Tidakkah indah jika kita bersama.Seluruh siswa-siswi SMA GANTARA. Berkumpul di lapangan untuk menunggu pengumuman keluar.
Ya. Pengumuman kelulusan untuk kelas XII.
Galaksi mencari keberadaan Astra yang belum terlihat sejak dari pagi.
“Lo, liat Astra gak?” tanya Galaksi kepada murid yang bername tag Iqbal.
“Oh, Astra. Dia lagi di taman sama Bima.” ucap Iqbal lalu pergi.
Galaksi dengan langkah cepat melangkah menuju taman. Terlihat jelas dari ekspresinya jika ia sedang emosi.
Harusnya hari ini Astra bersamanya untuk yang terkahir.
“Kenapa, lo selalu bikin gue marah. Astra.” desis Galaksi melihat kedua orang yang sedang duduk di taman.
Astra yang di ajak oleh Bima untuk berbicara di taman. Mereka tersentak saat Galaksi memanggil Astra.
“Eh, Gal?”
“Seru keliatannya, gue boleh gabung?” tanya Galaksi membuat Astra menatapnya.
Bima berdiri menatap Galaksi. “Nggak usah, marah sama Astra. Gue cuma ngomong sebentar sama dia.” ucap Bima lalu melangkah meninggalkan Galaksi dan Astra.
Galaksi menarik tangan Astra untuk ikut bersamanya. Sesampainya di koridor, Galaksi menatap Astra dengan serius.
“Astra. Gue benar-benar nggak suka liat lo sama cowok lain!” ujar Galaksi.
Astra menghela nafas lalu mendongak menatap Galaksi yang lebih tinggi darinya. “Gue gak dekat, sama cowok lain, Gal!”
“Ya, gue tau.”
“Yaudah, mukanya jangan sangar gitu!” ucap Astra membuat Galaksi menatapnya dengan senyum tipis.
“Muka gue emang gini.”
“Iya lupa. Muka tembok emang gini ya.”
“Bukan, tembok juga kali!” sinis Galaksi.
Astra tertawa membuat Galaksi menyunggingkan senyumnya. Rasanya tidak rela jika harus meninggalkan Astra demi pendidikannya.
Galaksi merangkul Astra mereka melangkah ikut menunggu pengumuman di mading.
“Mau lanjut dimana?” tanya Galaksi
“Universitas di sini kok, cuma gue mau nabung dulu. Baru lanjut kuliah.” ucap Astra diangguki oleh Galaksi.