Kematian

29.3K 1.9K 42
                                    

"Rossa!" Teriak Fiona sang putri dari kerajaan Vorexar, meneriaki sahabatnya yang saat ini diikat dengan banyak darah di gaunnya.

Fiona yakin dengan pasti itu semua karenakan sahabatnya disiksa oleh orang-orang jahat.

"Tidak Yang Mulia! saya mohon ampunilah Marchioness Scarlett, saya yakin dia tidak bersalah Yang Mulia!" Fiona berlutut di depan sang Kaisar kerajaan Vorexar. Memohon-mohon agar sahabatnya itu dilepaskan.

"Yang mulia, bukankah ini tidak adil? Anda bahkan belum menelusuri semua buktinya!" Bantah Fiona yang ingin menyelamatkan sahabatnya itu.

"Bawa putri kembali ke kamarnya!" Perintah Kaisar.

"Tidak!! Rossa!!" Pekik Fiona berusaha melepaskan diri dari para pelayan dan pengawal yang mencoba menjauhkannya dari sahabatnya itu.

Sementara Rossa tersenyum tipis, "Anda masih sangat baik padaku putri" Gumamnya.

Rossa yang saat ini terduduk lemas dengan tangan terikat kebelakang dan gaun indahnya yang sudah dipenuhi darah itu menghadap Kaisar yang menatapnya datar.

"Saya akan memberikanmu kematian tanpa rasa sakit!" Putus Kaisar.

Mendengar hal tersebut semua orang yang hadir di tempat itu merasa kecewa dengan keputusan Kaisar, termasuk ketiga pria yang menyandang status suami Rossa.

"Tidak Yang Mulia. Bukankah anda terlalu baik kepadanya? Jelas dia ingin membunuh kekasih saya, Yang Mulia!" Bantah Charles.

Rossa tersenyum tipis, sepertinya ketiga suaminya saat ini sangat ingin melihatnya mati secara perlahan dan menerima banyak rasa sakit, padahal ketiga suaminya itu sudah repot-repot mengutus seseorang untuk melukainya.

Dia menyesal sudah memberikan segalanya kepada ketiga suaminya itu, cintanya, kedudukannya. Semua itu tidak ada artinya setelah mengetahui akhirnya akan seperti ini.

"Yang Mulia, Ella kami sangat kesakitan saat ini!" Ucap Johann sambil memeluk erat Ella yang saat ini gemetar ketakutan.

Rossa sangat tau wanita itu sedang berpura-pura. Ingin rasanya dia mengumpat dan membocorkan semua kebusukan wanita itu.

"Yang Mulia anda harus memberikan keadilan pada siapa saja yang berusaha menyakiti wanita, bukankah wanita harus dilindungi. Terlebih Ella memiliki elemen cahaya, dia harus sangat dilindungi Yang Mulia!" Ucap Osamu.

Rossa yang mendengar alasan-alasan itu hanya tersenyum tipis, tidak masuk akal baginya hanya dengan alasan melindungi wanita yang memiliki elemen cahaya yang merupakan kebanggaan di seluruh dunia.

Lalu meminta Kaisar menyakiti dan membunuh Rossa yang merupakan istri mereka.

Bagi Rossa sehebat apapun dia, dia tetaplah pelakor. Yang merusak rumah tangganya bersama ketiga suaminya, dan Rossa hanya menuntut kembali cintanya.

"Buktinya sudah banyak Yang Mulia! Dia bahkan mencoba membunuh wanita lainnya!" Ucap Charles.

"Apalagi jumlah wanita dikerajaan kita sangatlah sedikit Yang Mulia. Saya mohon anda memberikan hukuman yang setimpal atas perbuatannya!" Pinta Osamu.

"Iya Yang mulia, jangan sampai jumlah wanita di kerajaan ini semakin sedikit. Bagaimana nasib kerajaan ini!" Ucap Johann.

Sang Kaisar merasa frustasi apalagi mendengar keluhan mereka itu membuat kepalanya seakan-akan segera pecah.

Lagipula siapa yang tidak peduli dengan kemakmuran kerajaan, dan siapa mereka yang berusaha mengatur Kaisar.

"Diam!" Henti Kaisar sambil mengeluarkan Aura mencekam.

"Kalian tidak berhak mengurusi keputusanku yang sudah bulat!" Tekannya, "Lepaskan ikatan dibelakangnya!" Perintah Kaisar.

Para pengawal segera melepaskan ikatan tali dibelakang Rossa. Rossa menatap Kaisar sendu.

Kaisar mendekati Rossa dan berbisik "Saya tidak bisa membuat putri saya membenci saya." Ucapnya.

Rossa sangat tau Kaisar sangat menyayangi putrinya itu, dia tersenyum tipis mengetahui fakta tersebut. Apalagi putri Fiona adalah sahabatnya yang selalu baik padanya.

Lalu Kaisar memerintahkan pelayannya, "Ambil racun Alterdie!".

Para pelayan itu bergegas mengambil botol racun yang diperintahkan Kaisar dan memberikannya kepada Rossa.

Rossa sangat tau jenis racun apa itu, tentu saja racun itu akan membuatnya langsung mati tanpa adanya rasa sakit.

"Minum itu!" Perintah Kaisar.

Rossa langsung meminum racun itu dalam sekali tegukan, seketika pandangannya memburam.

"Ck, ini kebohongan kan. Racun tetaplah racun, ini sangat sakit!" Gumam Rossa, kala merasakan rasa sakit di dadanya yang membuatnya kesulitan bernapas.

Bruk..

Rossa tersungkur di lantai istana, perlahan matanya mulai tertutup sambil melihat ketiga suaminya yang tampak tersenyum menyaksikan kematiannya.

"Aku akan membalas kalian!" Batin Rossa dengan penuh keyakinan.

🌹

Tok..tok..

Pintu kamar putri Fiona diketuk oleh pengawal istana.

Fiona langsung membuka pintu itu, "Katakan!" Perintahnya dengan wajah datar dan dingin.

Pengawal itu tersentak melihat sang putri memasang wajah datarnya dengan nada yang dingin, karena biasanya putri selalu memasang wajah penuh kasih dan lembut. Tapi ia langsung membuang pikiran negatifnya.

"Yang mulia putri, Marchiones Scarlett sudah tiada" Ucap Pengawal itu.

"Ya, aku sudah mengetahuinya!" Ujar Fiona.

"A-apa?" Pengawal itu terkejut dengan jawaban sang putri.

Tiba-tiba saja pengawal itu merasakan hawa dingin yang mencekam di sekitarnya, tubuhnya mulai gemetar ketakutan. Lalu ia berusaha memberanikan diri mengangkat kepalanya.

Bruk..

Tiba-tiba saja Fiona pingsan tak sadarkan diri.

Pengawal yang melihat itu menjadi panik, dia lekas memanggil pelayan dan dokter istana untuk membantu sang putri.

TBC

Terimakasih sudah membaca karya Hwang.

See you in the next chapter..

Pembalasan [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang