AAA 3| Setelah Tujuh Tahun

19.7K 2.8K 1.3K
                                    

H A P P Y 
—R E A D I N G—

.

.

.

_____

"Baik, silahkan lakukan perkenalkan diri kamu."

Kelas menjadi hening. Bukan karena akan ada perkenalan dari perempuan yang merupakan murid baru di depan sana, melaikan karena guru itu adalah pak Gelay. Guru terkenal cerewet, baperan, mulutnya lemes, anti berisik, pengancam nilai, pokoknya gak banget. Jangan berurusan dengan Pak Gelay jika tidak ingin kena mimpi buruk. Guru galak yang merupakan guru olahraga itu nyentrik dengan baju kuning golkar juga pluit hitam yang selalu mengalungi lehernya. 

"Baik, terima kasih, Pak." Perempuan itu mengangguk kikuk. Matanya mengedar ke seisi kelas, hampir--tidak hampir lagi, tapi seluruh atensi mengarah padanya. Ia menelan ludah bulat-bulat, apalagi tatapan mengerikan guru yang berdiri di sampingnya, membuat suaranya menjadi tertahan.

"Ayo cepat dimulai perkenalkan diri nya." Nadanya santai, tapi entah kenapa logat medannya terdengar mengerikan.

"Perken--"

"How it goes but I know that I won't forget her
Cause we danced all night to the best song ever!"

"I think it went oh, oh, oh
I think it went yeah, yeah ..."

Seluruh atensi seketika berpindah kektika suara nyanyian itu menerobos pintu kelas. Semua murid 11 IPA 1 menatap cowok dengan ekspresi jangkrik yang berdiri di ambang pintu. Lengkap dengan tas di punggungnya, Altair mengusap tengkuknya sambil nyengir garing.

"Yeah," sambung Altair melengkapi lirik lagu Best Song Ever-nya One Direction. 

Mampus, gue! "Pak," sapa Altair kalem menganggukan kepala sambil tersenyum ramah.

Kenapa guru kuning itu ada di sini!

"ALTAIR!!! PRIIITTTTT!!!!" Pak Gelay langsung meniup peluitnya, melengking sampai seisi kelas menutup telinga suapaya nggak tuli dadakan. Kalau dibuat video, akan ada efek gempa bumi saat Pak Gelay meniup peluit.

Seisi kelas pucat pasi, sedangkan Altair nyengir kuda. "Hehe, pak. Saya kira nggak masuk, kan hari pertama sekolah sehabis libur semester biasanya gak belajar."

"Bapak ngajak olahraga hari senin?" tanya Altair sok akrab, membuat teman kelas yang menelan ludah. Pak Gelay kalau mengancam nilai, bukan perorangan, tapi satu kelas yang kena imbasnya. Oleh karena itu, banyak tatapan penuh peringatan dan wanti yang Altair dapatkan dari teman-temannya.

Santuy, Altair berucap itu pada teman-temannya tanpa suara dengan wajah meyakinkan.

"Diam!!!"

Satu kelas tersentak kaget.

"Saya wali kelas kalian!"

Tidak ada kabar yang lebih buru hari ini selain mengetahui kalau wali kelas pengganti bu Sri yang pindah adalah Pak Gelay--Legelay Gemulai Panturaya. Selamat 11 IPA 1, hari-hari bersama Pak Gelay akan penuh awan hitam. 

Altair At Aquila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang