Galaksi merebahkan tubuhnya di tempat tidur miliknya, cukup lelah seharian menghabiskan waktu dengan Astra.
Ia merasa nyaman bersama Astra, ia menyukai segalanya yang ada pada Astra, dan tidak menyukai jika Astra bersama Laki-laki lain.
Entah kenapa, ia merasa kesal jika melihat Astra bersama Laki-laki. Memikirkan kejadian tadi pagi dimana Saga merangkul Astra, sudah membuat ia emosi.
“Aneh banget, gue.”
Suara ketukan pintu membuat Galaksi membuka matanya.
Galaksi beranjak berdiri untuk membukakan pintu kamarnya, dan terlihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya.
“Kenapa, Ma?”
“Ayo turun, kita makan malam, papa kamu sudah pulang juga.”
“Iya, Mama duluan aja,”
“Cepat ya, Mama tunggu dibawah.”
Galaksi mengangguk patuh.
“Mana Galaksi?” tanya Denandra mencari putranya.
“Bentar lagi juga, Gala turun.” ujar Kiara lalu duduk di kursi meja makan.
“Bagaimana dengan sekolahnya, dia tidak membuat masalah kan?”
“Tidak, sayang.” ucap Kiara, suaminya itu selalu saja mempertanyakan hal yang sama.
Galaksi menuruni anak tangga, dengan menggunakan pakaian rumah, kaos putih dan celana pendek.
“Sini, sayang.”
“Hai, Pa.”
“Ya, Duduk Galaksi.”
Galaksi menurut, ia lalu menyodorkan piringnya yang langsung di isi nasi oleh Kiara.
“Lauknya, Mah.”
Kiara tersenyum ia lalu memberikan lauk ke piring Galaksi.
Keluarga kecil dah harmonis itu, makan dengan tenang, hanya dentuman sendok yang terdengar.
Galaksi sudah selesai dengan makanannya, ia mengambil air minum lalu meneguknya, begitupun dengan Papa dan Mamanya.
“Gala, ke atas ya Ma, Pa.”
“Tunggu, duduk lah dulu sebentar, Papa ingin mengatakan sesuatu.” ucap Denandra menatap putranya.