AAA 22| Masuk BK

2.1K 581 67
                                    

HAPPY
—READING—

.

.

.

Astra sekarang sedang sibuk belajar untuk ujian dan tes perguruan tinggi, diajak main ke taman sore ini saja dia tidak mau. Memakai sweater cream bergambar panda, Aquila berjalan sendirian ke taman komplek. Karena Astra tidak bisa menemani, kebetulan sekali setelah Astra menolak tiba-tiba Ken mengajaknya bertemu dan mereka akan bertemu di taman komplek perumahan. 

Cowok itu mengenakan hoodie abu-abu dengan paduan jelana jeans, tak lupa juga kupluknya--tengah berdiri di depan penjual es kado yang pernah ia beli dengan Astra saat cowok itu mengenalkan komplek.

Ken melambai ke arahnya saat pandangan mereka bertemu. Sore hari taman itu didominasi anak-anak yang bermain, bahkan Ken terlihat mengantri dengan beberapa anak sebelum membawa dua buah es kado di tangannya.

"Stroberi." Favorit Aquila, Ken memberikan untuknya.

"Makasih, Kak."

Ken membawa Aquila duduk di bangku kayu di bawah pohon angsana kuning sambil memperhatikan anak-anak bermain prosotan.

"Kak Ken, aku udah ikut musik." Aquila membuka pembicaraan ditengah menikmati es kadonya. 

"Bagus dong, terus gimana?" Ken selalu antusias dan siap menerima kisah-kisah yang akan Aquila bawakan.

"Ini tuh gawat banget tau, kak! Baru beberapa hari aku join udah disuruh ikut festival musik, mana nama aku udah didaftar lagi. Terus kalo aku gak ikut, nilai aku diancam pak Sarman itu. Jadi, aku kepaksa ikut."

Ken menolehkan kepalanya untuk mendengarkan Aquila, matanya tak berkedip memperhatikan gadis itu yang terkesan mengomel sambil sesekali menggiggit esnya. Ken terkekeh geli melihat itu. Lucu saja, pikirnya.

"Hm, terus-terus?"

"Kak Ken ingat Tata yang sering aku ceritain, kan? Dia tuh vokalis utamanya, terus nanti kita berdua bakal duet gitu." Ah, cowok itu, cowok yang sering Aquila ceritakan. Ken tidak pernah lupa kalau Aquila tak suka dan membencinya. Aquila juga sudah bercerita di cafe waktu itu kalau betapa terkejutnya ia bertemu kembali dengan laki-laki yang ia sebut Tata.

"Dari banyaknya manusia kenapa harus Tata coba? Dan, kenapa ini terjadi tanpa sepengetahuan aku? Teman-teman Tata tuh langsung ajuin nama aku gitu aja!! Yang parahnya hari itu aku dicul--" Kalimat Aquila menggantung di udara, matanya melotot kaget melihat cowok dengan balutan t-shirt hitam dan celana selutut yang ia bicarakan tengan berdiri di sana.

Ya! Aquila melihat Altair tengah memberi makan burung di lapangan taman tepian air mancur. Lucunya, seolah magnet yang merasakan kutub berlawanan berada di sekitarnya, pandangan Altair seperti ditarik ke arah Aquila hingga menjadikan pandangan mereka bertemu.

"Kok berhenti?" tanya Ken kemudian mengikuti arah pandangan Aquila. "Itu Tata?" Ken melihat cowok itu berjalan ke arah mereka.

Sungguh, tak pernah diprediksi kalau ia akan kembali bertemu Tata di taman setelah di sekolah tadi.

"Cieee, berdua nih yeee. Siapa tuh, pacar lo, yaaa?" Altair menekankan kata "pacar", ia berdiri di samping Aquila.

"Idih, ngapain lo nyamperin ke sini?" Aquila balas bertanya.

"Ngambil ini." Altair mengambil toples biji-bijian makanan burung di samping Aquila.

"Altair." Sok kenal, sok dekat, sok akrab, sok cakep, slebew! Altair mengulurkan tangannya pada Ken untuk berkenalan.

Altair At Aquila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang