Galaksi dan Astra berada di dalam mobil, menuju ke Cafe untuk bertemu dengan orang yang Astra tidak kenal.
“Cafe, apa tadi namanya?” tanya Galaksi.
“Cafe Memories.”
“Kira-kira siapa ya, yang mau ketemu sama gue. Aneh banget.” ucap Astra.
“Mungkin temen lama lo.” ujar Galaksi.
“Nggak tau deh, tapi perasaan gue nggak karuan.”
Sesampainya di Cafe Memories, Astra dan Galaksi keluar dari mobil. Mereka berdua memasuki Cafe.
Tapi mereka berdua duduk di meja yang berbeda. Tadi mereka sudah mengatur rencana untuk duduk di meja yang terpisah.
Takut jika orang misterius itu tidak jadi bertemu dengan Astra karna melihatnya bersama Galaksi.
Astra menatap layar ponselnya, menunggu orang itu menelpon. Dan benar saja orang itu menelpon Astra.
“Di samping kiri mu, dekat jendela. Saya duduk disitu, kemarilah.” ucap perempuan di telpon lalu mematikan sambungan telepon.
Astra menoleh ke arah kiri dan betul saja ada satu perempuan dengan kaca mata hitam yang menghiasi wajahnya.
Astra menghampiri perempuan itu, lalu duduk didepannya.
Pergerakan mereka di awasi oleh dua orang.
Galaksi tidak melepaskan tatapannya dari Astra, khawatir jika terjadi apa-apa dengan Astra.
“Selamat sore, Astra Lovania.” ucap perempuan paruh baya, lalu melepaskan kacamatanya.
Astra terkejut melihat perempuan yang berada di hadapannya.
“Tante? Tante yang waktu itu kan?”
“Ya, itu saya yang kamu lihat saat datang di acara perjodohan Galaksi dan Awan anak saya.” ujarnya dengan angkuh.
“Ada apa, ingin bertemu dengan saya, Tante?”
“Saya tahu, kamu pasti butuh banyak uang kan?”
Astra diam, membiarkan perempuan paruh baya dihadapannya terus berbicara.
“Dan saya akan kasih, berapapun yang kamu inginkan, asalkan....”
“Asalkan, apa Tante?” tanya Astra mendapat tatapan tidak suka dari Lindi.
Lindi melanjutkan perkataannya. “Asalkan kamu, pergi dari kota ini! Pergi sejauh mungkin dari kota ini.” ujar Lindi membuat Astra kebingungan.
“Apa, alasan anda menyuruh saya pergi dari kota ini?”
“Kamu tidak perlu tahu! Yang jelasnya kamu harus pergi dari kota ini!”
“Anda tidak ada hak untuk menyuruh saya! Dan satu lagi, saya tidak tertarik dengan uang Anda Tante Lindi.” ujar Astra lalu beranjak berdiri namun tangannya di cekal oleh Lindi.