HAPPY
—READING—.
.
.
Pagi ini kelas 11 IPA 1 disuguhi pelajaran Bahasa Indonesia. Pak Sarman selaku guru Bahasa Indonesia tengah menerangkan materi tentang Bermain Drama. Aquila sedari tadi menyimak penjelasan guru di depan sana, sedangkan Altair dari tadi sibuk memainkan sebuah hot wheels berwarna merah. Sungguh kekanakan, Aquila harap pak Sarman memergoki aksi kekanakannya itu lalu menyita mobilan itu.
"Yah, Quu.." Altair protes saat Aquila mengambil penggaris milik cewek itu yang Altair jadikan sebagai jembatan untuk hot wheels-nya.
"Nanti patah." Aquila menyimpan penggarisnya ke kotak pensil.
"Nggak, hot wheels ini gak seberat dosa lo kok," kata Altair membuat Aquila meliriknya dengan tatapan tajam.
"Mending lo dengerin penjelasan pak Sarman di depan, dari pada kayak bocah mainan begituan."
Altair bersandar di bangkunya, mendesah malas. "Gak seru, kurang menantang dan bikin ngantuk. Seruan matematika."
Aquila hanya bisa geleng-geleng tak habis pikir, malas meladeni Altair dan lebih memilih mendengarkan penjelasan pak Sarman.
"Apasih Tata." Altair melilitkan jempolnya di kucir rambut Aquila yang menganggur.
"Bosen." Altair kini berganti memainkan kotak pensil Aquila yang berbentuk koala menggemaskan. "Qu."
"Ququ.. gue bosen."
"Ququ, gue pengen jahilin lo." Altair menarik hidung Aquila sampai cewek itu melotot.
"Apasih, Tata!" bentak Aquila pelan.
"Qu, malam minggu kemarin lo datang bareng Astra?" tanya Altair, kali ini ia merebahkan kepalanya di meja sambil menatap Aquila yang masih fokus memperhatikan guru di depan.
"Hmm.." Aquila hanya balas dengan bergumam, kali ini tangannya sibuk menulis di buku.
"Lo siapanya dia?" tanya Altair masih menatap Aquila.
"Kenapa?" tanya Aquila kembali menatap papan tulis.
"Lo pacaran sama dia?" Pertanyaan Altair barusan membuat Aquila menoleh menatapnya.
"Ngapa dah lo." Aquila mendorong jidat Altair dengan pantat pulpen.
Altair menekuk bibirnya cemberut, membuat Aquila bergidik geli. "Najis, najis."
"Jahat." Altair semakin cemberut, jujur Aquila hendak menyentil kuman yang menjelma dengan bentukan Altair menggunakan sabun detol.
"Lo kenal Astra?" tanya Aquila yang sibuk mentip-x tulisannya yang salah.
"Dia kan vokalis The McFlurry tahun kemarin," jawab Altair membuat Aquila menoleh dengan ekspresi kaget.
"Serius? Kok dia ga bilang sama gue."
"Lo suka sama dia, ya?"
"Najong!" Aquila mengusap wajah Altair. "Pertanyaan lo gak waras semua."
"Baik, karena mendekati jam istirahat, bapak langsung saja membentuk kelompok drama yang nilainya akan diambil untuk nilai akhir semester. Bapak acak saja, ya." Penjelasan pak Sarman barusan membuat Altair langsung mengangkat kepalanya untuk duduk tegak.
"Qu," panggil Altair.
"Apaan?"
"Deja vu nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Altair At Aquila
Novela JuvenilSama seperti remaja pada umumnya, Altair juga mendambakan masa SMA yang indah dan penuh warna ... juga romansa SMA yang manis? Altair Shaquille Barat, bersama empat temannya yang bobrok ikut bergabung dalam ekskul seni musik. Di SMA Pramoedya terdap...