, setidaknya ada kewarasan. "Buku ini." Kiano mengeluarkan buku dari dalam tasnya.
Cara Menjadi Cowok Yang Peka.
Cara Menggombal Maut.
Cara Jadi Cowok Keren.
Tips Bikin Cewek Klepek-Klepek.
Aquila menepuk jidat melihat empat buku yang Kiano keluarkan. Ada apa dengan mereka?
"Mereka bilang kalau gue gak pekaan sama Aster, dan gue dibilang kuno gak keren kalo sama Aster, terus kata Tata gue gak jago gombal makanya dikasih buku ini," jelas Kiano diakhiri dengan cengiran lebarnya.
"Kapan-kapan gue mau kenalan sama Aster," sahut Aquila.
"Oh tentu! Nanti gue kenalin. Dia baik, cantik, lemah lembut, aaa Aster..."
Aquila meringis ngeri melihat Kiano. "Ini kapan latihannya?"
Kiano berdeham, "Kawanku...! Ayo kita latihan, Aquila udah gak sabar!!" seru Kiano mendapat hadiah berupa tabokan.
"Pantat lo gak sabar!" Aquila menabok Kiano dengan buku.
Altair dan Jaeden berhenti bermain. Jeremy juga terdengar berpamitan sama Marsmelo, dan mengambil alih strik dumnya dari Gilang.
"Main lagu apa?" tanya Jaeden sambil mengelus jidat yang semerah lipstik Bu Juleha.
"Kesempurnaan Cinta!" sahut Gilang penuh semangat.
Altair dan Aquila saling pandang dengan mimik jijik. "Nggak!" sahut keduanya bersamaan.
"I'm Yours!" sahut Kiano.
"NO!!" sahut Altair dan Aquila.
"You Are The Reason?" tanya Jeremy.
Lagi-lagi Altair dan Aquila menggeleng keras dengan mimik geli. "Big no!" sahut keduanya.
"Terus apa? Potong bebek angsa? Si kodok? Bolo-bolo?" sahut Gilang.
Aquila berdecak, "Ya, jangan yang cinta-cintaan napa?"
Altair setuju. "Hooh, kayak gak ada yang lain aja."
"Kan cuman nyanyi," sahut Jaeden.
"Fix You—Coldplay! Oke!" Wajah Altair dan Aquila tampak tak terima mendengar sahutan Kiano. "Atau dari mata mu matamu ku mulai jatuh cinta..."
![](https://img.wattpad.com/cover/247081621-288-k32915.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Altair At Aquila
Teen FictionSama seperti remaja pada umumnya, Altair juga mendambakan masa SMA yang indah dan penuh warna ... juga romansa SMA yang manis? Altair Shaquille Barat, bersama empat temannya yang bobrok ikut bergabung dalam ekskul seni musik. Di SMA Pramoedya terdap...