Sesuka apapun kamu kepada sesuatu jangan menyukainya terlalu berlebihan, gak baik.
Happy reading!
Astra mendesis kesal, bagaimana tidak sahabatnya, Lyra. Meninggalkannya duluan, akibat telpon dari Maminya yang mengharuskan dia cepat pulang.Lyra juga sudah menunggu sangat lama di parkiran, namun Astra sedang menjalani hukuman dari Pak Tobi, gara-gara terlambat masuk ke kelas.
“Ini semua gara-gara cowok sialan itu,” gerutu Astra.
Hari ini ia benar-benar sial, di hukum dua kali, dan berurusan dengan cowok seperti Galaksi, cowok songong dan menyebalkan di mata Astra.
“Nyalahin gue?” suara bariton itu membuat Astra segera menoleh ke arah sumber suara itu, dan benar saja seorang pria tampan sedang bersandar di depan mobil yang entah sejak kapan terparkir di hadapan Astra.
“Astra Lovania... Ketemu lagi kita.” ucapnya dengan nada yang dingin dan tatapan yang selalu menatap dengan tajam.
Astra meneguk ludahnya melihat raut wajah Galaksi yang menyeramkan di matanya, baru kali ini Astra di buat merinding oleh Laki-laki, biasanya para Lelaki yang akan menjauhi Astra jika sudah di bentak olehnya.
Namun sekarang, sepertinya dia sedang berurusan dengan tembok hidup.
“Sial banget gue, ketemu lo!” jelas Astra membuat Galaksi semakin mendekatinya.
“Why? Ini suatu keberuntungan buat lo.” pungkasnya membuat Astra memundurkan langkahnya.
“Astra lov—” belum sempat Galaksi meneruskan kalimatnya sudah terpotong oleh suara Astra.
“Stop! Jangan panggil nama gue, suara lo mirip setan.” pekik Astra membuat siswi di sampingnya tertawa pelan.
Sore begini apakah tidak ada angkutan umum yang lewat? Astra ingin segera pergi dari hadapan Galaksi.
“Takut?” tanya Galaksi membuat Astra seketika menatapnya.
“Siapa lo? Yang harus gue takutin?”
Galaksi mendengus pelan, ia menatap ke sekitarnya, menatap beberapa siswi yang ada di halte. Seketika semua siswa maupun siswi yang di tatap oleh Galaksi berhamburan pergi.
Astra tercengang melihat siswi yang mulai berlari kecil, setelah di tatap oleh Galaksi.
“Masih nanya, gue siapa, hm?” ujar Galaksi menatap Astra yang sedang kebingungan.
“Lo setan ya?” ucap Astra.
Di dalam hati Astra sudah berdoa agar ada seseorang yang menyelamatkannya dari Galaksi, takut? Tentu saja ia takut melihat Laki-laki yang berdiri di depannya ini, namun sebisa mungkin Astra menyembunyikan ketakutannya.
Galaksi menyeringai, matanya menatap tepat di manik mata cokelat Astra.
Dengan berani Astra menyenggol lengan Galaksi, lalu berjalan dengan cepat.
“Ini kenapa area sekolah tiba-tiba sepi sih.” decak Astra sambil terus berjalan dan sesekali menoleh kebelakang memastikan Laki-laki itu tidak mengikutinya.
“Kalo sampai cowok sialan itu, ngikutin gue, fiks banget dia kurang kerjaan!”
Sebuah mobil sport berhenti tepat di hadapan Astra yang masih berlari kecil, untung saja dirinya tidak tertabrak.
BRAK..
Astra memukul mobil yang hampir saja menabraknya. Sudah dibuat ketakutan sekarang malah dibuat jantungan, sial sekali.