Oke, tes tas tes, a, tes, tes tas jedarrrr!! wasap brader sister pembacaku yang tercinta, terlope, teruwadidaw, terbunny, teracikiwir, teronjoy-onjoy, tar keter! Huehehe tak lupa juga terJombl0
HAPPY
-READING-.
.
.
"Nice!" Gilang memberikan tepuk tangan setelah lagu terakhir-Remaja milik Hivi selesai dinyanyikan. Mulai sekarang anak-anak The McFlury semakin giat latihan mengingat festival musik pelajar yang tidak lama lagi.
"Lo pulang sama siapa?" Altair menyampirkan sebelah tali ranselnya ke punggung kanan, melirik ke Aquila yang sibuk mengikat tali sepatunya.
"Dijemput," balasnya tanpa mengalihkan pandangan.
Jaeden memberikan suitan. "Halah bilang aja mau modus, Tong!" seru Gilang menambahkan.
"Byee, gue pulang duluan. Sukses ye broo!" Kiano menepuk punggung Altair dua kali sebelum pergi, diikuti dengan Jaeden yang barusan memberikan flying kiss hingga menghilang dibalik pintu.
"Apasi tai!" sungut Altair kesal.
"Jer, nebeng." Gilang merangkul Jeremy.
"Bawa." Jeremy mengambung kunci motornya yang dengan sigap Gilang sambut.
Sekarang hanya tersisa Altair dan Aquila. "Kenapa lo gak pulang?" tanya Aquila merapikan roknya, berdiri.
"Ini mau. Yuk bareng ke luar."
"Hah?"
Altair menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Pulang bareng yuk, Qu. Sekalian mampir beli es kado di taman, oiya sama ngasih makan burung dara, pasti lo gak pernah, kan?"
Aquila hanya menatapnya heran, dan semakin heran saat Altair membukakan pintu untuknya sambil mengusap tengkuk-terlihat canggung meskipun Altair berusaha menutupi dengan cengiran garingnya. "Napa dah lo?" tanya Aquila keheranan.
Altair menggelengkan kepala. "Jangan geer," sahutnya.
"Dih, kutil badak! Siapa juga yang geer?"
"Tata!! Haii!!" Tiba-tiba saja Luna menyembul dari balik pintu, senyum manisnya menyapa Altair dengan tangan yang melambai.
"Luna? Tumben gak pulang," sahut Altair sedikit terkejut.
"Abis nonton Rico latihan basket. Gue bosen, terus ke sini deh, eh pas banget lo baru selesai latihan. Pulang bareng yuk! Rico gak bisa nganter soalnya abis latihan ada rapat sama anak-anak OSIS." Setelah putus dengan Danial, Luna kini bersama Rico.
Altair mengusap tengkuk, melirik ke arah Aquila yang berdiri di sampingnya. Baru saja ia hendak menyangkal ajakan Luna, cewek itu malah lebih dulu bersuara.
"Oiyaa, Tata sekalian kita ke cafe yang kata gue kemarin yuk!"
"Kan udah sama Rico kemarin."
"Kan sama lo belum." Luna menggandeng lengan kanan Altair. "Gue juga kangen pulang sama lo, bosen pulang sama Rico. Lo sahabat gue, kan? Rico juga gak marah tuh kalo gue deket sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Altair At Aquila
Teen FictionSama seperti remaja pada umumnya, Altair juga mendambakan masa SMA yang indah dan penuh warna ... juga romansa SMA yang manis? Altair Shaquille Barat, bersama empat temannya yang bobrok ikut bergabung dalam ekskul seni musik. Di SMA Pramoedya terdap...